Kedudukan Shalat Syarat-syarat Melaksanakan Shalat

22

b. Kedudukan Shalat

Shalat bukan saja sebagai salah satu unsur agama Islam sabagaimanaa amalan-amalan yang lain, akan tetapi shalat adalah amalan yang menduduki sebagai unsur pokoknya, sebagaimana yang di jelaskan Rasulullah SAW, dalam hadist yang diriwayatkan Al Baihaqi, “Shalat adalah tiangnya agama, maka barang siapa yang menegakannya berarti menegakan agama, dan barang siapa yang meruntuhkannya berarti meruntuhkan agamanya”. Karena kedudukannya sebagai unsur pokok, maka shalat menjadi tempat bertumpu dan bergantung bagi amalan-amalan yang lain, artinya jika shalatnya baik maka baiklah pula seluruh amalannya, dan sebaliknya jika seseorang shalatnya buruk maka buruk pulalah amalan yang lainnya, hal ini ditegaskan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Ath Thabrani, “Yang pertama kali dihitung dari amlan-amalan hamba manusia pada hari kiamat adalah shalat. Jika amalan shalat itu baik, maka baiklah seluruh amalannya dan jika amalan shalat itu rusak maka rusaklah seluruh amalannya” Zakiah Daradjat, 1995:74. Berdasarkan paparan diatas, penulis menarik kesimpulan bahwa kedudukan shalat disini sangat tinggi sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, dibanding dengan ibadah-ibadah lain bahkan shalat ini menjadi tolak ukur ibadah-ibadah lain. Sehingga wajar saja jika hal tersebut menjadikan pembelajaran wajib bahkan diutamakan dari pembelajaran-pembelajaran agama lainnya baik di Sekolah Agama Non-formal, atau disekolah Formal seperti di sekolah dasar SD bahkan di sekolah luar biasa SLB dalam pelajaran agama Islam. 23

c. Syarat-syarat Melaksanakan Shalat

Shalat memiliki sejumlah syarat yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan shalat. Syarat-syarat tersebut yang menjadikan sah atau tidaknya shalat yang kita laksanan. Menurut Syaikh Abdul Qadir Ar-Rahbawi 2015:205-212 Shalat memiliki syarat-syarat dan tidak sah tanpa adanya syarat-syarat tersebut, syarat-syarat tersebut diantaranya : a mengetahui masuknya waktu shalat, b suci dari du hadast kecil dan besar, c sucinya baju, tubuh, dan tempat yang akan digunakan untuk shalat, d menutup aurat, e menghadap kiblat. Dari paparan Syaikh Abdul Qadir Ar-Rahbawi tersebut, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa syarat-syarat syah shalat haruslah dipenuhi seseorang sebelum melaksanakan shalat. Adapun shalat menjadi tidak sah bila syarat-syarat tersebut tidak terpenuhi. Syarat-syarat tersebut ialah mengetahui waktunya shalat, suci dari hadast besar atau kecil, suci dari segala najis dari semua yang kita pakai shalat dari tubuh, pakaian, hingga tempat shalat, menutup aurat, dan menghadap kiblat. Untuk itu, syarat tersebut menjadi wajib diketahui oleh seseorang yang akan belajar dan melaksanakan shalat, karena bagaimanapun tidak akan sah shalatnya sebelum syarat-syarat tersebut terpenuhi. Adapun pendapat dari ahli lain mengenai syarat-syarat shalat, menurut Moh. Rifa’I 2006:33, syarat-syarat shalat yang harus dipenuhi, yaitu : 24 1 Beragama Islam. 2 Sudah baligh dan berakal. 3 Suci dari hadast. 4 Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat shalat. 5 Menutup aurat, laki-laki auratnya antara pusar dan lutut, sedang wanita seluruh anggota badanya kecuali muka dan dua belah telah tangan. 6 Masuk waktu yang telah ditentukan, untuk masing-masing shalat. 7 Menghadap kiblat. 8 Mengetahui mana yang rukun dan mana yang yang sunnah. Jika dilihat pendapat dari Moh. Rifa’I pada point 8, penulis mengartikan bahwa sebelum seseorang melaksanakan shalat, seseorang tersebut harus mengetahui rukun shalat dan tatacara shalat sesuai aturan atau ajaran Rasulullah SAW. Untuk itu, seseorang harus belajar hal tersebut dan disinilah letak arah pembelajaran pelaksanaan shalat sebenarnya, yaitu seseorang belajar mengenai rukun-rukun shalat dan tata cara shalat sesuai aturan tertentu atau sesuai ajaran Rasulullah SAW. Maka setelah ini penulis akan memaparkan tentang cara melaksanakan shalat yang berisikan gerakan dan bacaan shalat sesuai aturan yang telah ditentukan yaitu aturan dalam Islam, aturan yang telah diajarkan Rasulullah SAW.

d. Cara Melaksanakan Shalat