Kriteria Keberhasilan METODE PENELITIAN

69 Peningkatan = post test – pre test 3. Pengambilan keputusan Peneliti melakukan uji tindakan, yaitu dengan cara menganalisis hasil tes evaluasi kemampuan memahami pembalajaran shalat peserta didik. Hipotesis dinyatakan diterima apabila indikator keberhasilan tindakan telah tercapai.

J. Kriteria Keberhasilan

Kriteria dan indikator keberhasilan digunakan untuk mengukur keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilakukan. Indikator keberhasilan berdasarkan hasil tes kemampuan pelaksanaan shalat sebelum dan sesudah diberikan tindakan. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila : 1. Hasil pasca tindakan hasil pra tindakan. 2. Hasil pasca tindakan ≥ KKM Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan yaitu 70. Dengan kata lain kriteria keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan kemampuan pelaksanaan shalat pada siswa autis di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta saat sebelum diberi tindakan dan setelah diberi tindakan. 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta, yang beralamat di Kanoman, Tegalpasar, Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta adalah sebuah sekolah khusus yang menangani atau yang khusus memberikan pelayanan dengan gangguan autisme. Sekolah ini menangani anak autis dari jenjang PAUD hingga sampai jenjang SMALB. Sekolah ini didirikan pada tanggal 9 Agustus 1999, dan mempunyai visi “Terwujudnya individu autism yang bertaqwa mampu berkomunikasi, bersosialisasi menuju kemandirian” serta misi “1 Menyelenggarakan layanan pendidikan terpadu bagi individu autism, 2 membimbing agar mampu bersosialisasi dengan lingkungan, 3 Membimbing agar mampu mencapai kemandirian”. Sekolah Khusus Autisme Bina Anggita Yogyakarta memiliki satu ruangan besar yang sering dipakai sebagai aula, tiga kelas yang dibatasi oleh penyekat, satu ruangan untuk UKS dan Perpustakaan, satu ruang Kesenian, satu ruang makan dan dapur, serta mushola untuk berlangsungnya proses pembelajaran. Masing-masing kelas memiliki fasilitas belajar yang memadai, yaitu meja biasa meja berlubang, kursi, whiteboard, dan alat pembelajaran lainnya. Adapun dalam pelaksanaannya, waktu penyelenggaraan belajar dibagi menjadi tiga bagian, yaitu kelas pagi, kelas siang, dan kelas sore yang dimulai dari pukul 7.30 WIB sampai pukul 16.00 WIB. Hal tersebut dimaksudkan agar setiap anak