24 1
Beragama Islam. 2
Sudah baligh dan berakal. 3
Suci dari hadast. 4
Suci seluruh anggota badan, pakaian dan tempat shalat. 5
Menutup aurat, laki-laki auratnya antara pusar dan lutut, sedang wanita seluruh anggota badanya kecuali muka dan dua belah telah
tangan. 6
Masuk waktu yang telah ditentukan, untuk masing-masing shalat. 7
Menghadap kiblat. 8
Mengetahui mana yang rukun dan mana yang yang sunnah. Jika dilihat pendapat dari Moh. Rifa’I pada point 8, penulis
mengartikan bahwa sebelum seseorang melaksanakan shalat, seseorang tersebut harus mengetahui rukun shalat dan tatacara shalat sesuai aturan atau
ajaran Rasulullah SAW. Untuk itu, seseorang harus belajar hal tersebut dan disinilah letak arah pembelajaran pelaksanaan shalat sebenarnya, yaitu
seseorang belajar mengenai rukun-rukun shalat dan tata cara shalat sesuai aturan tertentu atau sesuai ajaran Rasulullah SAW. Maka setelah ini penulis
akan memaparkan tentang cara melaksanakan shalat yang berisikan gerakan dan bacaan shalat sesuai aturan yang telah ditentukan yaitu aturan dalam
Islam, aturan yang telah diajarkan Rasulullah SAW.
d. Cara Melaksanakan Shalat
Adapun cara melaksanakan shalat dapat diartikan yaitu melaksanakan apa yang menjadi rukun-rukun shalat. Serta Islam telah memberitahui
bagaimana tatacara melaksanakan rukun-rukun shalat dari gerakan, bacaan sampai urutan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan sesuai ajaran
Rasulullah SAW. Adapun rukun shalat menurut Sulaiman Rasjid 2012:75- 87 adalah sebagai berikut,
1 Niat
25 2
Berdiri bagi yang kuasa 3
Takbiratul ihram 4
Membaca surat Al-Fatihah 5
Ruku 6
I’tidal 7
Sujud 8
Duduk diantara dua sujud 9
Duduk akhir 10
Membaca tasyahud akhir 11
Membaca shalawat atas Nabi Muhammad 12
Memberi salam 13
Menertibkan rukun Selain itu, menurut Aam Amirudin 2009:106-179 rukun-rukun shalat,
diantaranya : 1
Niat, 2
Berdiri bagi yang mampu, 3
Takbiratul ihram,
4
Memandang tempat sujud,
5
Meletakan tangan bersedekap,
6
Membaca doa Iftitah,
7
Membaca Isti’adzah,
8
Membaca surah Al-Fatihah,
9
Membaca amin,
10
Membaca surat,
11
Rukuk,
12
I’tidal,
13
Sujud
14
Duduk antara dua sujud,
15
Sujud kedua,
16
Duduk tasyahud tahiyyat,
17
Salam Berdasarkan paparan yang disampaikan Sulaiman Rasjid dan Aam
Amirudin, penulis menegaskan ada delapan gerakan yang harus dilakukan seseorang ketika melaksanakan shalat, yaitu : berdiri dengan bersedekap
sambil menatap tempat sujud, takbiratul ihram, ruku’, I’tidal, sujud, duduk
diantara dua sujud, dan duduk tasyahud atau tahiyat, serta salam. Sementara untuk bacaanya, semua gerakan yang dilakukan dalam shalat terdapat
26 bacaanya. Namun jika diperinci bacaan shalat terdapat 11 bacaan, yaitu :
niat, bacaan takbiratul ihram , do’a iftitah, surat Al-fatihah disertai dengan
bacaan amin, surat-surat pendek, bacaan ruku’, do’a i’tidal, bacaan sujud,
bacaan duduk diantara dua sujud, bacaan tasyahud atau tahiyat, dan salam. Semua dilakukan ada aturannya dan telah diatur oleh ajaran Rasulullah
SAW melalui hadist. Berikut penulis akan memaparkan rukun-rukun shalat dari gerakan dan bacaanya sesuai yang telah dijabarkan diatas.
1 Niat
Niat menurut bahasa artinya al-qhasdu bermaksud. Sedangkan menurut syariat, niat artinya menghadapkan hati pada suatu aktivitas
dengan mengharapkan ridho Allah SWT dan melaksanakan perintahnya. Niat ini dilaksanakan dan diucapkan dalam keadaan
berdiri tegak menghadap kiblat. Adapun bacaan niat sebagai berikut : Ushollii fardlolsh shubhi tergantung shalat yang dilaksanakan
rokataini mustaqbilal qiblati adaa-an imaamanmamuuman lillaahi taaalaa. Lalu mengangkat kedua belah tangan serta membaca Allahu
akbar Takbiratul Ihram, setelah itu kedua belah tangan kedua tangan disedekapkan pada dada Aam Amirudin, 2009:106.
Jadi dapat disimpulkan niat adalah perilaku atau sikap mengarahkan sesuatu pada apa yang akan kita lakukan dalam hal ini
adalah ibadah.
27 2
Berdiri bersedekap sambil memangdang temoat sujud Menurut Aam Amirudin 2009:108 menyatakan bahwa “shalat
wajib dilakukan sambil berdiri. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, Shalatlah sambil berdiri. Kalau kamu tidak mampu, lakukanlah sambil
duduk. Kalau kamu tidak mampu, lakukanlah sambil berbaring ”.
Keterangan ini menegaskan bahwa shalat wajib dilakukan sambil berdiri. Namun karena agama Islam itu memudahkan dalam hal
pelaksanaan ibadah jadi diberi pengecualian kalau memang tidak bisa melakakukannya.
Ketika berdiri, tangan lalu bersedekap. Dengan meletakan tangan kanan di atas pergelangan tangan kiri, dan letakan kedua tangan itu
sedikit diatas pusar bukan pada pusarnya. Hal itu dipertegas oleh sebuah hadist
yang diriwayatkan Bukhari dari Sahal bin Sa’ad r.a sebagai berikut, “orang-orang diperintahkan agar meletakan tangan kanan pada
pergelanagan tangan kiri ketika shalat” Aam Amirudin, 2009:112. Selain itu, ketika berdiri diharuskan bersedekap, juga pandangan kita
harus memandang tempat sujud. Menurut Aam Amirudin 2009:109, “kerjakan shalat mulai dari takbir hingga salam dengan mengarahkan
pandangan mata pada tempat sujud agar bisa lebih kosentrasi dan hati menjadi lebih khusyuk. Jangan menoleh ke kiri tau kekanan
”. Berdasarkan paparan tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa,
ketika berdiri, kita juga dituntut melakukan sikap sesuai ajaran Rasulullah dari tangan bersedekap dan memandang tempat sujud.
28 Hanya saja memandang tempat sujud dilakukan bukan hanya ketika
berdiri saja, tetapi sampai salam atau rukun shalat terakhir. 3
Takbiratul ihram Takbiratul ihram adalah takbir yang dilakukan saat akan memasuki
shalat. Adapun cara takbiratul ihram yaitu dengan mengankat kedua tangan sejajar bahu dengan jari jari rapat. Hal itu ditegaskan dengan
riwayat, “sesungguhnya Rasulullah SAW mengangkat kedua
tangannya bertepatan dengan bahu ketika memulai shalat ” HR Bukhari
dari Ibnu Umar r.a. atau boleh juga dengan mengangkat kedua tangan yang sejajar dengan telinga, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah
hadist yang dijelaskan oleh sahabat Wail bin Hajar r.a dan diriwayatkan Baihaqi,
“sungguh aku melihat dan memperhatikan bagaimana Rasulullah SAW melakukan shalat. Aku melihat beliau berdiri,
bertakbir, dan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan telinganya” Aam Amirudin, 2009:110.
Jadi dapat dikatakan disini ketika melakukan takbiratul ihram boleh sejajar dengan bahu, boleh sejajar dengan telinga. Adapun
ilustrasi gambara gerakan takbiratul ihram yang dilanjutkan dengan berdiri sambil bersedekap, adalah sebagai berikut :
29 Gambar 2 : Gerakan Takbiratul Ihram dan Berdiri dengan Bersedekap
Sumber: Ade Sukaryat. Buku Panduan Bacaan Shalat dan Ilmu Tajwid. http:lembayungsurga.files.wordpress.com
4 Membaca doa Iftitah
Do’a i’ftitah dibacaak ketika berdiri setelah takbiratul ihram. Rukun shalat ini termasuk rukun sunnah, artinya jika tidak
dilakukanpun shalat kita tetap sah. Menurut Aam Amirudin 2009:113, iftitah artinya pembuka,
karena sudah kita ketahui bahwa shalat adalah kumpulan dari doa- doa, dengan begitu doa iftitah artinya doa yang pertama kali dibaca
setelah takbiratul ihram. Doa iftitah hanya dibaca pada saat rakaat pertama, sementara rakaat berikutnya kita tidak perlu
membacanya. Para ahli fiqh menilai bahwa membaca doa fiqh statusnya sunnah. Artinya, kalau terlewatkan atau kita tidak baca,
shalatnya tetap sah. Adapun bacaan doa iftitah
menurut Moh Rifa’i 2006:39 adalah sebagai berikut
, “Innii wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal-ardha, haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin. Inna
shalaati wanusukii wamahyaaya wamamaatii lillaahi rabbil ‘alaamiina. Laa syariika lahu wabidzaalika umirtu wa ana minal
muslimiina”.
30 5
Membaca surah Al-Fatihah Setelah membaca
do’a I’ftitah, kemudian dilanjutkan dengan membaca surat Al-Faatihah.
Menurut Aam Amirudin 2009:120 Al-Faatihah artinya pembuka. Disebut demikan, karena surat tersebut menjadi surat pembuka
surat-surat yang ada dalam Al- Qur’an atau dalam kata lain Al-
Faatihah menduduki posisi nomor satu dalam urutan surat. Para pakar sepakat bahwa membaca surat Al-Fatihah setiap rakaat
adalah sebagai rukun shalat. Artinya apabila rukun itu ditinggalkan, suratnya dinilai tidak sah. Hal ini ditegaskan oleh
Rasulullah SAW dalam sabdanya, Tiada shalat yang sah bagi orang yang tidak membaca Al-Faatihah HR Bukhari.
Adapun bacaan surat Al-fatihah
menurut Moh. Rifa’i 2006:40-41 adalah sebagai berikut,
“Bismillahirrahma nirrahim. Alhamdulillahi rabbil alamin. Arrahma nirrahim. Maliki yaumiddin.Iyyaka nakbudu
waiyyaka nastain.
Ihdinassiratal mustaqim.
Siratal lazina
anamtaalaihim ghairil maghdubi alaihim waladdhalin ”.
Berdasarkan pendapat diatas, penulis menegaskan bahwa surat Al- fatihah wajib dibaca oleh setiap orang yang melaksanakan shalat,
artinya jika ditinggalkan shalat menjadi tidak sah. Serta shalat Al- fatihah dibcakan pada setiap rakaat.
Setelah membaca surat Al-fatihah disunnahkan membaca “amin.
Menurut Aam Amirudin 2009:126 “mengucapkan amin disunnahkan bagi setiap orang yang mendirikan shalat ketika mereka seslesai
membaca Al-fatihah, baik dalam shalat wajib maupun shalat sunnah, baik sebagai imam maupun sebagai makmum, baik laki-laki maupun
perempuan”.
31 6
Membaca surat Selesai membaca Al-Fatihah, lanjutkan dengan membaca surat
yang kita hafal dari semua surat yang ada dalam Al- Qu’an.
Menurut Aam Amiruddin 2009: 127 “dalam shalat membaca surat
disunnahkan hanya pada rakaat pertama dan kedua saja, sedangkan pada rakaat ketiga dan seterusnya hanya membaca surat Al-
Faatihah. Sebagaimana dalam riwayat hadist Nabi SAW berikut : Nabi SAW pada dua rakaat pertama Dzuhur membaca surat Al-
Faatihah dan dua surat, sedangkan pada dua rakaat terakhir hanya membaca Al-Faatihah seraya membacanya agak keras.
Beliau lebih memanjangkan bacaan rakaat pertama daripada kedua HR Bukhari dari Abu Qatadah r.a
”. Berdasarkan pendapat Aam Amirudin tersebut, dapat ditegaskan
bahwa surat hanya di baca pada kedua rakaat pertama, dan sebaiknya dengan surat-surat yang pendek atau surat-surat yang benar-benar
dihafal. Terlebih ketika membelajarkan pada anak, ajarkanlah yang surat yang mudah dihafal anak atau surat-surat pendek, karena
bagaimanapun hukum melafalkan bacaan ini adalah sunnah jadi utamakan yang wajib terlebih dahulu.
7 Ruku’
Selesai membaca surat, lalu dilanjutkan dengan ruku ’, dengan
mengankat kedua belah tangan setinggi telinga seraya membaca Allahu akbar seperti gerakan takbiratul ihram kemudia
ruku’ dengan cara badan membugkuk, kedua tangannya memegang lutut dan ditekankan
antara punggung dan kepala supaya rata. Hal tersebut dilakukan sambil membaca doa atau bacaan tasbih sebagai berikut,
“Subhaana rabbiyal ‘adziim i wa bihamdih”. yang artinya maha suci Tuhanku yang maha
32 agung dan dengan memuji-
Nya. Do’a ini dibaca tiga kali, sebagaimana dijelaskan dalam hadist berikut yang diriwayatkan Abu Daud, Tirmidzi
dan Ibnu Majah, “Jika salah seorang diantara kamu ruku’, lalu mengucapkan subhaana rabbiyal adzimi tiga kali, sungguh sempurna
rukuknya dan itu ukuran paling rendah” Aam Amirudin,2009:130- 131.
Adapun ilustrasi gambar gerakan ruku adalah sebagai berikut :
Gambar 3 : Gerakan Ruku Sumber: Ade Sukaryat. Buku Panduan Bacaan Shalat dan Ilmu Tajwid.
http:lembayungsurga.files.wordpress.com\ Dengan penjelasan tersebut dapat dipahami bahwa sebaiknya doa
atau bacaan tasbih tersebut dibaca tiga kali untuk meraih kesempurnaan, dan tidak ada batasan jumlah dalam membaca doa atau
tasbih tersebut. 8
I’tidal Selesai melaksanakan
ruku’, terus bangkit tegak berdiri dengan mengakat kedua belah tangan gerakan takbiratul ihram seraya
membaca : Sami’allaohuliman hamidah. Adapun bacaan yang harus
33 dilafalkan ketika i’tidal atau ketika sudah bangkit berdiri adalah sebagai
berikut : “Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawati wa mil’ul ardhi wa mil ‘umaasyita min syai’in ba’du”
.
Sebagaimana yang diterangkan oleh Ali bin Abu Thalib yang melihat Rasulullah SAW membaca doa tersebut
setelah membaca, “Sami’alloohuliman hamidah” Aam Amirudin, 2009:139.
Adapun ilustrasi gambar gerakan i’tidal adalah sebagai berikut :
Gambar 4 : Gerakan I’tidal
Sumber: Ade Sukaryat. Buku Panduan Bacaan Shalat dan Ilmu Tajwid. http:lembayungsurga.files.wordpress.com
9 Sujud
Sebagian ulama mengatakan bahwa sujud itu wajib dilakukan dengan tujuh anggota, dahi, dua telapak tangan, dua lutut, dan ujung jari
kedua kaki. Sujud dilakukan dengan meletakan dahi ke bumi dan ketika turun seraya membaca
“Allahu akbar”, dari posisi i’tidal tersungkur. Sulaiman Rasjid, 2012:83.
34 Adapun ilustrasi gambar gerakan sujud adalah sebagai berikut:
Gambar 5 : Gerakan Sujud Sumber: Ade Sukaryat. Buku Panduan Bacaan Shalat dan Ilmu Tajwid.
http:lembayungsurga.files.wordpress.com Menurut Moh Rifa’i 2006:44 “ketika sujud seraya membaca
tasbih sebagai berikut : Subhaana ra bbiyal a’laa wabihamdih”. Seperti
halnya ruku’, bacaan tersebut dilafalkan tiga kali untuk meraih
kesempurnaan, dan tidak ada batasan jumlah dalam membaca doa atau tasbih tersebut.
10 Duduk antara dua sujud
Menurut Aam Amirudin 2009:151 duduk diantara dua sujud dilakukan dengan cara iftisari, yaitu dengan cara merebahkan kaki
kiri dan duduk diatasnya, dengan posisi pantat diatasnya, sementara kaki kanan tegak dengan jemari kaki kanan tegak
dengan jemari kaki menempel lantai. Sedangkan telapak tangan kiri diletakan dilutut kiri dan telapak tangan kanan diletakan di
lutut kana dengan posisi jemari tangan menghadap kiblat. Gerakan duduk diataran dua sujud, jika di ilustrasikan pada
gambar adalah sebagai beriku:
35 Gambar 6 : Gerakan duduk di antara Sujud
Sumber: Ade Sukaryat. Buku Panduan Bacaan Shalat dan Ilmu Tajwid. http:lembayungsurga.files.wordpress.com
Adapun bacaan doa menurut Moh. Rifa’i 2006:44 ketika duduk
diantara dua sujud adalah sebagai berikut, “Robbighfirlii warhamnii
wajburnii warfa’ni warzuqni wahgcinii wa’aafani wa’fu ‘annii”. 11
Sujud kedua Selesai membaca doa duduk diantara dua sujud, kita sujud kembali
dan dilakukan seperti sujud pertama seraya membaca Allahu akbar dan dengan bacaan yang sama dengan sujud pertama
Moh Rifa’I, 2006:44. 12
Duduk tasyahud tahiyyat Rukun ini dilakukan pada rakaat kedua, atau keempat jika rakaat
lebih dari tiga. Hal ini dilakukan dengan duduk dan telapak kaki kanan tegak serta telapak kaki kiri diduduki, sebagaimana hadist Rasulullah
SAW dari Abu Humaid as- Sa’idi sebagai berikut: “kemudian beliau
duduk dengan melipat kaki kirinya dan mendudukinya, meletakan telapak tangan kanan diatas lutut kanan dan meletakan telapak tangan
kiri diatas lutu kir inya” Aam Amirudin, 2009:154
36 Adapun gerakan duduk tasyahud tahiyyat adalah sebagai berikut
:
Gambar 7 : Gerakan duduk tasyahud tahiyyat Sumber: Ade Sukaryat. Buku Panduan Bacaan Shalat dan Ilmu
Tajwid. http:lembayungsurga.files.wordpress.com Selain daripada itu gerakan yang perlu dilakukan adalah pandangan
mata mengarah pada telunjuk, bukan pada tempat sujud. Hal ini berbeda saat kita berdiri pada posisi berdiri yang mengarahkan pandangan ke
tempat sujud, sebagaimana yang dijelaskan oleh Zubair r,a berikut : “Apabila Rasulullah SAW duduk tahiyyat beliau meletakan tangan
kanannya pada paha kanan dan tangan kirinya pada paha kirinya, dan beliau mengisyaratkan ddengan telunjuknya, sedangkan pandangan
matanya tidak melampaui telunjuknya”. Sedangakan bagaimana mengisyaratkan telunjuknya, sebagaimana riwayat Rasulullah SAW
yang diriwayatkan Baihaqi, yaitu “..maka beliau meletakan siku
kanannya diatas paha kanannya lalu melipat jari manis dan kelingking. Kemudian membuat bulatan dengan jari tengah dan ibu jari, dan
berisyarat dengan telunjuknya ” Aam Amirudin, 2009:156.
37 Adapun menurut Moh. Rifa’I 2006:45-46 bacaan ketika tasyahud
tahiyyat dilakaukan sebagai berikut:
“Attahiyyatul Mubarakaatush sholawaatuth thayyibatu lillaah,
Assalaamu’alaika ayyuhan
nabiyyu warahmatullaahi
wabarakaatuh, Assalaamu’alaina wa’alaa ‘ibaadillaahish shoolihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna
Muhammadan rasuulullaah. Allahhumma sholli ‘alaa Saidina Muhammad wa ‘ala aalihi Saidina Muhammad. kamaa sholaita
‘ala saidina Ibrahiim wa ‘ala aalihi saidina Ibrahiim, wa baarik ‘ala saidina Muhammad wa ‘ala aalihi saidina Muhammad,
kamaa baarakta ‘ala saidina Ibrahiim wa ‘ala aalihi saidina Ibrahiim, fil a
lamina innaka hamiidum majiid”. Namun jika dilihat pendapat dari Sulaiman Rasjid rukun tersebut
dipisahkan, antara bacaan tasyahudtahiyat dengan shalawat nabi. Tetapi pada dasarnya tatacara shalat antara kedua ahli tersebut tetaplah
sama. Yaitu dibacakan sewaktu duduk tasyahudtahhiyat, dan dibacakan sebelum rukun terakhir atau salam.
Perlu diketahui juga bahwa duduk Tasyahudtahiyat ada dua, yaitu tahiyattasyahud awal dengan tahiyattasyahud akhir. Bedanya ketika
tasyahud awal berakhir, langsung bangkit berdiri dan melanjutkan rakaat, sedangkan tasyahud akhir dilanjutkan salam.
13 Salam
Salam adalah penutup shalat atau rukun terakhir dalam shalat, sebagaimana disabdakan Nabi SAW yang diriwayatkan Abu Daud,
Tirmidzi, dan Ibnu Majah , “kunci shalat adalah bersuci, permulaanya
adalah takbir dan penutupnya adalah salam” Syaikh Abdul Qadir Ar- Rahbawi, 2015:228.
38 Gerakan salam yaitu menoleh kekanan dan kemudian ke kiri
sampai kelihatan masing-masing pipi dari arah belakang. Sebagaimana riwayat Nabi SAW yang dikatakan
oleh Sa’ad bin Abi Waqash r.a, “Aku pernah melihat Rasulullah SAW salam sambil menengok ke
kanan dan ke kiri sehingga aku dapat melihat pipinya yang putih.”. Adapun
bacaan ketika
menoleh sambil
mengucapkan, “Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh” Aam Amirudin,
2009:174. Jika dilihat dari paparan-paparan tersebut, serta rukun-rukun tersebut
dikategorikan fardhu dan sunnahnya, artinya jika sunnah boleh tidak dilakukan atau dapat diartikan lagi shalat tetap sah jika rukun tersebut tidak
dilakukan . Rukun tersebut ialah do’a iftitah dan surat-surat pendek. Namun
ketika dalam pembelajaran, sebaiknya tetap diajarkan sehingga anak mengetahui keseluruhan dari rukun shalat, baik yang wajib maupun yang
sunnah.
e. Hal-hal yang Membatalkan Shalat