Perencanaan Tindakan “planning” Prosedur Penelitian

51 Gambar 9. Desain Model penelitian Kemmis dan McTaggart Sumber: Suharsimi Arikunto, 2010: 132

C. Prosedur Penelitian

Berdasarkan desain yang digunakan dalam penelitian ini, maka penelitian ini dapat dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Perencanaan Tindakan “planning”

Menurut Suharsimi Arikunto 2006: 17 berpendapat bahwa “cara yang dikatakan ideal karena adanya upaya untuk mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang dilakukan ”. Apabila pengamatan dilakukan oleh orang lain, pengamatannya lebih cermat dan hasilnya akan lebih objektif. Dalam penelitian kolaborasi pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti bukan guru. Kolaborasi dapat dilakukan dengan cara bergantian mengamati. 52 Tahap penelitian diawali dengan observasi dan diskusi dengan guru kelas. Observasi dilakukan untuk mengetahui tingkat kemampuan pelaksanaan shalat dengan tujuan untuk menyusun langkah-langkah kegiatan dalam pembelajaran agama Islam dengan menggunakan metode demonstrasi. Diskusi dilakukan dengan tujuan untuk menemukan kesepakatan antara peneliti dan guru kelas dalam menyusun rencana kegiatan pembelajaran. Rencana tindakan mencakup semua langkah tindakan secara rinci, yaitu perencanaan pembuatan RPPRPI, menentukan kriteria ketuntasan minimal KKM, persiapan bahan ajar dan metode, test siklus I, teknik mengajar dan teknik evaluasi. Dalam tahap ini yaitu mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan proses pemberian tindakan pada pembelajaran shalat dengan menggunakan metode demonstrasi. Adapun aktivitas yang dilakukan oleh peneliti dan guru kolabolator dalam perencanaan ini yaitu : a. Peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas untuk melakukan kolaborasi dalam menentukan focus penelitian yaitu kemampuan pelaksanaan shalat. b. Menentukan materi-materi yang akan disampaikan mengenai pembelajaran shalat yang akan diajarkan pada proses pelaksanaan. c. Peneliti dan guru berdiskusi tentang cara pelaksanaan menggunakan metode demonstrasi yang akan diterapkan dalam pembelajaran shalat. d. Peneliti mengkonsultasikan soal pretest dan post test yang akan dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal anak dan untuk 53 mengetahui hasil dari penerapan metode demonstrasi dalam pembelajaran shalat. e. Mengukur kemampuan anak menggunakan pretest, kemudian peneliti dan guru bersama-sama mengevaluasi hasil dari penerapan metode demonstrasi. f. Menyusun RPPRPI dengan materi bacaan dan tatacara shalat kemudian mengkonsultasikan kepada guru kelas. g. Menetapkan kompetensi dasar kemudian menetapkan indikator pembelajaran berdasarkan kompetensi dasar yakni : Tabel 1 : Kompetensi Dasar dan Indikator pada Pembelajaran Shalat Kompetensi Dasar Indikator Pembelajaran Memahami tatacara, gerakan dan bacaan shalat. 1. Siswa dapat mengetahui dan melakukan gerakan shalat. 2. Siswa dapat mengetahui dan menghafal bacaan shalat. 3. Siswa dapat memahami tatacara shalat dan dapat melaksanakan shalat. h. Menyiapkan tempat dan alat pembelajaran. i. Menetapkan instrumen evaluasi yang digunakan. j. Menyiapkan pedoman observasi aktivitas siswa autis saat pembelajaran berupa daftar check list yang digunakan pada saat proses pembelajaran berlangsung serta instrumen berupa tes hasil belajar praktek yang digunakan untuk tes kemampuan awal dan tes pasca tindakan. k. Menetapkan kriteria keberhasilan tindakan yaitu kemampuan siswa autis dalam memahami pembelajaran dengan nilai KKM. 54

2. Tindakan “acting”