92 terkadang kehilangan kosentrasi dan melakukan perilaku stereotipnya. Namun
subjek mudah kembali perhatiannya jika ada arahan dari guru.
6. Deskripsi Data Hasil Tindakan Siklus I
Berdasarkan Post-test yang telah dilakukan pada tanggal 04 Agustus 2016 nilai siswa pada siklus I diharapkan dapat meningkatkan kemampuan awalnya dan
tentunya mencapai kriterian nilai KKM yang telah ditetapkan yakni 70. Peningkatan yang diharapkan terkait kemampuan siswa dalam pelaksanaan shalat
menggunakan metode demonstrasi. Gambaran mengenai perubahan hasil belajar siswa autis kelas XI ditunjukan pada tabel di bawah ini.
Tabel 6. Hasil Tes Kemampuan Pasca Tindakan Siklus I Pelaksanaan Shalat pada Pembelajaran Agama Islam Anak Autisme.
Nama Subjek
Nilai KKM Total Skor
yang Dicapai Nilai
Pencapaian Kategori
Peningkatan
GN 70
76 67,8
Baik 25
Berdasarkan hasil pasca tindakan pada tabel diatas menunjukan hasil kemampuan pelaksanaan shalat pada anak autis di siklus I meningkat sebesar 25.
Dari tabel tersebut dapat diketahui nilai pasca tindakan yang diperoleh subjek GN yaitu 67,8, nilai tersebut masuk dalam kriteria baik. Selanjutnya kemampuan subjek
dalam melaksanakan shalat dapat digambarkan sebagai berikut : 1.
Kemampuan subjek dalam mengenal konsep shalat sebenarnya sudah dapat menerangkan apa pengertian shalat dan rukun-rukun shalat namun
terkadang siswa belum dapat mandiri menyebutkannya. Harus diberi klu atau stimulus terlebih dahulu, baru subjek dapat menyebutkannya atau
menjawabnya.
93 2.
Kemampuan subjek dalam mempraktikan gerakan-gerakan shalat secara keseluruhan subjek sudah dapat mempraktikan gerakan-gerakan shalat
namun masih perlu adanya sedikit arahan dari guru. Adapun yang perlu di banyak bantuan arahan dari guru yaitu terkait rukun duduk diatara dua
sujud, subjek duduk seenaknya ketika guru tidak mengarahkan. Hal tersebut juga dipengaruhi oleh postur tubuh subjek yang besar.
3. Kemampuan subjek dalam melafalkan bacaan-bacaan, pada beberapa
rukun subjek sudah dapat melafalkannya sendiri seperti dalam melafalkan bacaan takbiratul ihram, surat Al-fatihah yang dilanjutkan dengan
melafalkan bacaan amin, dan melafalkan salam. Adapun dalam melafalkan surat Al-Ikhlas, ruku dan sujud subjek masih membutuhkan sedikit arahan
dari guru sedangkan untuk melafalkan niat , do’a iftitah, do’a I’tidal, duduk
diantara dua sujud serta bacaan tasyahudtahiyat subjek masih membutuhkan banyak bimbingan.
4. Adapun kemampuan subjek terkait menyusun langkah-langkah rukun
shalat, secara keseluruhan subjek masih membutuhkan bimbingan dari guru, dari 9 aspek yang dinilai hanya satu aspek yang dapat subjek lakukan
sendiri yakni pada rukun salam, selebihnya subjek masih membutuhkan bimbingan atau arahan dari guru.
Berdasarkan post-test yang telah dilaksanakan skor yang didapat subjek dari keempat aspek yakni sebesar 76 dari skor maksmial 112. Kemudian skor tersebut
di konversikan menjadi nilai pencapaian melalui hitungan rumus yang telah ditetapkan sebagai berikut:
94 Nilai :
� �ℎ �� �
ℎ �� � �ℎ
�
x 100 :
� : 67,8
Hasil dari hitungan tersebut menunjukan nilai pencapaian yang di raih subjek sebesar 67,8. Hasil dari perhitungan tersebut kemudian dibandingkan dengan
kriteria ketuntasan minimal KKM yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70 dan pencapaian nilai saat pre-test. Hal tersebut untuk membandingkan atau melihat
kenaikan pencapaian saat sebelum tindakan dengan sesudah tindakan diberikan. Untuk lebih jelasnya perbandingan tersebut dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
Gambar 11. Grafik kemampuan pasca-tindakan siklus I anak autis dalam pembelajaran shalat.
Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa kemampuan subjek dalam pelaksanaan shalat masih belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal KKM
yang telah ditetapkan yaitu sebesar 70 walaupun sudah masuk kriteria baik.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
GN 70
42.8 67.8
KKM Pre-test
Post-test
95
7. Refleksi Tindakan Siklus I