Hubungan Model Belajar Kontrol Diri dengan Model Kelas Imersi

4. Latihan pengembangan ketrampilan dan konsep Training for skill and concept development, dan 5. Latihan asertif Assertive trainning Salah satu model pembelajaran dari kelompok behavioral system yaitu belajar control diri Learning self control dibahas lebih lanjut dengan pertimbangan model tersebut sejalan dengan penerapan Kelas Imersi sebagai model pembelajaran efektif dalam rangka meningkatan penguasaan bahasa asing dan apresiasi budaya pembelajar.

2.2.1 Hubungan Model Belajar Kontrol Diri dengan Model Kelas Imersi

Kelas Imersi merupakan suatu istilah dalam model pembelajaran bahasa dan apresiasi budaya yang mengupayakan terciptanya suasana dan lingkungan pembelajaran yang mendukung kemampuan siswa dalam menguasai bahasa asing tertentu lengkap dengan apresiasi budayanya, dalam hal ini Bahasa Inggris. Penciptaan kondisi ini berupa “memaksa” siswa untuk selalu berkomunikasi dan berinteraksi menggunakan Bahasa Inggris selama proses pembelajaran berlangsung dan bahkan sepanjang hari-hari mereka di sekolah. Pengkondisian semacam ini secara teori akan mempercepat penguasaan Bahasa Inggris siswa dan meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya dari bahasa tersebut. Kepala Sekolah, guru dan seluruh warga sekolah seyogyanya selalu melakukan pembiasaan berupa menggunakan Bahasa Inggris baik dalam menyampaikan materi pembelajaran dan kegiatan-kegiatan lain sepanjang hari mereka di sekolah. Sehingga respon yang diharapkan dari kondisi tersebut adalah perubahan perilaku siswa berupa kemampuan menggunakan Bahasa Inggris yang benar sesuai konteks. Konteks ini diciptakan oleh kepala sekolah, guru dan seluruh warga sekolah dengan memanfaatkan lingkungan yang ada disekitar tempat pembelajaran khususnya kelas. Pola semacam itu diharapkan dapat mengembangkan keterampilan berbahasa Inggris siswa, interaksi sosial mereka dengan lingkungannya, keterampilan mereka mengelola diri jika berhadapan dengan lingkungan dan masyarakat serta dapat menghilangkan rasa takut salah dan cemas ketika berkomunikasi dalam Bahasa Inggris. Dalam penelitian ini, stimulus dan respon diciptakan dalam Model Kelas Imersi untuk meningkatkan perubahan perilaku siswa berupa kemampuan berbahasa Inggris yang baik dan memenuhi standar. Sekolah sebagai lingkungan pembelajaran harus mampu merencanakan dan menciptakan situasi yang memungkinkan terjadi interaksi antara komponen pembelajaran yang meliputi guru, siswa, kepala sekolah, dan karyawan. Hal tersebut sesuai dengan prinsip “to immerse” yang berarti “mencelup”, dalam pengertian ini semua komponen “mencelup” dalam suatu wadah yang berwujud Model Kelas Imersi. Jadi antara siswa dan guru, siswa dengan siswa, siswa dengan kepala sekolah, dan siswa dengan karyawan serta seluruh warga sekolah dapat saling menyatu dalam satu “kondisi” sehingga maksud dan tujuan pengadaan Kelas Imersi dapat tercapai. Menurut Kern 2000 dan juga Kramsch 1993 dalam Agustian Et. All 2004 : 44 yang terpenting dalam pembelajaran bahasa asing adalah keterlibatan para guru dan siswa yang bersifat perenungan reflektif untuk belajar menggunakan serta menikmati bahasa baru. Namun pada saat yang bersamaan mereka juga merefleksikan pembelajaran dalam penggunaan. Kenikmatan tersebut dalam rangka memperoleh pemahaman yang lebih mendalam bukan hanya terhadap bahasa akan tetapi juga memahami diri sendiri ketika mereka menjelajahi dunia realita yang ada dalam bahasa tersebut. Dengan demikian, model pembelajaran kontrol diri dengan mengelola kontingensi terwujud dalam Model Kelas Imersi yang melibatkan kepala sekolah, guru, siswa dan seluruh warga sekolah aktif dalam proses pembelajaran bersama sehingga Bahasa Inggris dapat digunakan, dinikmati, dan direfleksikan oleh siswa untuk memperoleh pemahaman yang mendalam terhadap bahasa tersebut, juga terhadap dirinya ketika terlibat dalam realita yang ada dalam bahasa itu.

2.3 Pengertian Tentang Kelas Imersi