Jika konsep sekolah mengacu pada konsep yang efektif maka sekolah tersebut harus memiliki profil yang kuat, mandiri, inovatif dan memberikan iklim yang kondusif
bagi warganya untuk mengembangkan sikap kritis, kreatif, dinamis dan penuh motivasi. Sekolah demikian akan memiliki akuntabilitas kuat pada siswa dan warganya melalui
pemberian pelayanan yang bermutu. Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga Kependidikan lain adalah tenaga profesional
yang harus terus menerus berinovasi demi kemajuan sekolah. Jadi kekuatan manajemen kepala sekolah sangatlah diperlukan dalam rangka memberikan pelayanan yang bermutu
bagi warga sekolah khususnya siswa sehingga dapat memberikan outcomes yang memuaskan masyarakat.
Untuk dapat mencapai tujuan tersebut pendekatan manajemen yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan proses menurut Koontz dan O’donnel 1984
yaitu adanya perencanaan planning, pengorganisaian organizing, penyusunan personalia staffing, pengarahan leading, dan pengawasan controlling
2.1.1 Perencanaan Planning
Fungsi perencanaan planning, menurut Burhanuddin 1994 : 167, perencanaan adalah aktivitas pengambilan keputusan tentang sasaran objectives apa
yang akan dicapai, tindakan apa yang akan diambil dalam rangka mencapai tujuan atau sasaran tersebut dan siapa yang akan melaksanakan tugas tersebut. Dalam dunia
pendidikan perencanaan merupakan pedoman yang harus dibuat dan dilaksanakan sehingga usaha pencapaian tujuan lembaga itu dapat efektif dan efisien.
Sebagai perbandingan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh fungsi ini dalam manajemen secara umum, yaitu kegiatan dalam fungsi ini meliputi 1 menentukan
tujuan dan menjelaskannya, 2 membuat ramalan forecast, 3 menentukan asumsi dan kondisi awal untuk melaksanakan pekerjaan, 4 merumuskan cara yang terbaik untuk
mencapai tujuan, 5 menentukan policy dan prosedur kerja, 6 mengantisipasi kemungkinan munculnya masalah, dan 7 memodifikasi rancangan dasar hasil
pengawasan. Sedangkan menurut Husaini Usman 2006 : 48 fungsi perencanaan adalah
sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan dalam suatu periode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan.
Oleh sebab itu proses perencanaan juga meliputi kegiatan merumuskan tujuan yang akan dicapai, mengumpulkan data yang diperlukan untuk membuat rencana,
menetapkan perencanaan dan memprediksi hambatan dan hal-hal yang mendukung, menentukan alternatif-alternatif yang akan ditempuh dalam pelaksanaan, memilih
alternatif terbaik dan menetapkan urutan dan waktu. Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara
matang pada hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
2.1.2 Pengorganisasian Organizing
Dalam manajemen umum proses pengorganisasian berfungsi sebagai alat untuk : 1 mengidentifikasikan pekerjaan yang harus dilakukan, 2 membuat struktur
organisasi, 3 menetapkan aturan hubungan kerja, 4 menentukan wewenang dan tanggung jawab, 5 mengatur usaha bersama.
Sedangkan fungsi pengorganisasian organizing, menurut Sondang P. Siagian 1982 : 4, adalah keseluruhan proses pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas,
tanggung jawab, dan wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatuan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. Sebagai perbandingan, ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh fungsi ini dalam manajemen secara umum, yaitu 1 menjabarkan tugas-tugas yang lebih
operasional, 2 mengelompokkan dan membuat hirarki tugas-tugas yang sejenis, 3 menghubungkan antar kelompok petugas sehingga mudah diatur, 4 mendeskripsikan
tugas setiap posisi, 5 memilih dan menempatkan pegawai yang sesuai dengan persyaratan tugas, dan 6 mendeskripsikan tugas dan wewenang setiap posisi.
2.1.3 Penyusunan Staf Staffing