Menilai Pelaksanaan dan Mengambil Tindakan Korektif

ini tentu saja sangat membantu melengkapi dan menutupi kekurangan-kekurangan guru di sekolah. Demikianlah tadi kelima faktor yang dapat menjadi pendukung efektifnya pengelolaan Program Kelas Imersi di SMA Negeri 1 Kota Magelang dan sekaligus dapat menjadi motivasi bagi seluruh warga sekolah.

4.2.5 Pengawasan Staf Oleh Kepala Sekolah

Dalam pengawasan, Kepala Sekolah selalu memantau hal-hal yang memang sudah ditekankan sebelumnya dan menjadi komitmen bersama. Diantaranya adalah untuk tidak menimbulkan kecemburuan sosial maka pengelolaan Program Kelas Imersi harus diupayakan tidak menjadi kegiatan yang eksklusif, sebagaimana yang disampaikan Kepala Sekolah di bawah ini : “Ya..ya.. untuk pengawasan, ini kan dulu sudah selalu saya tekankan bahwa Program Kelas Imersi ini harus tidak eksklusif ” C.L.W.KA.02 .

4.2.5.1 Menilai Pelaksanaan dan Mengambil Tindakan Korektif

Yang pertama dilihat oleh Kepala Sekolah dalam hal ini adalah bagaimana suasana Kelas Imersi, bagaimana sarana dan prasarananya, masih seperti yang ditentukan dalam perencanaan atau tidak secara keseluruhan. Kemudian bagaimana iuran atau pungutan-pungutan keuangan yang dilakukan pihak sekolah terhadap siswa-siswa Kelas Imersi, sesuai dengan kesepakatan atau ada tambahan-tambahan pungutan keuangan, lalu untuk apa. Hal-hal seperti itu tidak boleh terjadi tanpa kesepakatan bersama.Dan kenyataannya segala sesuatu masih berjalan sesuai dengan kesepakatan bersama yang tertuang dalam perencanaan. Berikutnya adalah Proses Belajar Mengajar. Pengawasan dalam proses belajar mengajar ini yang paling penting. Sebab pengkondisian penggunaan Bahasa Inggris bagi siswa-siswa Kelas Imersi bukan hanya di dalam kelas saja namun harus berkesinambungan baik di dalam maupun di luar kelas selama anak-anak tersebut berada di sekolah. Maka yang pertama diamati oleh Kepala Sekolah adalah apakah para siswa sudah terlayani dengan Bahasa Inggris selama di luar kelas, misalnya di perpustakaan, di lab, di kantor tata usaha. Dan ternyata memang belum terlayani sampai dengan tahun kedua program. Hal ini memang lebih disebabkan kemampuan tenaga perpustakaan, laboratorium dan tata usaha tidak seperti kemampuan para guru di dalam menangkap pelatihan dan mengaplikasikannya di lapangan, sesuai yang dituturkan ke dua siswa dan guru berikut ini: “ Di layani dengan menggunakan bahasa Inggris? Wah, tidak pernah tuh Malah kalau kami-kami para siswa nanya pakai bahasa Inggris duluan, ibu dan bapak petugas itu njawabnya pakai bahasa Indonesia ada yang malah pakai bahasa Jawa. Pada ndak bisa” C.L.W.S.01. “ Omong-omong pakai bahasa Inggris di luar kelas? Ya, senang sekali tapi biasanya hanya dengan sesama kawan Imersi atau dengan guru-guru. Kalau dengan petugas-petugas TU dan karyawan sekolah tidak pernah. Kami takut dibilang nggaya, sombong.... nggak pernah bu” C.L.W.S.02 . “ Kalau pelayanan bahasa Inggris di kelas waktu PBM tujuh mapel sudah mulai membaik dan membaik. Nah, kalau untuk TU dan karyawan lab, perpus, satpam dan kantin, wah.....kami masih sangat malu bu Tere...blas belum bisa. Maklum ya.. mereka itu sering tidak percaya diri dan memang latar belakang pendidikannya tidak seperti guru-guru. Atau bu Tere punya saran ? Untuk yang kemampuannya rendah begitu bagaimana cara melatihnya ? ” C.L.W.WKK.01 . Langkah pengawasan berikutnya adalah PBM di dalam kelas. Hal paling penting yang harus dilihat adalah administrasi mengajar para guru pengampu mata pelajaran Imersi. Rencana pemelajarannya seperti apa, ada sistematikanya apa tidak, ada alat peraganya apa tidak, jika tidak mengapa alasannya. Kemudian berikutnya bagaimana instrument evaluasinya, baik evaluasi harian maupun evaluasi semesteran. Apakah benar sudah tertulis dalam Bahasa Inggris semua. Lalu bagaimana hasilnya yang dicapai oleh siswa Kelas Imersi, sesuai apa tidak dengan target yang telah direncanakan. Andai tidak sesuai mengapa sebabnya. Lalu dibandingkan juga dengan hasil belajar siswa Kelas Reguler, bisa mencapai hasil yang sama apa tidak. Jika tidak, maka harus dilihat bagaimana penangkapan para siswa Kelas Imersi terhadap penyajian para guru. Ada kesulitan-kesulitan apa dalam menangkap penjelasan-penjelasan yang diberikan oleh bapakibu guru pengampu 7 tujuh mata pelajaran Imersi. Seperti dituturkan bapak Cahyo berikut ini : “ Kita tidak mau kecolongan bu Tere, artinya hanya berbahasa Inggris ria tapi nanti ketinggalan mutu. Dalam hal-hal tertentu dari mapel tertentu itu kan mengenal ada satu pemahaman konsep. Kadang kala teman-teman itu menggunakan bahasa Inggris itu kesulitan. Maka saya instruksikan kepada teman-teman agar kalau menemui kesulitan jangan memaksakan kehendak, pakai bahasa Indonesia saja. Daripada nanti siswa itu bingung sehingga mutu terabaikan dan tidak tercapai malah payah “ C.L.W.WKH. 01 .

4.2.5.2 Penyampaian Hasil Pengawasan