Pengawasan Oleh Kepala Sekolah

Dari kelima potensi pendukung yang dimiliki SMA Negeri 1 Kota Magelang tersebut Kepala Sekolah dapat dengan maksimal mengarahkan serta mengkondisikan suasana dan situasi pembelajaran model Kelas Imersi secara lebih efektif.

4.3.5 Pengawasan Oleh Kepala Sekolah

Fungsi pengawasan controlling, menurut George R. Terry Burhanudin, 1994 : 229, adalah proses penentuan apa yang dicapai, yakni standar apa yang sedang dihasilkan, yaitu pelaksanaan, menilai dan mengevaluasi pelaksanaan, dan bilamana perlu mengambil tindakan korektif sehingga pelaksanaan dapat berjalan menurut rencana. Sedangkan dari paparan data yang ada terlihat bahwa Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Magelang telah melakukan tugas pengawasannya dengan baik. Keikut sertaan Kepala Sekolah dalam setiap tahapan kegiatan dan pelaksanaan tugas “Team Program Imersi” setiap harinya, menunjukkan bahwa Kepala Sekolah sangat faham dan melihat langsung proses pelaksanaan tanggung jawab dan wewenang yang diberikannya. Dengan demikian Kepala Sekolah akan segera mengetahui kendala-kendala yang terjadi dilapangan sedini mungkin dan segera melakukan revisi aktifitas team atas dasar pengawasan. Pertemuan rutin mingguan yang dilaksanakan oleh “Team Program Imersi” yang selalu diarahkan oleh Kepala Sekolah sebagai arena sharring antar staf, juga sering dimanfaatkan oleh Kepala Sekolah untuk mengambil tindakan-tindakan korektif dari hasil temuan dan catatan-catatan pengawasan yang dilakukannya setiap hari di lapangan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aktifitas kontrol atas dasar hasil pengawasan oleh Kepala Sekolah selalu diinformasikan kepada seluruh stafnya yang duduk dalam “Team Program Imersi” untuk dievaluasi dan direvisi bersama-sama, bertahap dan berkesinambungan. Dari hasil pengawasan yang dilakukan, Kepala Sekolah menyadari adanya faktor-faktor penghambat kelancaran program. Yang paling nampak menghambat adalah kemampuan berbahasa Inggris para karyawan dan tata usaha SMA Negeri 1 Kota Magelang. Faktor penghambat tersebut memang selama ini belum dapat tertutupi sebab Program Imersi adalah totalitas pelayanan terhadap siswa dalam Bahasa Inggris baik di dalam maupun di luar kelas. Semestinya siswa memang harus dibentuk pola pikirnya untuk selalu berbahasa Inggris dan tidak boleh ada alternatif lain selain menggunakan Bahasa Inggris sepanjang hari-hari mereka di sekolah. Namun demikian perjalanan waktu memang masih terlalu pendek untuk terjadinya perubahan paradigma dari seluruh warga sekolah, bukan hanya para guru namun juga karyawan dan tata usaha, petugas lab, perpustakaan dan satpam sekalipun. Sementara di sisi lain nampak bahwa Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Magelang juga tetap tidak ingin terjadi penurunan mutu lulusan hanya karena terlalu konsentrasi pada satu program Model Kelas Imersi yang memang memerlukan waktu relatif cukup panjang untuk dapat dilihat hasilnya secara sempurna. Sebab untuk merubah sikap dan pola pikir seluruh warga sekolah memang bukan hal yang mudah. Meskipun masih terlihat kekurangan dan kendala di dalam proses pengelolaan Program Kelas Imersi, khususnya dalam pelayanan Bahasa Inggris di luar kelas, namun Kepala Sekolah masih tetap nampak potensial di dalam mengelola proses secara keseluruhan terbukti dengan hasil kelulusan angkatan pertama yang menempati peringkat ketiga tingkat Provinsi Jawa Tengah. 87

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan tentang manajemen Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Magelang dalam mengelola program Kelas Imersi dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan tahapan-tahapan langkah dan prosedur kerja yang telah dilakukan oleh Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Magelang telah sesuai dengan prinsip-prinsip dalam manajemen. Pertama adalah kekuatan manajemen Kepala Sekolah. Mulai dari perencanaan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Kota Magelang tampak telah melakukan tahapan yang runtut dan sistematis mulai dari pengambilan keputusan untuk menentukan sasaran yang akan dicapai, tindakan-tindakan yang harus segera diambil dalam rangka mencapai tujuan, sarana prasarana yang dibutuhkan dan juga staf guru serta karyawan tata usaha yang harus melaksanakan tugas-tugas tersebut serta sejauh mana pedoman yang harus dipegang. Kedua, langkah di atas itu diimplementasikan dalam pengorganisasian dengan membentuk team pelaksana harian yang diberi nama “Team Program Imersi”. Dengan struktur organisasi yang disepakati bersama, Kepala Sekolah dan Team menetapkan aturan hubungan kerja serta menentukan wewenang tugas dan tanggung jawab untuk memudahkan usaha bersama. Kemudian dalam pengorganisasian Kepala Sekolah membagi habis tugas kepada seluruh staf yang dipilihnya sendiri dalam proses Staffing.