Pembelajaran Kimia Kajian Teori

11 Menurut Oemar Hamalik 2011: 36 belajar dapat didefinisikan sebagai modifikasi atau memperkokoh kelakuan melalui suatu pengalaman. Disebutkan pula bahwa belajar merupakan sebuah proses, suatu kegiatan dan bukan merupakan hasil atau tujuan. Belajar tidak hanya sekedar mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni proses memahami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan tingkah laku yaitu membentuk kepribadian individu yang seutuhnya. Dari berbagai definisi diatas, belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku seorang individu karena adanya interaksi antara individu tersebut dengan lingkungannya sehingga membentuk kepribadian seorang individu secara utuh. Dari kegiatan interaksi terhadap lingkungannya, seorang individu tidak hanya dapat terus memperluas pengetahuan tetapi juga mampu memperkaya pengalaman berdasarkan realita yang dialami individu seumur hidupnya.

2. Pembelajaran Kimia

Pembelajaran adalah sebuah upaya yang dilakukan oleh guru untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai model sehingga peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal Sugihartono dkk., 2007: 81. Menurut Rusman 2011: 1 pembelajaran didefinisikan sebagai suatu sistem, yang terdiri atas berbagai komponen yang saling berkaitan satu sama lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan, materi, model, dan evaluasi. 12 Keempat komponen pembelajaran tersebut harus diperhatikan oleh guru dalam memilih dan menentukan model-model pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Pembelajaran kimia merupakan kegiatan belajar mengajar kimia ditinjau dari sudut kegiatan peserta didik yang berupa pengalaman belajar peserta didik, yakni kegiatan yang direncanakan oleh pendidik kimia untuk dilaksanakan oleh peserta didik selama kegiatan belajar mengajar kimia, sebagai upaya untuk membelajarkan peserta didik. Proses pembelajaran kimia terdiri atas tiga tahap secara keseluruhan, yakni perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran atau penilaian hasil belajar. Penilaian proses pembelajaran merupakan tahap akhir proses pembelajaran kimia Sukardjo dan Lis Permana Sari, 2007:5. Tujuan pembelajaran kimia adalah untuk memperoleh pemahaman yang tahan lama mengenai beberapa fakta, kemampuan mengenal dan memecahkan masalah, mempunyai ketrampilan di dalam laboratorium, serta mempunyai sikap ilmiah yang ditampilkan dalam kenyataan sehari-hari Tresna Sastrawijaya, 1988: 113. Berdasarkan Permendiknas No.22 tahun 2006 Depdiknas, 2006: 460 pembelajaran kimia di SMAMA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: a. Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta menggabungkan dengan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa. 13 b. Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. c. Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau ekperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara ilmiah dan tertulis. d. Meningkatkan kesadaran tentang terapan ilmu kimia yang dapat bermanfaat juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan masyarakat. e. Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori ilmu kimia serta saling keterikatannya dan penerapannya untuk menjelaskan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.

3. Model Pembelajaran Konstruktivistik