Kelas dengan model pembelajaran Problem Based Learning PBL

75 belajar sedangkan skor posttest nilai karakter merupakan skor nilai karakter akhir peserta didik setelah mengikuti pembelajaran dengan model Project Based Learning PjBL. Berdasarkan pengamatan peneliti, pembelajaran dengan model Project Based Learning PjBL yang telah dilakukan, dapat meningkatkan pemahaman tentang sistem koloid karena pada model pembelajaran ini peserta didik dituntut untuk kritis dan aktif dalam memecahkan suatu permasalahan sehingga dapat diperoleh suatu jawaban dari permasalahan tersebut. Pemecahan masalah menggunakan model Project Based Learning PjBL membutuhkan kerja keras dan keaktifan peserta didik karena dalam menemukan jawabannya, peserta didik tidak hanya dituntut untuk mencari informasi lebih dalam terkait masalah yang akan dipecahkan akan tetapi peserta didik juga dihadapkan pada penyelesaian sebuah proyek, sehingga proyek yang dilaksanakan mampu terselesaikan dengan baik dan peserta didik mampu menemukan jawaban atas permasalahan yang ada. Peserta didik juga mampu memahami konsep dari suatu materi pelajaran serta menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan pengalaman belajar melalui proyek yang telah dilakukan.

b. Kelas dengan model pembelajaran Problem Based Learning PBL

Pelaksanaan pembelajaran kimia dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL ini dilaksanakan pada kelas XI MIA 2 yang terdiri dari 26 peserta didik. Proses pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, dimana tiap minggu nya dilaksanakan satu kali tatap muka untuk mata pelajaran kimia dengan alokasi waktu selama 4 jam 76 pelajaran. Pada pertemuan pertama dilaksanakan kegiatan pretest dan pengisian angket nilai karakter yang kemudian dilanjutkan dengan kegiatan belajar mengajar yang meliputi kegiatan demonstrasi, diskusi, penyampaian materi, serta penyajian studi kasus tentang sistem koloid. Langkah pembelajaran yang dilalui dalam pembelajaran Problem Based Learning PBL hampir sama dengan kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelajaran Project Based Learning PjBL hanya saja terdapat perbedaan cara peserta didik dalam mendalami sebuah konsep. Jika pada kelas eksperimen 1 peserta didik dittuntut untuk lebih memahami konsep tentang sistem koloid dengan cara pelaksaanaan sebuah proyek, pada kelas eksperimen 2 peneliti menyajikan sebuah studi kasus tentang sistem koloid yang selanjutnya studi kasus tersebut akan dianalisis oleh peserta didik secara berkelompok. Pada pertemuan pertama dikelas Problem Based Learning PBL, peneliti membagi peserta didik menjadi 6 kelompok dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4 sampai 5 orang peserta didik. Peneliti juga memberikan handout yang diharapkan mampu membuat peserta didik lebih memahami materi sistem koloid dengan lebih mudah. Kelompok yang sudah dibuat selanjutnya akan digunakan sebagai kelompok diskusi didalam kelas dan juga sebagai kelompok pada kegiatan pemecahan studi kasus diluar kelas. Pada kegiatan belajar didalam kelas, sama halnya dengan pada kelas eskperimnen 1, peneliti menyajikan kegiatan demonstrasi tentang pemahaman terhadap sistem koloid dan sifat-sifatnya. Peserta didik duduk dalam kelompok masing-masing selama 77 kegiatan belajar berlangsung, agar peserta didik mampu mengemukakan pendapat secara aktif dan mampu menarik kesimpulan dengan lebih mudah. Sebelum kegiatan demonstrasi dilaksanakan, peserta didik diberi LKPD terlebih dahulu untuk selanjutnya LKPD tersebut dapat digunakan sebagai penuntun peserta didik dalam menarik kesimpulan tentang kegiatan demonstrasi yang dilakukan. Selanjutnya, ketika kegiatan demonstrasi berlangsung, dengan didampingi peneliti, masing-masing perwakilan kelompok dipersilakan maju kedepan kelas dan melakukan kegiatan demonstrasi dengan bimbingan peneliti. Peneliti juga mendampingi anggota diskusi kelompok dalam mencatat data yang diperoleh sampai dengan kegiatan penarikan kesimpulan selama kegiatan demonstrasi berlangsung. Usai kegiatan demonstrasi, peneliti meminta salah seorang perwakilan kelompok selain yang telah melakukan demonstrasi untuk mempresentasikan hasil diskusi didepan kelas. Berbeda dengan kelas eksperimen 1, selama kegiatan presentasi berlangsung, terlihat peserta didik kurang aktif dalam bertanya, menyanggah maupun memberikan masukan pada kelompok yang sedang melakukan presentasi. Pada dasarnya, peserta didik terlihat antusias baik saat kegiatan penyampaian materi, saat berdiskusi, saat melakukan, memperhatikan, hingga mempresentasikan hasil diskusi mengenai kegiatan demonstrasi tentang pemahaman terhadap sistem koloid beserta sifat- sifatnya, hanya saja beberapa peserta didik masih terlihat ragu dalam bertanya maupun dalam berpendapat. Kegiatan selanjutnya adalah penyajian studi kasus tentang pembuatan koloid, peserta didik menganalisa studi kasus tersebut bersama kelompoknya. 78 Selanjutnya, dengan hasil analisa peserta didik pada pertemuan pertama, peserta didik diminta untuk memecahkan jawaban atas studi kasus yang diberikan dan diberikan tenggang waktu selama satu pekan kedepan. Peneliti memberikan kriteria bahwa jawaban atas studi kasus tersebut harus berdasarkan sumber informasi yang baik dan terperinci. Kegiatan pemecahan jawaban atas studi kasus yang diberikan, secara berkelompok dilakukan di luar jam pelajaran dengan tenggang waktu selama satu pekan untuk kemudian hasilnya dipresentasikan pada pertemuan berikutnya. Pada pertemuan kedua, peserta didik sudah siap dengan jawaban hasil diskusi mengenai studi kasus yang telah dipecahkan oleh masing-masing kelompok. Satu-persatu kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka selama tenggang waktu satu pekan. Presentasi yang dilakukan peserta didik dengan menggunakan media power point yang dilengkapi dengan berbagai sumber informasi yang peserta didik gunakan untuk memecahkan jawaban atas studi kasus yang diberikan hingga penjelasan mengenai jawaban secara runtut dan terperinci. Pada pertemuan kedua ini, peserta didik nampak lebih antusias dalam bertanya, menyanggah, maupun memberi kritik dan saran pada kegiatan presentasi. Kegiatan presentasi hingga penarikan kesimpulan ini dilakukan kurang lebih selama dua jam pelajaran. Selanjutnya, pada dua jam pelajaran berikutnya peserta didik diberikan soal posttest prestasi untuk materi sistem koloid dan juga peserta didik dipersilakan mengisi angket nilai karakter akhir. Berdasarkan pengamatan peneliti, pembelajaran dengan model Problem Based Learning PBL yang telah dilakukan, dapat meningkatkan pemahaman 79 tentang sistem koloid. Pada model pembelajaran ini, peserta dihadapkan pada sebuah permasalahan yang harus ditemukan jawabannya. Peserta didik juga dituntut untuk belajar dan memperluas wawasan dari berbagai sumber informasi untuk memperkaya pengetahuan dan juga menemukan jawaban atas perasalahan yang ada. Dengan model pembelajaran PBL ini, peserta didik mampu membangun pribadi yang aktif dan kritis dalam memecahkan permasalaan atau persoalan yang mereka temukan dari materi sistem koloid ini, sehingga peserta didik mampu memahami konsep dengan berbekal sumber informasi yang luas sebagai media belajar dan kemudian mampu mengaplikasikan ilmu yang peserta didik peroleh untuk diaplikasikan secara positif pada kehidupan sehari-hari.

c. Efektivitas Model Project Based Learning PjBL dan Problem Based