79 tentang sistem koloid. Pada model pembelajaran ini, peserta dihadapkan pada
sebuah permasalahan yang harus ditemukan jawabannya. Peserta didik juga dituntut untuk belajar dan memperluas wawasan dari berbagai sumber
informasi untuk memperkaya pengetahuan dan juga menemukan jawaban atas perasalahan yang ada. Dengan model pembelajaran PBL ini, peserta didik
mampu membangun pribadi yang aktif dan kritis dalam memecahkan permasalaan atau persoalan yang mereka temukan dari materi sistem koloid ini,
sehingga peserta didik mampu memahami konsep dengan berbekal sumber informasi yang luas sebagai media belajar dan kemudian mampu
mengaplikasikan ilmu yang peserta didik peroleh untuk diaplikasikan secara positif pada kehidupan sehari-hari.
c. Efektivitas Model Project Based Learning PjBL dan Problem Based
Learning PBL ditinjau dari Nilai Karakter Peserta Didik.
Efektivitas model Project Based Learning PjBL dan Problem Based Learning PBL terhadap nilai karakter dalam hal ini diukur dengan
menggunakan angket nilai karakter yang diberikan kepada peserta didik sebanyak dua kali, yaitu sebelum dan sesudah pembelajaran dengan model
Project Based Learning PjBL di kelas eksperimen 1 maupun model Problem Based Learning PBL di kelas eksperimen 2.
Hipotesis nol H pertama dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan
yang signifikan pada nilai karakter peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Project Based Learning
PjBL. Uji yang digunakan adalah uji-t sama subjek. Berdasarkan hasil
80 pengukuran nilai karakter peserta didik dikelas eksperimen 1 yang
menggunakan model pembelajaran Project Based Learning PjBL, terdapat peningkatan antara rata-rata skor nilai karakter awal dan akhir yaitu 36,31
menjadi 41,38. Berdasarkan hasil uji-t sama subjek pada kelas eksperimen 1 diperoleh nilai Sig. sebesar 0,001 Sig. 0,05. Hal tersebut menunjukkan
bahwa H ditolak. Hasil ini menunjukkan ada perbedaan berupa peningkatan
yang signifikan untuk nilai karakter peserta didik pada kelas eksperimen 1 sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
Project Based Learning PjBL.
Hipotesis nol H yang kedua adalah tidak ada perbedaan yang signifikan
pada nilai karakter peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning PBL. Pada kelas
ekperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran Problem based Learning PBL, juga tampak adanya perbedaan yang signifikan berupa adanya
peningkatan nilai karakter peserta didik jika dilihat dari rata-rata skor nilai karakter awal dan akhir yakni dari 35,12 menjadi 40,50. Hasil uji-t sama subjek
pada kelas eksperimen 2 didapatkan nilai Sig. sebesar 0,000 Sig. 0,05 yang berarti bahwa H
ditolak. Hasil ini menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada nilai karakter peserta didik sebelum dan sesudah mengikuti
pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning PBL. Hipotesis nol H
yang ketiga dalam penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang signifikan pada nilai karakter antara peserta didik yang
mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Project Based
81 Learning PjBL dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning PBL. Uji yang digunakan adalah uji-t beda subjek karena analisis perbedaan ini menggunakan
desain satu faktor yaitu selisih skor nilai karakter antara peserta didik kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2. Uji-t dilakukan terhadap gain skor, yaitu
selisih antara skor nilai karakter sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran, baik dengan menggunakan model pembelajaran Project Based Learning
PjBL maupun Problem Based Learning PBL. Rerata gain skor nilai karakter kelas eksperimen 1 yang menggunakan model pembelejaran Project Based
Learning PjBL adalah sebesar 5,0769 sedangkan rerata gain skor nilai karakter kelas eksperimen 2 yang menggunakan model pembelejaran Problem
Based Learning PjBL adalah sebesar 5,3846. Hasil analisis menggunakan uji-t beda subjek menunjukkan nilai Sig. sebesar 0,479. Hal ini berarti H
diterima, dan H
a
ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan yang signifikan pada nilai karakter antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Project Based Learning PjBL dengan peserta didik yang mengikuti pembelajaran menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning PBL. Namun, pada Lampiran 13 dapat dilihat bahwa rerata gain skor pada kelas eksperimen 2 lebih besar 5,3846 dibandingkan dengan rerata
gain skor pada kelas eksperimen 1 5,0769. Hal ini menunjukkan bahwa secara matematis ada perbedaan peningkatan nilai karakter peserta didik kelas
eksperimen 2, namun perbedaan ini tidak bermakna secara statistik. Selain itu, peserta didik sama-sama baru melaksanakan pembelajaran ini pada kurun
82 waktu yang cukup singkat sehingga respon yang diberikan peserta didik tidak
jauh berbeda. Faktor berikutnya adalah peserta didik kelas PjBL maupun kelas PBL sama-sama belajar dan berinteraksi langsung dengan lingkungannya baik
didalam kelas maupun diluar kelas, walaupun dalam hal ini konsep koloid disajikan dengan model yang berbeda untuk masing-masing kelas, sehingga
nilai-nilai karakter positif yang diperoleh oleh peserta didik menjadi relatif sama atau berimbang. Hal ini lah yang diduga menjadi faktor tidak adanya
perbedaan nilai karakter yang signifikan antara peserta didik yang mengikuti pembelajaran dengan model PjBL dan model PBL.
d. Efektivitas Model Project Based Learning PjBL dan Problem Based