Project Based Learning PjBL

16 membentuk pengetahuannya sendiri. Peserta didik dituntut untuk aktif berpikir, berpartisipasi dalam kegiatan, menyusun konsep, dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari Eveline dan Hartini Nara: 41. Model pembelajaran konstruktivistik merupakan model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai subjek belajar student oriented. Peserta didik lebih diarahkan pada kegiatan belajar melalui pengalaman yang riil. Cara berpikir dan partisipasi aktif dari peserta didik akan membantu peserta didik dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Kegiatan konstruksi pengetahuan ini merupakan kegiatan pembentukan pengetahuan berdasarkan pengalaman belajar yang dimiliki peserta didik.

4. Project Based Learning PjBL

Project Based Learning PjBL atau pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam merancang tujuan pembelajaran untuk menghasilkan produk atau proyek yang nyata. Proyek-proyek yang dibuat oleh peserta didik mendorong berbagai kemampuan, tidak hanya pengetahuan atau masalah teknis, tetapi juga keterampilan praktis seperti mengatasi informasi yang tidak lengkap atau tidak tepat; menentukan tujuan sendiri; dan kerjasama kelompok Sutirman, 2013: 43. Menurut Daryanto 2009: 409, Project Based Learning PjBL merupakan cara belajar yang memberikan kebebasan berpikir pada peserta didik yang berkaitan dengan isi atau bahan pembelajaran dan tujuan yang direncanakan. 17 Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Learning PjBL sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation dalam Instructional Module Project Based Learning 2005 yakni terdiri dari: a. Mulai dengan pertanyaan penting Pembelajaran dimulai dengan mengajukan pertanyaan esensial atau penting, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas. Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relevan untuk para peserta didik. b. Merancang rencana proyek Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dan peserta didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek. c. Membuat jadwal Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: 1 Membuat susunan waktu kegiatan untuk menyelesaikan proyek, 18 2 Membuat batas waktu penyelesaian proyek, 3 Membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, 4 Membimbing peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan proyek, dan 5 Meminta peserta didik untuk membuat penjelasan alasan tentang pemilihan suatu cara. d. Memantau peserta didik dan kemajuan proyek Guru bertanggung jawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain guru berperan menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang penting. e. Menilai hasil Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing- masing peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai peserta didik, membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. f. Mengevaluasi pengalaman Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini 19 peserta didik diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek. Guru dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya ditemukan suatu temuan baru new inquiry untuk menjawab permasalahan yang diajukan pada tahap pertama pembelajaran. Penerapan Project Based Learning PjBL membawa keuntungan bagi peserta didik, hal ini merupakan pengalaman yang dilakukan oleh Intel Corporation melalui Intel Teach Program 2007 dalam Sutirman, 2013: 45. Adapun keuntungan bagi peserta didik yang dimaksud adalah sebagai berikut: a Meningkatkan frekuensi kehadiran, menumbuhkan kemandirian, dan sikap positif peserta didik terhadap belajar; b Memberikan keuntungan akademik yang sama atau lebih baik daripada yang dihasilkan oleh model lain, dimana peserta didik yang terlibat dalam proyek memiliki tanggung jawab yang lebih besar untuk pembelajaran mereka sendiri; c Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan keterampilan yang kompleks, seperti berpikir tingkat tingi, pemecahan masalah, bekerja sama, dan berkomunikasi; d Memperluas akses belajar peserta didik sehinga menjadi strategi untuk melibatkan peserta didik dengan beragam budaya. Berdasarkan berbagai pendapat di atas, Project Based Learning PjBL dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran yang mendorong peserta 20 didik untuk berpartisipasi secara aktif dalam kegiatan pembelajaran agar mampu merancang tujuan pembelajaran sendiri dan kemudian peserta didik mampu menghasilkan produk atau proyek. Project Based Learning PjBL atau pembelajaran berbasis proyek lebih menitikberatkan proses pembelajaran kepada peserta didik student oriented dan guru berperan sebagai fasilitator. Project Based Learning PjBL merupakan salah satu model pembelajaran yang berbasis pendekatan konstruktivistik dimana peserta didik mengkonstruksi atau membangun pengetahuannya berdasarkan pengalaman belajar yang diperoleh secara nyata. Selain itu, Project Based Learning PjBL mampu memaksimalkan peserta didik dalam menggali ilmu pengetahuan, menumbuhkan sikap positif terhadap belajar, dan mampu meningkatkan interaksi peserta didik dalam belajar secara kelompok, sehingga dalam pembelajaran model Project Based Learning PjBL ini peserta didik tidak hanya belajar pada aspek kognitif saja namun di dalamnya juga terdapat pembelajaran nilai-nilai karakter yang diperoleh peserta didik selama proses pembelajaran.

5. Problem Based Learning PBL