Pengertian Paired Storytelling Paired Storytelling

27 tugas atau permasalahan yang otentik, relevan, dan dipresentasikan dalam satu konteks, serta bertujuan untuk memecahkan permasalahan- permasalahan kehidupan. Wina Sanjaya 2007: 212 mengungapkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah. Berdasarkan macam-macam model pembelajaran yang telah dijelaskan di atas, peneliti memilih menggunakan model paired storytelling yang termasuk dalam model pembelajaran kooperatif untuk diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan berbicara.

D. Paired Storytelling

1. Pengertian Paired Storytelling

Model pembelajaran paired storytelling, termasuk dalam model cooperative learning. Model pembelajaran ini, menekankan kepada kegiatan bekerja sama antara siswa yang satu dengan yang lain untuk mencapai suatu tujuan. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan pembentukan kelompok kecil sehingga siswa akan saling bekerja bersama untuk memaksimalkan kegiatan belajarnya sendiri dan juga anggota yang lain. Model paired storytelling disebut juga bercerita berpasangan yaitu teknik yang dikembangkan sebagai pendekatan interaktif antara siswa, pengajaran dan bahan pengajaran. Lebih lanjut, Anita L ie 1994: 3 mengungkapkan “Paired Storytelling uses reading and writing together and cooperative learning to help students become more effectively and communicate in the target 28 language”. Maksud dari pernyataan ini adalah paired storytelling menggunakan keterampilan membaca dan menulis secara bersama dan membantu siswa dalam belajar dengan melakukan kerjasama agar hasil yang didapatkan lebih efektif dan mengkomunikasikan hasil kerja bersama siswa yang lain. Model ini bisa digunakan dalam pengajaran membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara karena teknik ini menggabungkan kegiatan membaca, menulis, mendengarkan dan berbicara. Model paired storytelling dapat diterapkan pada beberapa mata pelajaran, misalnya Ilmu Pengetahuan Sosial IPS, agama, dan bahasa. Bahan pelajaran yang cocok digunakan dengan model ini adalah bahan yang bersifat naratif dan deskriptif. Pendekatan pembelajaran dengan menggunakan model paired storytelling menurut Anita Lie 1994: 4 mempunyai lima karakteristik penting dalam mengajar siswa, antara lain sebagai berikut. “first, that the students cultural background plays an important role in reading comprehension; second, that L2 second language readers should use the same sorts of skills as effective L1first language readers do; third, that reading should be integrated with writing; fourth, that students should be engaged in nonthreatening cooperative context; and fifth, they should have opportunity to process information effectively and communicate in the target language .” Maksud dari pernyataan mengenai lima karakteristik yang diperhatikan guru dalam pendekatan pembelajaran menggunakan model paired storytelling adalah pertama, memperhatikan skemata atau latar belakang pengalaman siswa. Kedua, guru membantu siswa untuk mengaktifkan skemata ini agar bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Skemata merupakan dasar pembangunan pemikiran dan selalu berkembang sejalan dengan kapasitas pengalaman atau latar belakang siswa. Ketiga, pengalaman yang didapatkan 29 oleh siswa setelah kegiatan membaca dilanjutkan dengan kegiatan menulis. Keempat, siswa dalam model pembelajaran ini harus bekerjasama antara siswa satu dengan lainnya. Lima, setiap siswa yang telah bekerjasama mengolah informasi memiliki kesempatan untuk mengkomunikasikan pengalaman yang telah diperolehnya. Dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran paired storytelling siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan hasil pemikiran siswa akan dihargai sehingga siswa akan termotivasi untuk belajar. Siswa akan bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong sehingga mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi. Model paired storytelling merupakan kegiatan pembelajaran dengan cara mengelompokkan tim kecil, yaitu empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda. Keberhasilan kerja setiap kelompok sangat bergantung kepada sikap atau perilaku bersama keterlibatan semua anggota kelompok dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerja sama yang teratur dalam kelompok. Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok dengan cara memberikan hadiah reward kepada kelompok yang mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan mempunyai ketergantungan positif yang memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal 30 dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan setiap kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan model pembelajaran paired storytelling merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dalam kegiatan pembelajaran siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Hasil dari pemikiran siswa akan dihargai sehingga siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar, selain itu siswa akan bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi sehingga akan meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi.

2. Kelebihan Model Paired Storytelling

Dokumen yang terkait

Istikhdaam Usluub Sard Al-Qishshah Bi Al-Muzaawajah (Paired Storytelling) Wa Atsaruhu Fii Ta’lim Mahaarah Al-Kalaam Ladaa Talaamiidz Al-Shaff Al-Tsaanii Bi Madrasah Jam’iyyatul Khair Al-Mutawassithah Al-Islaamiyyah

0 4 107

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA SISWA SD KELAS

22 211 224

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 0 16

PENERAPAN MODEL PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD N III SUKOHARJO KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI LEMPUYANGAN 1.

0 0 146

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VB SD NEGERI DEMAKIJO 1 SLEMAN.

0 0 177

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS VB SD NEGERI KEPUTRAN I YOGYAKARTA.

1 3 181

TEKNIK PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR (Eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Tamansari Karanglewas) - repository perpustakaan

0 0 16

BAB II PENERAPAN METODE PAIRED STORYTELLING DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Berbicara - EFEKTIVITAS METODE CERITA BERPASANGAN (PAIRED STORYTELLING) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA (Studi Eksperim

0 2 53