Kelebihan Model Paired Storytelling Langkah-langkah Model Paired Storytelling

30 dari setiap anggota kelompok. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan setiap kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi demi keberhasilan kelompok. Berdasarkan uraian tersebut di atas, dapat disimpulkan model pembelajaran paired storytelling merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dalam kegiatan pembelajaran siswa dirangsang untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan berimajinasi. Hasil dari pemikiran siswa akan dihargai sehingga siswa menjadi lebih termotivasi untuk belajar, selain itu siswa akan bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi sehingga akan meningkatkan keterampilan dalam berkomunikasi.

2. Kelebihan Model Paired Storytelling

Paired storytelling atau cerita berpasangan merupakan model pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa, membiasakan siswa untuk bertanggung jawab dan disiplin dalam menyelesaikan tugas kelompok, mampu bekerja sama dengan anggota kelompok, dan akan melatih dirinya sendiri untuk menjadi pembicara yang baik. Menurut Anita Lie 1994: 4 kelebihan model pembelajaran paired storytelling adalah sebagai berikut. a. Siswa akan termotivasi dan bekerja sama untuk terampil berbicara, dalam kelompok tersebut, mereka harus bekerja sama untuk mendapatkan nilai yang terbaik. 31 b. Siswa yang memiliki kemampuan lebih dalam berbicara akan memotivasi siswa lain yang kurang terampil berbicara di depan kelas. c. Meningkatkan partisipasi siswa dalam proses pembelajaran. d. Setiap siswa memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk berkontribusi dalam kelompoknya. e. Interaksi dalam kelompok mudah dilakukan. f. Pembentukan kelompok menjadi lebih cepat dan mudah.

3. Langkah-langkah Model Paired Storytelling

Penerapan suatu model pembelajaran tentu terdapat langkah-langkah dalam proses pelaksanaannya, begitu pula dengan model pembelajaran paired storytelling. Menurut Anita Lie 1994: 3-4 langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model paired storytelling, sebagai berikut. a. The teacher pair two students. b. Before handing out the text, the teacher provides a general introduction topic. c. The text story is divided into two section. d. As each students is reading hisher own section, he she is to jot down the key concepts. e. Then both students in the pair exchange their list. f. By recalling the part heshe has read and using the clues that the other student has recorded,each student then develops and writes hisher own vers ion of the story’s missing part. 32 g. When they have finished, they should read their own versions to each other. h. The teacher distributes the missing part of the stiry to everybody in class and asks them to read and compare it with their own stories. i. The session should conclude with a discussion of the whole story. j. The teacher may sometimes give a quiz at the end of the session. Maksud dari pernyataan Anita Lie 1994: 3-4 mengenai langkah- langkah dalam pembelajaran menggunakan model paired storytelling adalah sebagai berikut. 1 Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diajarkan dan siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok. Satu kelompok terdiri dari dua orang siswa. 2 Sebelum membagikan bahan pelajaran, guru menjelaskan topik yang akan dipelajari secara umum. Guru juga dapat menuliaskan topik yang akan dipelajari pada papan tulis dan bertanya kepada siswa apa yang mereka ketahui tentang topik tersebut. Ini merupakan kegiatan brainstorming atau tukar pikiran yang dapat membuat siswa menjadi aktif selama proses pembelajaran, membangkitkan pengetahuan siswa, dan membantu menyiapkan siswa agar lebih siap dalam menerima pelajaran baru. Dalam kegiatan ini, kebenaran dari jawaban siswa bukanlah tujuannya, melainkan kesiapan siswa dalam menerima mata pelajaran yang akan diberikan pada hari itu. 33 3 Bahan pelajaran dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama diberikan kepada siswa yang pertama dan bagian kedua diberikan siswa yang kedua dalam satu kelompok. 4 Masing-masing siswa membaca materi dari bahan pelajaran yang sudah diberikan oleh guru, kemudian mencari dan mencatat kata kunci dari bahan pelajaran yang sudah dibacanya. Jumlah kata kunci dapat disesuaikan dengan panjangnya teks bacaan. 5 Siswa saling menukar daftar kata kunci dengan pasangan masing-masing. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk mengingat kata kunci pada bahan pelajaran yang telah dibaca. Apabila terdapat kata-kata yang tidak dipahamii oleh siswa, guru atau siswa yang menuliskan kata kunci tersebut dapat menjelaskan kepada siswa lain yang belum paham arti dari kata kunci tersebut. 6 Mengingat kembali bagian dari bahan pelajaran yang telah dibaca dan kata kunci yang telah dibacakan oleh siswa lain, siswa dapat menulis dan mengembangkan ceritanya sendiri pada bagian yang hilang. Siswa yang telah membaca atau mendengarkan pada bagian pertama, mencoba menuliskan apa yang akan terjadi pada cerita selanjutnya. Sedangkan siswa yang membaca atau mendengarkan pada bagian kedua dapat menuliskan apa yang terjadi sebelumnya. 7 Ketika siswa sudah menyelesaikan, mereka dapat membacakan cerita yang mereka tuliskan kepada siswa lain. Guru meminta beberapa siswa untuk membaca tulisannya di depan kelas. 34 8 Selanjutnya, guru membacakan cerita secara lengkap dan meninta siswa untuk membandingkan dengan tulisan mereka sendiri. 9 Siswa bersama guru mendiskusikan hasil pekerjaan siswa. Tulisan hasil karangan siswa tidak harus sama persis dengan bahan pelajaran sebenarnya. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah bukan untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya, melainkan untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar. 10 Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru dapat memberikan kuis dan siswa mengerjakan secara individu. Berdasarkan pendapat Anita Lie di atas, maka dalam penelitian ini peneliti memilih langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model paired storytelling yang telah dijabarkan oleh Anita Lie dengan modifikasi.

E. Penerapan Model Pembelajaran Paired Storytelling dalam Pembelajaran

Dokumen yang terkait

Istikhdaam Usluub Sard Al-Qishshah Bi Al-Muzaawajah (Paired Storytelling) Wa Atsaruhu Fii Ta’lim Mahaarah Al-Kalaam Ladaa Talaamiidz Al-Shaff Al-Tsaanii Bi Madrasah Jam’iyyatul Khair Al-Mutawassithah Al-Islaamiyyah

0 4 107

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA SISWA SD KELAS

22 211 224

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 0 16

PENERAPAN MODEL PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD N III SUKOHARJO KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI LEMPUYANGAN 1.

0 0 146

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VB SD NEGERI DEMAKIJO 1 SLEMAN.

0 0 177

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS VB SD NEGERI KEPUTRAN I YOGYAKARTA.

1 3 181

TEKNIK PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR (Eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Tamansari Karanglewas) - repository perpustakaan

0 0 16

BAB II PENERAPAN METODE PAIRED STORYTELLING DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Berbicara - EFEKTIVITAS METODE CERITA BERPASANGAN (PAIRED STORYTELLING) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA (Studi Eksperim

0 2 53