34
8 Selanjutnya, guru membacakan cerita secara lengkap dan meninta siswa
untuk membandingkan dengan tulisan mereka sendiri. 9
Siswa bersama guru mendiskusikan hasil pekerjaan siswa. Tulisan hasil karangan siswa tidak harus sama persis dengan bahan pelajaran
sebenarnya. Tujuan utama dari kegiatan ini adalah bukan untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya, melainkan untuk meningkatkan
partisipasi siswa dalam kegiatan belajar dan mengajar. 10
Pada akhir kegiatan pembelajaran, guru dapat memberikan kuis dan siswa mengerjakan secara individu.
Berdasarkan pendapat Anita Lie di atas, maka dalam penelitian ini peneliti memilih langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model
paired storytelling yang telah dijabarkan oleh Anita Lie dengan modifikasi.
E. Penerapan Model Pembelajaran Paired Storytelling dalam Pembelajaran
Keterampilan Berbicara
Belajar merupakan proses proses berpikir dan merasakan yang mengakibatkan terjadinya proses perubahan tingkah laku, baik berupa
pengetehuan, keterampilan, atau penguasaan nilai-nilai sikap. Selama kegiatan pembelajaran terjadi proses interaksi antara siswa, guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Belajar akan bermakna apabila siswa
berperan aktif selama kegiatan pembelajaran. Dalam mengajar guru harus memiliki strategi untuk menciptakan pembelajaran yang aktif melibatkan
35
siswa, salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran paired storytelling.
Model paired storytelling atau cerita berpasangan merupakan model pembelajaran yang dikembangkan sebagai pendeketan interaktif antara siswa,
pengajar dan bahan pelajaran. Model pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pengajaran menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.
Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model paired storytelling yaitu dalam persiapan siswa dipasangkan, pengajar memberikan
pengenalan mengenai topik yang akan di bahas siswa. Dalam pelaksanaannya bahan pelajaran di bagi menjadi dua bagian. Guru membagi bahan pelajaran
menjadi dua bagian. Bagian pertama diberikan kepada siswa yang pertama, dan bagian kedua diberikan kepada siswa yang kedua. Siswa membaca bahan
pelajaran yang diterimanya, dan mencatat kata kunci dari bacaan tersebut. Setelah selesai membaca siswa saling menukar daftar kata kunci dengan
pasangan masing-masing. Sambil mengingat-ingat atau memperhatikan bagian yang telah di bacakan, masing-masing siswa berusaha untuk
mengembangkan cerita yang belum dibaca berdasarkan kata kunci dari pasangannya.
Siswa yang telah membaca bagian pertama berusaha menuliskan apa yang akan terjadi selanjutnya. Sedangkan siswa yang membaca bagian kedua
menuliskan apa yang terjadi sebelumnya. Beberapa siswa diminta membacakan hasil pekerjaannya. Setelah itu, guru membacakan bahan
pelajaran secara lengkap dan mendiskusikannya bersama. Guru dapat
36
memberikan kuis pada akhir mata pelajaran yang dikerjakan siswa secara individu.
Tujuan pembelajaran dengan menggunakan model paired storytelling bukan untuk mendapatkan jawaban yang benar dari pekerjaan siswa. Tetapi,
untuk meningkatkan partisipasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar, melatih siswa untuk bertanggung jawab dalam menyelesaikan tugas dalam
kelompoknya, karena masing-masing siswa sangat berpengarug terhadap kelompok.
F. Penelitian yang Relevan