Tujuan Berbicara Hakikat Keterampilan Berbicara

15 interaksi dengan orang lain yang ada disekitarnya akan melatih keterampilan berbicara siswa.

4. Tujuan Berbicara

Berbicara yang dilakukan manusia adalah untuk berkomunikasi, menyampaikan gagasan, maksud, tujuan, dan lain-lain. Menurut Tarigan 2008: 16 tujuan utama berbicara adalah untuk berkomunikasi. Agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif sebaiknya pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin disampaikan. Selain itu, pembicara harus mengevaluasi efek komunikasi yang telah dilakukan terhadap pendengarnya dan harus mengetahui prinsip yang mendasari segala situasi pembicaraan, baik secara umum maupun perorangan. Djiwandono 1996: 68 memaparkan tujuan seseorang berbicara adalah berusaha untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya kepada orang lain secara lisan. Tanpa berbicara, orang lain tidak akan mengetahui apa yang dipikirkan dan dirasakan. Berbicara merupakan kegiatan berbahasa yang aktif yang menuntut pemakai bahasa untuk mengungkapkannya secara lisan yang harus diperhatikan dalam mengupayakan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti seperti yang dimaksudkan oleh seorang pembicara. Gorys Keraf Depdikbud, 1996: 36 menyatakan tujuan pengajaran keterampilan berbicara agar para siswa mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis, mampu menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan dalam bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, mampu mengucapkannya dengan jelas dan lancar, serta mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai dengan konteks komunikasi. Gorys Keraf Depdikbud, 1996: 38 menambahkan tujuan berbicara adalah sebagai berikut. 16 a. Berbicara untuk menyenangkan atau menghibur pendengar. Kegiatan berbahasa ini bertujuan menarik perhatian pendengar. Berbagai informasi yang diberikan sepenuhnya bersifat insidental belaka dan disampaikan secara spontan, humor, dan memikat. b. Berbicara untuk menyampaikan informasi dan mejelaskan sesuatu. Kegiatan berbicara .ini bertujuan memberikan informasi atau menjelaskan sesuatu kepada pendengar. Misalnya bagaimana cara mengerjakan sesuatu, bagaimana cara membuat sesuatu, menjelaskan suatu rencana, menyampaikan kesimpulan dari suatu bacaan, dan sebagainya. c. Berbicara untuk merangsang dan mendorong pendengar melakukan sesuatu. Tujuannya agar pendengar memperoleh inspirasi sehingga mau mampu dan mau melakukan suatu kegiatan. Agar tujuan kegiatan berbicara ini tercapai, pembicaraan harus didasarkan pada kebutuhan, keinginan, harapan, dan aspirasi pendengar. d. Berbicara untuk meyakinkan pendengar. Pembicara tidak hanya memberikan atau menjelaskan suatu hal,melainkan juga memotivasi pendengar agar mereka mengubah pendapat atau sikapnya terhadap sesuatu hal yang mungkin sebelumnya berbeda atau bahkan bertentangan dengan apa yang dikehendaki oleh pembicara. Menurut Ochs and Winker Tarigan, 2008: 16-17 mengungkapkan berbicara merupakan alat komunikasi sosial, berbicara mempunyai tiga maksud umum, yaitu: a memberitahukan dan melaporkan to inform, b menjamu dan menghibur to entertain, dan c membujuk, mengajak, mendesak, dan meyakinkan to persuade. Lebih lanjut menurut Brooks Tarigan, 2008: 17- 18 mengungkapkan prinsip umum yang mendasari kegiatan berbicara, adalah sebagai berikut. a. Membutuhkan paling sedikit dua orang. Pembicaraan yang dapat dilakukan oleh minimal dua orang atau lebih, karena dalam kegiatan berbicara terdapat proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. 17 b. Mempergunakan suatu sandi linguistik yang dipahami bersama. Bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi adalah bahasa yang dapat dimengerti dan dipahami bersama. c. Menerima atau mengakui suatu daerah referensi umum. Daerah referensi yang umum mungkin tidak selalu mudah dikenal, dengan pembicaraan akan menerima dan menemukan satu diantaranya. d. Merupakan suatu pertukaran antara partisipan. Kedua belah pihak partisipan yang memberi dan menerima informasi dalam pembicaraan akan saling bertukar sebagai pembicara dan penyimak. e. Menghubungkan setiap pembicara dengan yang lainnya dan kepada lingkungannya dengan segera. Perilaku lisan pembicara selalu berhubungan dengan sesuatu yang diharapkan oeleh penyimak, dan sebaliknya. Jadi hubungan ini bersifat timbal balik atau dua arah. f. Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini. g. Hanya melibatkan aparat atau perlengkapan yang berhubungan dengan suara bunyi bahasa dan pendengaran vocal and auditory apparatus h. Secara tidak pandang bulu menghadapi serta memperlakukan apa yang nyata dan apa yang diterima sebagai dalil. Berdasarkan beberapa uraian mengenai tujuan berbicara, dapat disimpulkan bahwa tujuan berbicara tidak hanya untuk berkomunikasi, melainkan juga untuk mempengaruhi orang lain dengan maksud orang yang diajak berbicara dapat menerima maksud yang dibicarakan oleh lawan bicara dengan baik. Sehingga nantinya terdapat hubungan timbal balik secara aktif 18 selama proses kegiatan berbicara antara pembicara dengan pendengar yang menjadikan kegiatan berkomunikasi menjadi lebih efektif dan efisien.

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keterampilan Berbicara

Dokumen yang terkait

Istikhdaam Usluub Sard Al-Qishshah Bi Al-Muzaawajah (Paired Storytelling) Wa Atsaruhu Fii Ta’lim Mahaarah Al-Kalaam Ladaa Talaamiidz Al-Shaff Al-Tsaanii Bi Madrasah Jam’iyyatul Khair Al-Mutawassithah Al-Islaamiyyah

0 4 107

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA SISWA SD KELAS

22 211 224

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI TEKNIK PAIRED STORYTELLING DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL Peningkatan Keterampilan Menyimak Cerita Melalui Teknik Paired Storytelling Dengan Media Audiovisual Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V S

0 0 16

PENERAPAN MODEL PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS I SD N III SUKOHARJO KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 0 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI LEMPUYANGAN 1.

0 0 146

PENINGKATAN KEAKTIFAN SISWA MENGGUNAKAN MODEL ACTIVE LEARNING TIPE INDEX CARD MATCHING PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS VB SD NEGERI DEMAKIJO 1 SLEMAN.

0 0 177

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN METODE SOSIODRAMA SISWA KELAS VB SD NEGERI KEPUTRAN I YOGYAKARTA.

1 3 181

TEKNIK PAIRED STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA SEKOLAH DASAR (Eksperimen pada siswa kelas V SD Negeri 1 Tamansari Karanglewas) - repository perpustakaan

0 0 16

BAB II PENERAPAN METODE PAIRED STORYTELLING DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA A. Keterampilan Berbicara 1. Pengertian Berbicara - EFEKTIVITAS METODE CERITA BERPASANGAN (PAIRED STORYTELLING) DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA (Studi Eksperim

0 2 53