11
sebagainya yang memerlukan koordinasi gerak yang teliti dan kesadaran yang tinggi.
Keterampilan menurut Yudha dan Rudhyanto 2005: 7 adalah kecakapan siswa dalam melakukan berbagai aktivitas seperti motorik,
berbahasa, sosial-emosional, kognitif, dan afektif nilai-nilai moral. Keterampilan yang dimiliki siswa akan memudahkannya dalam melakukan
berbagai aktivitas dan pekerjaannya dengan benar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan keterampilan
adalah kecakapan siswa untuk melakukan berbagai aktivitas untuk menyelesaikan tugas. Sebaiknya keterampilan diajarkan kepada siswa sejak
usia dini. Keterampilan tersebut akan dikuasai oleh siswa dengan cara banyak berlatih. Jadi, keterampilan diajarkan kepada siswa sejak usia dini supaya
siswa memiliki banyak kesempatan untuk berlatih sehingga kelak tumbuh menjadi orang yang terampil dalam melakukan segala aktivitas.
2. Pengertian Berbicara
Tarigan 2008: 3 berbicara adalah keterampilan berbahasa yang berkembang pada kehidupan siswa, yang hanya didahului oleh keterampilan
menyimak, dan pada masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari. Berbicara berhubungan dengan perkembangan kosa kata yang
diperoleh oleh siswa melalui kegiatan menyimak dan membaca. Pada awalnya siswa menyimak dan dilanjutkan dengan meniru kata-kata yang
didengar. Lebih lanjut, Tarigan 2008: 16 mengungkapkan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
12
mengekspresikan, menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang
memanfaatkan faktor-faktor fisik, psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, sehingga berbicara dianggap hal yang paling
penting bagi kontrol sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2005: 144 berbicara adalah
suatu kegiatan berkata, berbahasa atau melahirkan pendapat dengan perkataan, tulisan dan sebagainnya. Berdasarkan pengertian tersebut di atas
berbicara merupakan bentuk komunikasi dengan cara berkata atau bercakap untuk menyampaikan suatu pendapat dengan menggunakan perkataan atau
secara lisan. Pada hakikatnya berbicara merupakan proses komunikasi sebab didalamnya terdapat proses pemindahan pesan dari komunikator pembicara
kepada komunikan pendengar. Setelah pesan tersebut tersampaikan tahap selanjutnya,
komunikan akan
memberikan umpan
balik terhadap
komunikator. Umpan balik berupa reaksi yang timbul dapat berupa jawaban atau tindakan setelah pesan tersebut diterima.
Nurgiyantoro 2010: 399 menyatakan berbicara adalah aktivitas berbahasa kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan bahasa setelah
mendengarkan. Berdasar bunyi bahasa yang didengar itulah kemudian manusia belajar mengucapkan dan akhirnya mampu untuk berbicara. Untuk
dapat berbicara dengan menggunakan bahasa yang baik, pembicara sebaiknya menguasai lafal, struktur dan kosakata. Selain itu, pembicara juga harus
13
memiliki kemampuan untuk memahami bahasa lawan bicara sehingga proses komunikasi dapat berlangsung dengan baik.
M. Soenardi Djiwandono 1996: 68 mengungkapkan berbicara merupakan penggunaan kata-kata yang dipilih sesuai dengan maksud yang
perlu diungkapkan. Kata-kata tersebut dirangkai dalam susunan menurut kaidah tatabahasa dan dilafalkan sesuai dengan kaidah pelafalan yang sesuai
juga. Berbicara merupakan bentuk penggunaan bahasa lisan yang harus diperhatikan agar pesan yang disampaikan dapat diterima dan dimengerti
seperti yang dimaksudkan oleh pembicara. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan berbicara
merupakan keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata bahasa lisan untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan
pesan ide, gagasan, dan pendapat seseorang kepada orang lain sehingga pesan tersebut dapat diterima dan dimengerti seperti yang dimaksudkan oleh
pembicara.
3. Pengertian Keterampilan Berbicara