harus memiliki sekurang-kurangnya 80 dari aktivanya dalam efek bersifat ekuitas. Saham merupakan instrumen investasi yang
menjanjikan return paling besar namun juga memiliki risiko yang paling tinggi. Komposisi saham yang besar dalam portofolio,
memberikan tambahan risiko seperti berkurangnya nilai unit penyertaan karena turunnya harga saham, namun juga dapat
memberikan return bertambahnya nilai unit penyertaan dari kenaikan harga saham maupun pembagian dividen saham. Hal ini
menunjukkan bahwa investor dapat mengetahui kinerja reksadana saham dengan melihat risiko yang dihasilkan atas portofolio suatu
reksadana saham.
c. Pengaruh IHSG terhadap kinerja reksadana saham
Hasil analisis statistik untuk variabel IHSG diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 2,813. Hasil statistik uji t untuk variabel IHSG
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,009, lebih kecil dari toleransi kesalahan
α = 0,05. Dapat disimpulkan bahwa IHSG berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja reksadana saham, sehingga
hipotesis ketiga diterima. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Sembiring 2007 dan Pasaribu dan Kowanda 2014 yang menyatakan bahwa naiknya IHSG mempengaruhi naiknya
kinerja reksadana. IHSG merupakan benchmark atau tolok ukur dari
naik turunnya saham yang paling berpengaruh di bursa. Kenaikan IHSG memberikan gambaran membaiknya kondisi pasar bursa
saham, yang juga berimbas pada reksadana saham dimana portofolio sebagian besar berupa saham. Investor dapat membandingkan
fluktuasi IHSG untuk memperkirakan naik turunnya NAB dari produk reksadana miliknya, sehingga tren dari IHSG dapat menjadi
salah satu bahan pertimbangan bagi investor untuk memperkirakan keuntungan di masa depan.
2. Pengaruh secara Simultan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Alokasi Aset, Tingkat Risiko, dan IHSG secara simultan terhadap kinerja reksadana
saham. Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa analisis regresi menghasilkan Adjusted R
2
sebesar 0,354. Hal ini berarti bahwa kinerja reksadana saham dapat dijelaskan oleh variabel Alokasi Aset,
Tingkat Risiko, dan IHSG sebesar 35,4, sedangkan sisanya 64,6 dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Hasil tersebut
juga menunjukkan bahwa signifikansi F hitung sebesar 0,002 lebih kecil dibandingkan dengan tingkat signifikansi yang diharapkan yaitu 0,05.
Dapat disimpulkan bahwa Alokasi Aset, Tingkat Risiko, dan IHSG secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
reksadana saham.
72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
1. Alokasi aset tidak berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham, hal ini dapat dibuktikan dengan hasil analisis statistik untuk variabel Alokasi
Aset diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 0,184. Hasil statistik uji t untuk variabel Alokasi Aset diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,856
lebih besar dari toleransi kes alahan α = 0,05, maka dapat disimpulkan
bahwa alokasi aset tidak berpengaruh terhadap kinerja reksadana saham. 2. Tingkat risiko mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja reksadana saham, hal ini dapat dibuktikan berdasar hasil analisis statistik untuk variabel Tingkat Risiko diketahui bahwa nilai t hitung
sebesar 2,472. Hasil statistik uji t untuk variabel Tingkat Risiko diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,020
lebih kecil dari toleransi kesalahan α = 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat risiko berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja reksadana saham. 3. IHSG mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
reksadana saham, hal ini dapat dibuktikan berdasar hasil analisis statistik untuk variabel IHSG diketahui bahwa nilai t hitung sebesar 2,813. Hasil
statistik uji t untuk variabel Tingkat Risiko diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,009
lebih kecil dari toleransi kesalahan α = 0,05, maka dapat