Standar Kebijakan dan Sasaran Sumber Daya

226 Penataan Ruang dimana tata ruang Kota harus berpedoman pada Undang-undang tersebut,dengan harapan Peraturan Daerah ini akan menjadi solusi dari permasalahan tata ruang kota Medan. Hal serupa juga diungkapkan oleh salah seorang anggota Panitia Khusus DPRD Kota Medan yang juga menjabat sebagai Ketua Komisi D DPRD Kota Medan. 4.Proses Perumusan Formulasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan

a.Standar Kebijakan dan Sasaran

Wawancara Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang BAPPEDA Kota Medan,Kejelasan standar dan sasaran dari Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan dapat dilihat dari Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup juga mengatakan bahwa standar dari Perumusan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan adalah karena adanya kebijakan maupun Undang-Undang yang mengharuskan Peraturan Daerah tersebut ada. Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang BAPPEDA Kota Medan, Setiap kebijakan atau peraturan pastinya memiliki pedoman pelaksanaan, demikian juga Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007, dimana pedoman pelaksanaan UU ini adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota dan dari Peraturan Universitas Sumatera Utara 227 Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan KabupatenKota beserta rinciannya.

b.Sumber Daya

Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang mengungkapkan bahwa didalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah dibentuk sebuah badan yakni Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah BKPRD yang bertujuan untuk memperhatikan apa sebenarnya masalah kota dan selanjutnya mengembangkan tujuan dan sasaran dari adanya penataan ruang dan wilayah di daerah, dimana Badan Koordinasi Penataan Ruang Daerah ini harus bisa menjawab apa sebenarnya permasalahan yang dialami Kota Medan. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup menambahkan bahwa selain Badan Koordinasi Penataan Ruang Wilayah Daerah, masih banyak lagi sumber daya manusia yang ada dalam penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan seperti Bagian Hukum yang akan mengeksaminasi Ranperda RTRW tersebut apakah sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Dan juga adanya Konsultan, dimana menurut Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, hasil kerja konsultan tersebut masih belum maksimal, begitu juga dengan utusan-utusan yang dikirim oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD dimana menurut Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup, utusan yang dikirim oleh setiap SKPD sewaktu pertemuan dinilai kurang memiliki kapasitas mengenai data maupun informasi yang diperlukan sehingga disiasati dengan meminta data nya Universitas Sumatera Utara 228 langsung ke SKPD yang terkait. Dan mengenai sumber daya lainnya seperti kebutuhan mengenai data, Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mengatakan bahwa masih ada beberapa SKPD yang masih agak tertutup dalam meminta data sehingga tidak dapat menghimpun semua data karena terbatas. Staf Bidang Tata Ruang Dinas Tata Ruang dan Bangunan, Pemberian data untuk penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan seharusnya dilakukan dengan semaksimal mungkin,banyak data yang diberikan oleh dari Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan seperti data- data mengenai Izin Mendirikan Bangunan, Jalan Lingkar, izin-izin yang sudah diterbitkan lainnya seperti izin yang terkait dengan IMB yang telah dikeluarkan. Data yang telah diberikan oleh Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan akan sangat berguna bagi BAPPEDA dalam penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan. Staf Bagian Hukum mengatakan bahwa didalam proses pengeksaminasian Ranperda Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan, Bagian Hukum mengundang SKPD terkait, tetapi didalam proses pertemuan tersebut masih ditemukan adanya ketidakseriusan dari SKPD terkait mengenai pengeksaminasian Ranperda RTRW tersebut.

c.Komunikasi dan Penguatan Aktivitas