230 survey lapangan, walaupun pada kenyataannya masyarakat tidak mengerti tentang
tata ruang, masyarakat hanya berfokus pada bentuk fisik nya saja seperti jalan yang bagus dan tidak berlubang, tetapi pada dasarnya masyarakat turut aktif dalam
penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan namun tidak memahami apa itu tata ruang dan apa yang mereka dapatkan dari adanya perencanaan tata
ruang. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota
Medan mengatakan bahwa Bappeda telah mensosialisasikan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan yang dimulai sejak akhir Desember 2012, dimana
sosialisasinya Bappeda mengundang Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi sebagai pemberi rekomendasi dan pembicara serta mengundang akademisi untuk
mengkaji strategi penataan ruang dan juga mengundang perwakilan SKPD dan juga masyarakat Kota Medan dan Bappeda juga menjelaskan tentang pentingnya
Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan. Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang Bappeda Kota Medan menambahkan bahwa
Bappeda juga turut mengundang Lembaga Swadaya Masyarakat yang ada di Kota Medan.
d.Karakteristik agen pelaksana
Staf Bagian Hukum Sekretariat Daerah mengatakan bahwa didalam proses pengeksaminasian sebuah rancangan produk hukum daerah terkadang sering
bersinggungan antara masalah keadaan struktur birokrasi dengan Peraturan
Universitas Sumatera Utara
231 Perundang-undangan yang berlaku, dimana beliau tidak menjelaskan lebih rinci
masalahnya seperti apa.
e.Kondisi sosial, ekonomi dan politik
Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota Medan mengatakan bahwa Didalam perumusan Peraturan Daerah Kota Medan
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan, kondisi sosial, ekonomi dan politik sangat mempengaruhi proses perumusannya namun tidak mengganggu.
Maksudnya adalah seperti ketika dalam penghimpunan data yang berasal dari masyarakat, masyarakat banyak yang mengeluhkan tentang keadaan sosial di
sekitar mereka seperti banyaknya ruko yang semrawut, papan reklame yang tidak tertata baik, dan keadaan jalan di sekitar mereka yang berlubang. Adanya
tanggapan dari masyarakat ini akan sangat membantu Bappeda dalam merumuskan kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan yang sesuai
dengan kebutuhan dan aspirasi masyarakat. Ketua Panitia Khusus DPRD Kota Medan Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Medan mengatakan bahwa Elit politik yang ada di Kota Medan juga tidak memberi respon negatif atas proses perumusan Peraturan Daerah tentang Rencana
Tata Ruang Wilayah Kota Medan. Elit politik cenderung bersikap terbuka dan mendukung proses perumusan tersebut. Hal ini dikarenakan selama ini kota
Medan sepertinya tumbuh tanpa perencanaan yang jelas.
Universitas Sumatera Utara
232
f.Disposisi implementor
Staf Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup mengatakan bahwa Adanya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP
Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN dijadikan sebagai acuan dalam proses perumusan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota Medan. Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang Bappeda Kota Medan mengatakan
bahwa Diterbitkannya Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang RTRWN menjadi guidline bagi
perumus kebijakan rencana tata ruang wilayah kota Medan, dengan tujuan menghasilkan Peraturan Daerah yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kepala Sub Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Kota
Medan mengatakan bahwa, Pertemuan- pertemuan yang dilakukan oleh Bappeda dua sampai tiga kali pertemuan. Dimana Bappeda mengundang SKPD yang ada di
lingkup Pemerintahan Kota Medan.
5.Proses Penetapan Adopsi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
a. Nilai Values