204 Pedoman Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Dan setelah melewati
beberapa proses tersebut hasilnya menyatakan bahwa substansi Peraturan Daerah Kota Medan tentang RTRW telah mengacu dan sesuai pada Peraturan Perundang-
undangan yang lebih tinggi.
V.6 Kendala- kendala dalam Perumusan dan Penetapan Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan
Dalam perumusan maupun penetapan kebijakan Publik tidak sepenuhnya berjalan begitu saja, sering terbengkalai oleh beberapa hal yang dapat
mempengaruhi pelaksanaan perumusan maupun penetapan kebijakan. Dalam Hal ini, perumusan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Medan tidak terlepas dari kendala-kendala. Pemerintah Kota Medan sejak tahun 2006 telah menyusun rancangan
RTRW yang baru, namum sebelum Rencana Tata Ruang tersebut memperoleh persetujuan substansi dari Pemerintah Pusat, terbit Undang-Undang Penataan
Ruang Nomor 26 Tahun 2007, sehingga perlu dilakukan penyesuaian substansi dengan ketentuan Undang-Undang yang baru. Selanjutnya, dalam perjalanannya,
pada tahun 2009 terbit kembali peraturan Menteri Pekerjaan Umum tentang Pedoman Substansi Rencana Tata Ruang Wilayah Kota. Hal ini menyebabkan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan yang telah tersusun, kembali dievaluasi untuk disesuaiakan dengan ketentuan substansi yang tertuang di dalam
Peraturan Menteri yang berlaku. Sampai pada akhirnya terbit persetujuan substansi dari Pemerintah Pusat melalui Kementrian Pekerjaan Umum pada tahun
Universitas Sumatera Utara
205 2010, sehingga dapat disampaikan kepada DPRD. Oleh karena itu, keterlambatan
penetapan RTRW yang baru, pada dasarnya lebih disebabkan pada perubahan- perubahan yang diberlakukan secara rasional.
Hasil Wawancara dengan Kepala Bidang Fisik dan Tata Ruang BAPPEDA Kota Medan
Berdasarkan penjelasan tersebut, Peneliti berpendapat bahwa Penyesuaian Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan di satu sisi
bisa dikatakan sebagai suatu keharusan tetapi jika dilihat disisi lain penyesuaian tersebut ternyata juga menjadi kendala bagi Bappeda karena Bappeda harus
melakukan pengecekan ulang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang terbaru.
Kendala yang lain adalah kurangnya komunikasi dan koordinasi antar aktor-aktor yang terlibat termasuk SKPD yang terkait, hal ini menyebabkan
adanya beberapa SKPD yang tidak serius, cuek dan enggan memberikan data secara terbuka bagi perumus kebijakan rencana tata ruang wilayah tersebut. Hal
ini menyebabkan proses menjadi lebih lama karena harus mencari data dari sumber yang lain
Hasil Analisis Wawancara dengan Kassubid Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Bappeda Medan serta Staf Bagian Hukum Setda Medan, Mei 2012
Sedangkan pada tahap Adopsi juga ditemukan kendala, seperti yang dikemukakan oleh Ketua Panitia Khusus DPRD Rencana Tata Ruang dan
Wilayah dan Sekretarisnya yang mengatakan bahwa adanya beberapa perubahan peruntukan kawasan di kawasan Medan Utara yang cukup menyulitkan Panitia
Universitas Sumatera Utara
206 Khusus dalam menganalisis permasalahan yang ada di wilayah Kota Medan
didalam melaksanakan tugasnya untuk melakukan pembahasan Ranperda Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan.
Universitas Sumatera Utara
207
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran atas Analisis Proses Perumusan dan Penetapan Kebijakan Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan.
VI.1 Kesimpulan
1. Kota Medan adalah salah satu daerah yang telah menjalankan amanah dari
Undang-Undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 11 ayat 2, pemerintah daerah kota mempunyai wewenang dalam pelaksanaan
penataan ruang wilayah kota yang meliputi perencanaan tata ruang wilayah kota, pemanfaatan ruang wilayah kota dan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kota. Kota Medan pada akhir tahun 2011 lalu telah mensahkan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Medan. Dari hasil penelitian yang dilakukan menggunakan indikator-indikator Perumusan Kebijakan Publik dan Penetapan Kebijakan
Publik secara umum dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan dari indikator-indikator yang digunakan bahwa Proses Perumusan dan Penetapan
Kebijakan Publik telah berjalan dengan cukup baik namun masih perlu peningkatan komitmen, keseriusan sumber daya yang ada dan juga perlu
meningkatkan peran serta masyarakat Kota Medan. Dan Peraturan Daerah Kota Medan tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan ini telah
sesuai dan mengacu pada Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.
Universitas Sumatera Utara