implementasi jenis program, frekuensi program, kemampuan fasilitator dan manfaat program, yang menjadi variabel bebas dengan variabel terikatnya poses
pembentukan citra perhatian, pengertian, dan pemahaman. Selanjutnya variabel bebas yakni tingkat pembentukan citra dengan variabel terikatnya yakni citra
perusahaan. Variabel-variabel tersebut dapat terlihat dalam Gambar.3 Kerangka
Pemikiran Analisis Pembentukan Citra Perusahaan Melalui Implementasi Corporate Social Responsibility
CSR.
2.5 Hipotesis Penelitian
1. Semakin beragam jenis kegiatan, maka akan meningkatkan proses
pencitraan responden pada PRogram CSR PT Indocement 2.
Semakin tinggi frekuensi program, maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement
3. Semakin tinggi kemampuan fasilitator, maka akan meningkatkan
proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement 4.
Semakin tinggi manfaat program, maka akan meningkatkan proses pencitraan responden pada program CSR PT Indocement
5. Ada hubungan positif antara proses pencitraan dengan citra
perusahaan yang terbentuk
2.6 Definisi Operasional
1. Jenis Kegiatan adalah pengetahuan responden terhadap ragam dari
rangkaian keseluruhan kegiatan berdasarkan lima pilar pembangunan yang dilaksanakan di Desa Bantarjati. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan skala ordinal dan dikelompokkan menjadi tiga kategori: • Tidak beragam, jenis kegiatan yang diketahui responden kurang
dari 9 kegiatan • Kurang beragam, jenis kegiatan yang diketahui responden
sebanyak antara 9 hingga 16 kegiatan • Beragam, jenis kegiatan yang diketahui responden sebanyak 17
hingga 24 kegiatan
2. Frekuensi program adalah total rangkaian corporate social
responsibility yang dilaksanakan oleh PT Indocement selama satu
tahun. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dikelompokkam menjadi tiga kategori:
• Rendah, jika respoden hanya mengetahui pelaksanaan program kurang dari 3 kali dalam satu tahun
• Sedang , jika responden mengetahui pelaksanaan program sebanyak 3 hingga 7 kali dalam satu tahun
• Tinggi, jika responden mengetahui pelaksanaan program sebanyak 8 hinggga 12 kali dalam satu tahun
3. Kemampuan Fasilitator adalah penilaian responden bagi koordinator
desa PT Indocement dalam setiap pelaksanaan kegiatan corporate social responsibility
. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal
dikelompokkam menjadi tiga kategori: -
Bagus : 3
- Kurang Bagus : 2
- Tidak Bagus : 1
Pengukuran kemampuan fasilitator menurut responden, sebagai berikut: Max= 9
Min= 5
∑
k= 3 N Max- minn 9-5 4
∑k 3 3 Sehingga skor kemampuan fasilitator menurut responden dibagi
menjadi tiga ketegori, dengan skor sebagai berikut: -
Rendah : ≤5
- Sedang
: 6 ≥ x ≥ 7
- Tinggi
: 8 ≤ x ≤ 9
= =
= 1,33 ≈ 1
N
=
4. Manfaat program adalah sejauhmana responden menganggap bahwa
program CSR PT Indocement berguna bagi masyarakat Desa Bantarjati.
Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal dikelompokkam menjadi tiga kategori:
Setuju :
3 Kurang Setuju
: 2 Tidak Setuju
: 1 Pengukuran
manfaat program
menurut responden,
sebagai berikut:
Max= 9 Min= 4
∑
k= 3
Max- min 9-4 5 ∑k 3 3
Sehingga skor manfaat program menurut responden dibagi menjadi tiga ketegori, dengan skor sebagai berikut:
Tidak Bermanfaat :
≤5 Kurang Bermanfaat
: 6 ≥ x ≥ 7
Bermanfaat : 8
≤ x ≤ 9
5. Proses Pencitraan adalah sejauhmana sasaran program memaknai
program diawali dari adanya perhatian individu, dilanjutkan dengan pengertian terhadap program, dan pemahaman pada program.
• Tingkat Perhatian adalah sejauh mana sasaran program menyadari adanya implementasi program CSR.
• Tingkat Pengertian adalah sejauh mana individu sasaran PRogram memahami implementasi program CSR.
• Tingkat Penerimaan adalah sejauh mana individu sasaran program menyetahui gagasan dari implementasi PRogram
CSR.
N
= =
= = 1,67
≈ 2
Berdasarkan uraian di atas, maka masing-masing unsur tahap pembentukan citra akan diukur berdasarkan pengukuran dengan skala
ordinal dikelompokkam menjadi empat kategori: -
Sangat setuju : 4 -
Setuju : 3
- Kurang Setuju : 2
- Tidak Setuju : 1
Pengukuran proses pencitraan menurut responden, sebagai berikut: Max= 53
Min= 31
∑
k= 3 Max- min 53-31 22
∑k 3 3
Sehingga skor proses pencitraan menurut responden dibagi menjadi tiga ketegori, dengan skor sebagai berikut:
- Baik
: ≤ 37
- Kurang Baik : 38 ≥ x ≥ 45
- Buruk
: 46 ≤ x ≤ 5
6. Tingkat citra perusahaan adalah sejauhmana sasaran program
memandangan perusahaan. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan skala ordinal
dikelompokkam menjadi empat kategori:
Sangat Setuju : 4
Setuju : 3
Kurang Setuju : 2
Tidak Setuju : 1
Pengukuran tingkat citra perusahaan menurut responden, sebagai berikut:
Max= 37 Min= 26
∑
k= 3 Max- min 37-26 11
∑k 3 3
N
= =
= = 3,67
≈ 4
N = =
= = 7,33
≈ 7
Sehingga skor citra perusahaan menurut responden dibagi menjadi tiga ketegori, dengan skor sebagai berikut:
Rendah :
≤25 Sedang
: 26
≥ x ≥ 30 Tinggi
: 31 ≤ x ≤ 35
BAB III PENDEKATAN LAPANG
3.1 Pendekatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pembentukan citra perusahaan melalui pelaksanaan program CSR. Penelitian ini merupakan penelitian Sensus,
dimana kesulurahan populasi akan dijadikan responden penelitian. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang didukung
oleh beberapa data kualitatif, seperti kalimat hasil konsultasi atau wawancara antara peneliti dan informan. Penelitian kualitatif digunakan untuk
mengidentifikasi implementasi program CSR yang dilakukan PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk.
3.2 Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data primer didapatkan melalui wawancara,
pengamatan langsung dalam kegiatan CSR, kuesioner, dan juga data yang dikumpulkan dari dokumen-dokumen yang terkait dengan data-data bentuk
kegiatan CSR yang dilaksanakan oleh PT Indocement Tunggal Prakasa. Selanjutnya, data sekunder didapatkan dari studi literatur yang berkaitan dengan
tujuan penelitian seperti buku, artikel, skripsi, tesis, dan karya ilmiah, serta data PT Indocement yang telah terpublikasi.
3.3 Teknik Penentuan Responden
Penelitian memiliki dua subjek penelitian, yang terdiri dari informan dan responden. Informan adalah pihak-pihak yang berpotensi untuk memberikan
informasi mengenai diri sendiri, keluarga, pihak lain, dan lingkungannya. Informan dalam penelitian ini terdiri dari PT Indocement Tunggal Prakasa yang
menjalankan program CSR, aparat desa binaan, dan juga responden. Teknik ini juga digunakan untuk informasi awal tentang karakteristik populasi yang sesuai