89 kesetaraan gender diwujudkan melalui pengarusutamaan gender
yang harapannya dapat diterapkan di sekolah-sekolah agar seluruh aspek pembangunan pendidikan memiliki responsif gender dan lebih
menjamin persamaan hak perempuan dan laki-laki. Dinas pendidikan merupakan ujung tombak pendidikan pada
tingkat daerah yang menjadi penggerak dalam realisasi PUG bidang pendidikan. Permendiknas Nomor 84 Tahun 2008 terkait pedoman
pelaksanaan pengarusutamaan gender bidang pendidikan menjadi acuan bagi dinas pendidikan dalam mengimplementasikan kebijakan
pengarusutamaan gender yang dicanangkan pemerintah dalam Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang pengarusutamaan gender dalam
pembangunan nasional yang mana pendidikan merupakan salah satu ujung tombak pembangunan nasional.
Suatu kebijakan akan berjalan dengan efektif apabila para pembuat kebijakan dan pelaksana kebijakan melaksanakan persiapan
terkait hal-hal yang berhubungan dalam pelaksanaan kebijakan dan diperlukan proses komunikasi berupa penyampaian informasi
mengenai kebijakan pengarusutamaan gender dalam pendidikan. Sosialisasi pengarusutamaan gender dilakukan dengan memberikan
pengarahan dan pemahaman. Materi yang disampaikan dalam kegiatan sosialisasi pengarusutamaan gender yakni Dasar Hukum,
Ciri Khas Seks dan Gender, Pengertian Gender, Proses Konstruksi Gender, Karakteristik Gender, Bentuk Dinskriminasi, Gender
90 menjadi suatu masalah dan Gender tidak menjadi suatu masalah,
Latar Belakang PUG Pendidikan, Pengertian-pengertian tentang Gender, serta Contoh Bahan Ajar Bias Gender.
b. Sumberdaya 1 Sumber Daya Manusia
Keberhasilan pelaksanaan kebijakan ditentukan salah satunya oleh faktor sumber daya manusia, dikarenakan manusia
adalah unsur penggerak dan pelaksanaan dari kebijakan itu sendiri. Dalam implementasi kebijakan PUG dalam pendidikan
di Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, yang menjadi tim pelaksanaannya adalah staf yang ada di subbag Pendidikan Non
Formal PNF, seperti yag diutarakan oleh TH dalam wawancaranya berikut ini:
“Gender adalah bagian dari bidang PNF yang mana kasi perpustakaanlah yang bertangung jawab pada
pelaksanaannya” TH20 Juni 2014
Bidang Pendidikan Non Formal merupakan bidang yang memiliki tugas dalam pengelolaan Pendidikan Masyarakat,
Pendidikan Anak Usia Dini dan Kesertaan serta Perpustakaan Sekolah. Gender sebagai bagian dari ranah tanggun jawab
Bidang Non Formal diamanahkan oleh kasi perpustakaan.
2 Sumber Daya Anggaran
Sumber daya anggaran sangat mempengaruhi dalam implementasi kebijakan. Dalam Surat keputusan Kepala Dinas
91
Pendidikan Kabupaten Klaten Nomor 421.1531411 disebutkan
bahwa pelaksanaan pengarusutamaan gender dalam pendidikan yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
segala biaya dibebankan pada Anggaran Pengarusutamaan Gender pada APBD II Kabupaten Klaten Tahun 2013 sesuai
dengan mekanisme yang berlaku. Pernyataan tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan oleh TH berikut ini:
“Pelaksanaan PUG di Dinas Pendidikan Klaten itu bersumber dari APBD. Dari sumber yang sangat terbatas
itu jadi untuk pelaksanaan pada tingkat sosialisasi dan pemetaan sekolah-sekolah yang ditunjuk”TH20 Juni
2014.
Sumber dana yang hanya dari APBD tersebut dirasa minim untuk dapat dipergunakan dalam pelaksanaan PUG pada
seluruh sekolah di Kabupaten Klaten. Sehingga baru sebatas sosialisasi yang mampu dilakukan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Klaten pada beberapa sekolah yang telah ditunjuk. Alokasi dana yang telah dianggrkan tersebut oleh Bidang PNF
terkhusus pada seksi perpustakaan telah digunakan dengan semestinya sesuai dengan alokasi dana yang ada. Besarnya dana
yang dibutuhkan juga sangat berpengaruh terhadap keberlangsungan pelaksanaan kebijakan. Apabila sumber dana
yang dibutuhkan kurang dalam implementasi kebijakan maka akan menghambat dalam kegiatan implementasi PUG dalam