35 8 Melakukan pemantauan pelaksanaan PUG di unit kerjanya.
9 Mendorong dilaksanakannya pemilihan dan penetapan Penggerak Kegiatan PUG di masing-masing unit kerja.
D. Hakikat Pendidikan 1. Pengertian Pendidikan
Secara etimologis Pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu Paedagogie yang terdiri dari kata “Pais”, artinya anak, dan “Ago” artinya
membimbing, jadi paedagogie artinya bimbingan yang diberikan kepada anak A. Soedomo Hadi. 2008. Menurut John Dewey pendidikan adalah
proses pembentukan kecakapan-kecakapan fondamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
Rousseau menyebutkan bahwa pendidikan adalah memberi kita perbekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, akan tetapi kita
membutuhkannya pada waktu dewasa. Ki Hajar Dewantara mengartikan pendidikan merupakan menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
masa anak-anak agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
tingginya. Menurut Undang-undang Sisdiknas Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional yang dimaksud pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
36 memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dalam GBHN Tahun 2003 dijelaskan
bahwa tujuan pendidikan adalah ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja,
profesional, bertanggungjawab, produktif, dan sehat jasmani-rohani. Penyelenggaraan pendidikan diselenggarakan secara demokratis
dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hal asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa.
Oleh karena itu, setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu.
2. Lembaga Pendidikan
Pada umumnya pendidikan menurut jenisnya dibedakan menjadi tiga macam. Ketiga macam tersebut adalah: a pendidikan formal, b
pendidikan non formal, dan c pendidikan informal.
a. Pendidikan Formal
Dalam UU Sisdiknas disebutkan bahwa yang dimaksud pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan
berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Disebut pendidikan formal dikarenakan
37 pendidikan diselenggarakan disekolahtempat tertentu, teratur
sistematis, mempunyai jejaring dan dalam kurun waktu tertentu, serta berlangsung mulai dari TK sampai PT, berdasarkan aturan resmi yang
telah ditetapkan. Lembaga formal adalah tempat yang paling memungkinkan
bagi seseorang meningkatkan pengetahuan, dan paling mudah untuk membina generasi muda yang dilaksanakan oleh pemerintah dan
masyarakat Abu Ahmadi, 2001: 162. Sekolah merupakan suatu organisasi yang melaksanakan
kegiatan pendidikan secara formal. Keberadaan sekolah sebagai lembaga formal penyelenggara pendidikan memainkan peran strategis
dalam keberhasilan sistem pendidikan nasional. Sekolah dipimpim oleh kepala sekolah yang bertanggung jawab dalam menerjemahkan
dan melaksanakan kebijakan pendidikan nasional yang ditetapkan pemerintah. Mulai dari UUD 1945, undang-undang, peraturan
pemerintah, keputusan presiden, instruksi presiden, keputusan menteri, sampai kepada peraturan daerah provinsi, peraturan daerah
kabupaten dan kota. Tujuan pengadaan lembaga pendidikan formal adalah:
1 Tempat sumber ilmu pengetahuan. 2 Tempat untuk mengembangkan bangsa.
3 Tempat untuk menguatkan masyarakat bahwa pendidikan itu penting guna bekal kehidupan di masyarakat sehingga siap pakai.
38
b. Pendidikan Non Formal
Lembaga pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah PLS ialah semua bentuk pendidikan yang diselenggarakan dengan
sengaja, tertib, dan berencana, diluar kegiatan persekolahan. Abu Ahmadi, 2001: 164. Ditegaskan pula dalam UU Sisdiknas Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan nonformal merupakan jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat
dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan non formal memiliki ciri antara lain: tidak
terorganisir secara struktural, tidak terdapat penjenjangan kronologis, tidak mengenal adanya kredensial, lebih merupakan hasil pengalaman
belajar individu-mandiri, dan pendidikannya tidak terjadi di dalam “medan interaksi pembelajaran yang artifisial”
Salah satu bentuk pendidikan non formal adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat yang biasa disebut PKBM. PKBM
memiliki fungsi: pertama, sebagai wadah berbagai kegiatan belajar masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan sikap
yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan masyarakat. Kedua, fungsi pendukung di antaranya sebagai pusat informasi bagi
masyarakat sekitar, bagi lembaga pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat, konsultasi, komunikasi dan bermusyawarah, serta sebagai
tempat kegiatan penyebarluasan program dan teknologi tepat guna Yoyon Bahtiar Irianto, 2012:168