Manfaat Penelitian IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGARUSUTAMAAN GENDER (PUG) DALAM PENDIDIKAN DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH.
14 rekayasa sosial, maka kebijakan dirumuskan oleh pemerintah. Tentu saja
rumusan kebijakan ini secara esensial sesuai dengan permasalahan yang ada Sudiyono, 2007:1.
James E. Anderson memberikan rumusan kebijakan sebagai perilaku dari sejumlah aktor pejabat, kelompok, dan instansi pemerintah atau
serangkaian aktor dalam suatu bidang kegiatan Arif Rohman. 2009. Definisi lain dijelaskan oleh Gamage dan Paaf 2003 dalam Syafaruddin 2008: 75,
kebijakan adalah terdiri dari pernyataan tentang sasaran dan satu atau lebih pedoman yang luas untuk mencapai sasaran tersebut sehingga dapat dicapai
dari apa yang dilaksanakan bersama dan memberikan kerangka kerja bagi pelaksanaan program.
Abidin 2006 menjelaskan kebijakan adalah keputusan pemerintah yang bersifat umum dan berlaku untuk seluruh anggota masyarakat
Syafaruddin: 2008: 75. Bogue dan Saunders 1976 menyimpulkan, kebijakan adalah menjelaskan sasaran umum organisasi yang berisikan alasan
bagi eksistensi dan menyediakan arah pembuatan keputusan bagi pencapaian sasaran.
Suatu kebijakan yang telah dibuat mulai dari pengkajian permasalahan yang terjadi kemudian diformulasikan suatu kebijakan yang tepat untuk
mereduksi permasalahan yang terjadi akan sia-sia apabila tidak diimplementasikan. Menurut Van Meter dan Von Horn dalam Arif Rohman
2009: 134, implementasi kebijakan dimaksudkan sebagai keseluruhan tindakan yang dilakukan individu, pejabat atau kelompok pemerintahan atau
15 swasta yang diarahkan kepada ketercapaian tujuan kebijakan yang telah
ditentukan terlebih dahulu. James E. Anderson 1979 dalam Sudiyono 2007:81 dengan tegas menyatakan bahwa implementasi kebijakan
mencakup 4 aspek, yaitu: siapa yang terlibat dalam implementasi kebijakan, esensi proses administrasi, kepatuhan terhadap kebijakan, pengaruh
implementasi pada isi dan dampak kebijakan. Dwijowijoto 2003 juga menegaskan bahwa implementasi kebijakan
merupakan cara yang dilaksanakan agar sebuah kebijakan dapat mencapai tujuannya Syarifuddin: 2008: 86. Sudiyono 2007:82 menjelaskan bahwa
implementasi sebagai proses yang linier, artinya ketika suatu kebijakan telah ditetapkan, maka secara otomatis dapat dilaksanakan, tanpa ada hambatan.
Asumsinya adalah ketika sebuah kebijakan ditetapkan, maka sudah seharusnya dilengkapi dengan standar operasional baku SOB. Sehingga
dalam pelaksanannya akan berjalan dengan lancar sebagaimana diharapkan. Karenanya kebijakan mesti bersifat top down dalam rangka pencapaian tujuan
secara efisien, dimana mengharuskan adanya pengawasan yang sempurna. Brian W. Hogwood dan Lewis A. Gun dalam Solichin AW 1997
Sudiyono, 2007:85 untuk mewujudkan implementasi yang sempurna diperlukan persyaratan tertentu, yaitu:
1. Kondisi eksternal yang dihadapi oleh organisasi atau agen pelaksana tidak menimbulkan gangguan yang serius.
2. Tersedianya waktu dan sumber-sumber yang memadai. 3. Perpaduan sumber-sumber yang diperlukan benar-benar tersedia.
16 4. Kebijakan yang akan diimplementasikan berdasarkan atas
hubungan kasualitas yang dapat diandalkan. 5. Hubungan kasualitas sebagaimana dimaksud harus bersifat
langsung dan hanya memiliki matarantai penghubung yang sedikit. 6. Hubungan saling ketergantugan harus kecil.
7. Pemahaman yang mendalam terhadap tujuan kebijakan dan kesepakatannya terhadap tujuan tersebut.
8. Tugas-tugas setiap organisasi pelaksana harus diperinci dan ditempatkan sesuai dengan urutannya secara tepat.
9. Terjadinya koordinasi dan komunikasi yang sempurna di antara para pelaksana
10. Pihak yang bersenang memiliki kewenangan untuk menuntut dan mendapatan kepatuhan yang sempurna dari para pelaksana
termasuk para kelompok sasaran. Berdasar atas paparan di atas, dapat dilihat bahwa implementasi
kebijakan bukanlah sesuatu yang singkat dan sederhana, namun sangat kompleks dan rumit dimana meliputi beberapa tahapan proses kebijakan.
Sama halnya dengan Yoyon Bahtiar Irianto 2012 mengemukakan mengenai implementasi kebijakan sebagai berikut:
“Implementasi kebijakan dapat disebut sebagai rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah sebuah kebijakan ditetapkan, baik yang terdiri
atas pengambilan keputusan, langkah-langkah yang strategik, maupun operasional yang ditempuh guna mewujudkan suatu program atau
kebijakan menjadi kenyataan, guna mencapai sasaran dari kebijakan yang telah ditetapkan tersebut.”