Si gadis badung itu menelusup ke ranjangku tanpa kata-kata. Ia nakal sekali. Setelah selesai, ia menciumku lalu pergi. Tak lama kemudian,
pintuku diketuk lagi. Kali ini aku merasa dikerjai. Cewek ketiga muncul dan tentu saja aku harus kerja lagi. Tentu saja, lagi-lagi setelah selesai ia
juga menciumku lalu pergi Ayu Utami: 149.
Berdasarkan kutipan di atas, nilai budaya yang dapat diambil adalah budaya berganti pasangan dalam sebuah hubungan. Budaya ini adalah budaya luar yang
biasanya disebut dengan budaya
liberal
bebas. Budaya
liberal
kurang diterima di Indonesia karena negara Indonesia memiliki budaya yang sopan dan baik. Namun saat
ini banyak kaum muda yang terjebak pada budaya
liberal
yang sebenarnyan merusak moral mereka sebagai generasi muda. Sebagai generasi penerus bangsa, generasi
muda harus memiliki iman yang kuat agar tidak terpengaruh oleh budaya
liberal
ini.
A. Pembahasan
1. Struktur Novel
Cerita Cinta Enrico
karya Ayu Utami
Pengkajian struktur pada novel ini menekankan pada tema, tokoh dan penokohan, latar, alur dan sudut pandang pengarang.
a. Tema
Tema merupakan pokok persoalan atau sesuatu pemikiran sebuah cerita. Tema merupakan ide sentral atau pernyataan tentang kehidupan. Biasanya tema
disampaikan secara eksplisit oleh tokoh cerita. Tema tersebar melalui berbagai peristiwa yang terdapat dalam cerita.
Menurut Waluyo 2011: 7 tema adalah gagasan pokok dalam cerita fiksi. Dengan membaca cerita tema itu dapat diketahui pembaca. Terkadang sebuah novel
mempunyai beberapa tema. Novel
Cerita Cinta Enrico
memiliki tema yang sangat menarik yaitu cinta. Cinta si anak pada ibu. Selain cinta kepada si Ibu Syrnie, novel
Cerita Cinta
commit to user
Enrico
juga membahas masalah patah hati. Sebuah drama percintaan, kata cinta memiliki dua sisi yang berbeda. Salah satunya dinamakan patah hati.
b. Tokoh dan Penokohan
Dalam sebuah fiksi, sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi. Istilah “tokoh”
menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Penokohan dan karakterisasi menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah
cerita. Atau dapat dikatakan bahwa penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita Nurgiyantoro, 2012:
164. Tokoh dalam novel
Cerita Cinta Enrico
ada dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.
Tokoh utama yang menjadi pusat cerita adalah Enrico, ia memiliki watak rajin, kuat, suka membantu, berbakti pada orang tua, sayang kepada ibu, lalai, dan
memiliki ingatan yang tajam. Selain itu ada beberapa tokoh tambahan yang berperang sangat penting dalam cerita, antara lain: 1 Muhamad Irsad Ayah yang
memiliki watak setia, mau bekerja keras, tegas, jujur, dan tegar; 2 Syrnie Masmirah Ibu yang memiliki watak berpendidikan modern, tangguh, giat bekerja,
tak mau kalah berdebat, setia, tegar, suka memuji, dan serba bisa; 3 Sanda Kakak Enrico memiliki watak bertanggung jawab dan sayang terhadap adik; 5 Si A
Kekasih Enrico memiliki watak berpengetahuan luas, dan jujur.
Ayu Utami 2013: I berpendapat bahwa Enrico itu orang yang berbakti pada orang tua, jujur, setia kawan, dan tidak kompromi. Tapi Enerico
dewasa tidak berbakti pada orang tua lagi. Dia kabur. Dia sudah merasakan rasanya berbakti, tak punya kebebasan, dan dia tidak mau itu
lagi. Dia tidak mau terjebak dalam ikatan berbakti bagi keluarga lagi. Seperti ditulis: Ia adalah anak kecil yang baik, tapi bukan orang dewasa
yang baik.
Keberadaan tokoh memiliki peran dalam keutuhan cerita fiksi juga berpengaruh dalam totalitas karya tersebut. Hal senada diungkapkan Nurgiyantoro
commit to user
2012: 172. Penokohan mempunyai peran yang besar dalam menentukan keutuhan dan keartistikan sebuah fiksi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keberadaan
tokoh, terutama tokoh utama memberikan keutuhan terhadap jalan cerita. Penggambaran yang jelas mengenai tokoh membuat pembaca mudah memahami
cerita dalam novel
Cerita Cinta Enrico
.
c. Latar