harus bertanggung jawab terhadap perempuan-perempuan yang telah ditidurinya.
b. Tokoh dan Penokohan
Tokoh merupakan pelaku dalam karya sastra. Penokohan tidak dapat lepas dari tokoh. Istilah tokoh merujuk pada pelaku, sedangkan penokohan menunjukkan pada
sifat, watak, atau karakter tokoh. Berdasarkan segi peranannya tokoh dibagi menjadi dua, yaitu tokoh utama dan tokoh tambahan.
Hakikat tokoh utama adalah tokoh yang terus menerus muncul dalam
setting
sebuah karya sastra,sedangkan tokoh tambahan yaitu tokoh yang hanya sesekali muncul. Tokoh utama memiliki porsi lebih banyak dalam cerita dibandingkan tokoh
tambahan. Porsi tokoh tambahan dalam cerita lebih sedikit daripada tokoh utama. Dalam novel
Cerita Cinta Enrico
, terdapat beberapa tokoh yang sangat berperan penting. Tokoh-tokoh tersebut antara lain: Enrico, Ibu Syrnie Masmirah,
ayah Muhamad Irsad, Sanda kakak Enrico, dan si A. 1
Enrico Dalam novel
Cerita Cinta Enrico
, tokoh Enrico merupakan tokoh utama, karena Enrico mendominasi cerita dari awal sampai akhir. Enrico memiliki
banyak watak yang sangat membuat pembaca kagum, antara lain: a
Rajin
Setiap hari aku memompa air untuk mengisi tanki rumah kami. Setiap pagi aku melepas bebek-bebek dan sorenya mengandangi mereka lagi ... ayu Utami: 93.
Dan tak usah diingat-ingat bahwa aku juga membersihkan pispot ibuku, menanak nasi dan menyiapkan lauk, ya, di umurku tujuh tahun ... Ayu Utami: 93.
b Kuat
Aku telah mengalahkan ibu dalam hal renag. Ia hanya berenang menyebrang lebar kolam, sementara aku telah bolak-balik panjangnya Ayu Utami: 37.
commit to user
c Suka Membantu
Sebagai laki-laki, dengan bangga aku akan membawakan segala yang berat- berat: kelapa, yang di masa itu dibeli sebutir, biasanya utuh dengan airnya;
kacang hijau; kacang merah, kedelai, dan bebijian yang lain; gula pasir, gula merah; buah-buahan... pokoknya segala yang berat. Ayu Utami: 42.
d Berbakti Kepada Orangtua
Para penjual yang dilanggani ibu selalu memujiku, katanya, si Rico anak tampan. Atau Rico anak baik. Atau Rico anak berbakti Ayu Utami: 42-43.
e Sayang Kepada Ibu
Yang pertama kuingat adalah ibuku. Selalu ibu yang pertama kuingat. Aku akan mempersembahkan sukun ini untuk ibu Ayu Utami: 45.
f Lalai
Tapi, sebagai anak tujuh tahun, aku bisa lalai jika tiba-tiba aku bertemu sesuatu yang sangat menarik hatiku Ayu Utami: 89.
g Nakal
Dan, sejak itu, aku selalu mengingat ia kerap berkata: ia percaya umurnya tak akan panjang lagi sebab Rico telah jadi kelewat nakal Ayu Utami: 89.
h Jujur
Persisnya begini: dalam suatu rencana perjalanan sepanjang empat jam, senior kami bertanya siapa yang ingin naik truk dan siapa yang ingin jalan kaki. Tentu
saja aku jujur, aku ingin naik truk. Toh itu Cuma sisa perjalanan pendek. Tak ada yang dikorbankan. Ternyata terdengar bisik-bisik bahwa itu jebakan untuk
menguji kekompakan. Mereka yang semula mengacung bersama aku pun satu per satu menurunkan tangan lagi. Akhirnya, Cuma empat orang yang dengan
jujur ingin naik truk Ayu Utami: 143.
i Setia Kawan
Tidak ada atasan bawahan. Tak ada yunior yang harus taat pada senior. Kesetiakawanan tidak usah diuji dengan tes buatan. Kesetiakawanan akan
tumbuh dengan sendirinya Ayu Utami: 145.
j Tidak Kompromi
... setelah semua itu, aku ternyata tidak lulus Mahawarman karena persis di hari terakhir aku menghunus pisau dan mengancam pelatihku. Sungguh mati aku
merasa pelatihku itu mau menembak aku. Saksi mata mengatakan bahwa ia tidak mancabut senjata. Tapi sumpah, aku merasa ia memang akan menembakku,
makanya kuambil pisauku dan kuacungkan padanya AyuUtami: 142.
commit to user
k Memiliki Ingatan yang Tajam
1958 Februari 15. Aku lahir. Bersama dengan kelahiran saudara kembarku pemberontakan PRRI yang berkaki kecil...
1968 adalah tahun kebahagiaanku. Aku pindah ke rumah baru yang bagus ... Tahun 1968 lahir benih angin pembaruan. Di blok timur ada peristiwa Musim
semi di Praha... Tahun 1978 aku telah minggat ke Bandung dan bebas dari ibuku tapi itu tahun
yang agak menyedihkan. Itulah era ketika suara-suara kebebasan yang masih muda ini dibungkam dengan kekerasan...
Sepuluh tahun berikutnya, 1998 rezim otoriter Soeharto juga runtuh, setelah 32 tahun. Soeharto lengser keprabon setelah demonstrasi mahasiswa besar-besaran
di gedung MPRDPR... Ayu Utami: 225-228.
2 Ayah Muhamad Irsad
Muhamad Irsad atau ayah Enrico adalah tokoh yang sangat berperan penting dalam cerita ini. Meskipun begitu tokoh ayah hanya sebagai tokoh tambahan.
Ayah memiliki watak yang baik, antara lain: a
Setia
Ia hanyalah prajurit yang setia Ayu Utami: 17
b Mau Bekerja Keras
Ayah pergi ke kota besar, mencari pekerjaan. Tapi agaknya sejauh ini hasilnya tidak menjanjikan, sementara uang keluarga kami semakin menipis Ayu Utami:
10.
c Tegas
Sejak itu ayah tidak mengijinkan ibuku berlagak seperti wanita kampung: mengenakan baju kurung dan menyunggi dagangan di kepala, dan meninggalkan
anak-anak sendirian di rumah Ayu Utami: 10.
d Bersikap Positif dan Optimis
Tapi dalam disiplin militer ia dilatih untuk bersikap positif dan optimis, maka dengan segera ia membalik spekulasi takhayul menjadi kepastian yang
menguntungkan Ayu Utami: 15
e Jujur
Atasannya pun tahu, ia lebih jenis lelaki jujur daripada jenis lelaki berdarah perang, sekalipun Madura tempat kelahirannya dianggap pulau yang beradatkan
clurit Ayu Utami: 17.
commit to user
f Tegar
Irsad tetap mencoba berdiri dengan sikap tegap seutuhnya, dengan kehormatan penuh, meskipun hatinya hancur ketika perwira pasukan Yani melucuti tanda
pangkatnya Ayu Utami: 27.
3 Ibu Enrico Syrnie Masmirah
Syrnie Masmirah adalah ibu Enrico. Syrnie adalah tokoh tambahan seperti ayah Enrico namun demikian kehadiran ibu sangat penting dalam cerita. Ibu
memiliki beberapa watak yang unik, antara lain: a
Berpendidikan Modern
Ibu bisa membaca bahasa Jerman dan Inggris, bisa menunggang kuda, bermain polo, tenis, mengetik, mencatat dengan steno, bermain akordeon, membaca koran
dan buku-buku tebal Ayu Utami: 5.
b Tangguh
Sebelum luka-luka persalinannya sembuh, ibu telah mengembara sebagai keluarga gerilya menempuh liku-liku hutan dan ngarai dengan berjalan kaki
Ayu Utami: 5.
c Giat Bekerja
Ia berjalan pergi sambil menyunggi sesuatu di atas kepelanya. Sesuatu itu adalah telur. Lusinan telur, untuk dijual ke ibukota propinsi yang jaraknya setengah hari
perjalanan dengan kereta api Ayu Utami: 9.
d Tak Mau Kalah Berdebat
Istrinya telah menyiapkan nama untuk anak itu, yang ia tak setuju Enrico. Dari Enrico Caruso, seorang penyanyi tenor Italia yang sesungguhnya sudah
meninggal dunia lama sebelum ibuku lahir. Letda Irsad keberatan dengan nama itu karena kebarat-baratan. Tapi istrinya memang masuk sekolah zending,
sehingga ayahpun membantah dengan alasan lain Ayu Utami: 13
e Setia
Ia telah menunjukkan bahwa ia selalu mendampingi lelaki yang dicintainya apapun yang terjadi Ayu Utami: 28.
f Tegar
Ia telah menunjukkan bahwa ia tidak menangis, sebab begitulah yang ia sendiri tafsirkan dari kelahiranku, di hari kelahiran revolusi juga meskipun hampir bisa
dipastikan aku tidak memaksudkannya sama sekali Ayu Utami: 28.
commit to user
g Suka Memuji
Aku akan merona ketika ibu memuji pekerjaanku. Hatiku berdebar-debar manakala ia mengenakan pantovel itu di kakinya Ayu Utami: 31.
h Serba Bisa
Ibu membuat segala hal sendiri. Makanan hingga baju renang kami dibikinnya sendiri Ayu Utami: 36.
Aku selalu mengenakan kemeja dan celana yang dibuat sendiri oleh ibu dengan mesin jahit Pfaffnya yang berjasa besar Ayu Utami: 41.
4 Sanda
Sanda juga merupakan pemain tambahan. Sanda memiliki watak sayang terhadap adiknya dan bertanggung jawab. Hal ini dapat dilihat dari kutipan
berikut.
Lalu kakak perempuanku, yang tak jauh lebih besar dari aku, bangkit dan mencoba mengusir ayam itu. Aku mendengar kakakku menggusah-gusah Ayu
Utami: 8.
5 Si A Kekasih Enrico
A adalah tokoh tambahan yang menjadi kekasih Enrico. A memiliki watak berpengetahuan luas dan jujur. Sosok A yang berpengetahuan luas dan jujur dapat
dilihat pada kutipan di bawah ini. a
Berpengetahuan Luas
“aku suka Agustinus seperti aku suka Freud”, kata A. Keduanya menjengkelkan karena patriakalnya. Tapi keduanya sangat berani dan jujur untuk mencoba
memahami sisi gelap bawah sadar manusia. Keduanya juga sangat tajam dan imajinatif dalam menggambarkan struktur jiwa manusia, pada konteksnya
masing-masing. Agustinus merumuskan dosa asal, Freud merumuskan libido. Dua-duanya menyentak Ayu Utami: 208.
b Jujur
Akhirnya ia berkata, “aku mau bilang sesuatu.” “Aku bersetubuh dengan orang lain, “ujarnya Ayu Utami: 212.
c.
Setting
atau Latar
Setting
latar adalah tempat terjadinya suatu peristiwa, di dalam
setting
latar terdapat tempat dan waktu dalam cerita.
Setting
meliputi tempat perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
terjadinya peristiwa dan juga menunjukkan waktu peristiwa tersebut terjadi. Semi 1993: 46 berpendapat bahwa latar
setting
merupakan lingkungan terjadinya peristiwa, termasuk di dalamnya tempat dan waktu peristiwa terjadi. hal tersebut
berarti bahwa latar meliputi tempat ataupun waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro, 2007: 216, latar
setting
disebut juga landas tumpu, mengarah pada pengertian tempat, hubungan waktu dan lingkungan sosial
tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan.
Setting
dalam novel
Cerita Cinta Enrico
terdiri atas tiga
setting
, yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. 1
Latar Tempat Novel
Cerita Cinta Enrico
banyak mempunyai
setting
tempat. Ada yang bersetting di Sumatra, ada juga yang bersetting di Jawa.
a Hutan Belantara
Di awal Ayu Utami menceritakan ingatan yang dialami Enrico tentang hutan belantara. Di hutan itu para PRRI melakukan gerilya. Ayu Utami juga
menjelaskan dalam novelnya bahwa Enrico mengingat hutan adalah pohon raksasa yang maha besar. Ia harus mengitari pohon tersebut untuk berbelok
menuju tempat aman yang baru.
Inilah ingatan pertamaku dalam hidup: sebuah pohon maha besar. Aku memandang pohon raksasa itu, teduh dan menjulang dihadapanku, dan
satu-satunya yang kurasakan adalah takjub Ayu Utami: 3.
Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa
setting
yang dipakai adalah hutan belantara dari kata pohon raksasa dan hutan. Pohon raksasa hanya ada di
dalam hutan yang masih belum banyak disentuh oleh manusia. b
Di Rumah Rumah adalah
setting
yang banyak dipakai dalam novel
Cerita Cinta Enrico
. Banyak kejadian yang terjadi di rumah, antara lain: tempat berkumpul perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
keluarga, tempat bercerita pengalaman yang terjadi seharian. Di bawah ini ada beberapa kutipan yang menyatakan bahwa rumah menjadi
setting
di dalam novel tersebut.
Lalu ibuku mengunci pintu, meninggalkan aku dan kakakku di dalam rumah. Ia berjalan sambil menyunggi sesuatu di atas kepalanya. Sesuatu
itu adalah telur. Ayu Utami: 9. Aku menerobos ke dalam rumah sambil kedua tanganku tertenteng
menyodorkan buah istimewa itu. Kulihat wajah ibuku: terkejut, terharu, dan bangga Ayu Utami: 45.
Ia bolak-balik di dalam rumah dan pekarangan beberapa saat lagi Ayu Utami: 98.
Dari ketiga kutipan di atas, dapat diketahui bahwa beberapa peristiwa terjadi di rumah. Hal ini dapat dilihat dari kata “pintu, pekarangan, dan
rumah”. Kamar merupakan salah satu bagian dari
setting
rumah. Kamar tak kalah penting karena di kamar, Enrico melakukan sebagian aktifitasnya.
Misalnya: saat ibunya marah dan akan memukulnya, ia masuk ke dalam kamar dan bersembunyi di bawah ranjang. Berikut kutipan yang berhubungan dengan
kamar tidur.
Suatu siang aku sedang mencelik-celikkan burungku di kamar Ayu Utami: 82.
Akhirnya aku lari ke kolong ranjang. Ibuku agaknya sangat geram. Ia membungkuk untuk meraihku. Aku bersembunyi semakin ke sudut Ayu
Utami: 87. Si gadis badung itu menelusup ke ranjangku tanpa kata-kata. Ia nakal
sekali. Setelah selesai, ia menciumku lalu pergi Ayu Utami: 149.
Dari ketiga kutipan di atas dapat diketahui bahwa terjadi beberapa peristiwa di kamar. Hal ini dapat dilihat pada penggunaan kata “ranjang dan
kamar”. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Ada juga dapur yang menunjukkan bagian dari rumah dan menjadi tempat terjadinya suatu peristiwa. Kutipan di bawah ini akan menunjukkan
bahwa dapur menjadi salah satu latar tempat dalam cerita.
Sebuah dapur yang gelap. Dapur masa lalu yang penuh jelaga. Ada jendela kecil yang terlalu tinggi untuk diraih. Dari situlah cahaya masuk. Ada
banyak kuali besar berpantat hitam, yang rasanya cukup untuk masuk dan bersembunyi Ayu Utami: 7.
Dari kutipan di atas, dapat diketahui secara langsung bahwa
setting
yang digunakan adalah dapur. Pengarang secara langsung menulis kata “dapur” dan ada juga benda-benda yang biasanya hanya terdapat di dapur,
yaitu kuali. Selain dapur ada juga
setting
kandang ayam yang juga bagian dari rumah. Enrico memelihara banyak ayam di belakang rumahnya. Berikut
kutipan yang menunjukkan bahwa kandang ayam menjadi
setting
dalam cerita tersebut.
Aku mengambil beras tanpa izin ibuku, dan kami membikin keributan di dekat kandang ayam Ayu Utami: 87.
Lalu aku akan masuk ke dalam kandang, terbungkuk-bungkuk karena kandang itu begitu sempit, membersihkan alasnya yang telah keras, lalu
menggantinya dengan adonan baru Ayu Utami: 93.
Kedua kutipan tersebut menunjukkan bahwa kandang ayam memang menjadi
setting
dalam cerita tersebut. Hal ini terbukti dari adanya kata “kandang”.
c Di Rumah Sakit
Setting
tempat lainnya yang melatari novel
Cerita Cinta Enrico
adalah rumah sakit. Rumah sakit dipakai pada saat kelahiran Enrico.
Itu menakutkan, bagi ibuku maupun dokter dan jururawat yang membantu kedatanganku ke dunia. Orok yang tidak menangis berarti tidak memulai
nafas pertamanya. Dokter menepuk-nepuk pantatku, aku tutup mulut. Perawat menarik-narik ceker ayamku, mulutku terus terkatup Ayu Utami:
20. Lalu, terjadilah pemandangan yang mengerikan ini: Dokter rumah sakit itu
menyuruh suster menyediakan dua kuali. Ayu Utami: 21.
commit to user
Kedua kutipan di atas sama-sama menunjukkan rumah sakit sebagai latar yang ada dalam novel
Cerita Cinta Enrico
. Hal ini terbukti dari
adanya dokter dan jururawat pada kutipan di atas, selain itu ada peristiwa yang biasanya terjadi di rumah sakit yaitu melahirkan seorang bayi.
d Di Lapangan yang Membatasi Hutan
Ada juga
setting
di sebuah lapangan. Sebuah lapangan yang membatasi hutan. Peristiwa ini terjadi saat pasukan gerilya ingin menukarkan Syrnie dan
anaknya dengan perbekalan makanan bagi pasukan gerilya.
Di lapangan yang sama dengan lapangan yang seharusnya menjadi titik di mana ibuku dijemput, ya lapangan di mana dulu istrnya menunjukkan
kemenangannya, di situlah ia harus menunjukkan kekalahan. Lapangan diantara dua hutan. Hutan musuh, yang menjanjikan daging rusa dan buah-
buahan, di sebrang sana. Hutan kami di sebelah sini, menjanjikan harimau dan segala macam ular berbisa. Ayu Utami; 27.
e Di Kolam Renang
Kolam renang menunjukkan beberapa peristiwa yang dialami oleh Enrico. Yang pertama adalah saat dia berenang di kolam teratai dan yang
kedua adalah saat dia dibaptis sebagai Saksi Yehuwa.
Aku dan ibu pergi berdua saja ke kolam renang teratai dari rumah kami di asrama militer belakang tangsi. Kami berjalan bergandengan tangan mesra
Ayu Utami: 37.
Kutipan di atas, menunjukkan latar tempat yaitu kolam renang teratai yang terletak di jalan Sudirman. Kolam renang yang paling bagus kala itu.
Selain itu, ada juga kolam renang yang menjadi tempat saat Enrico dibaptis sebagai Saksi Yehuwa. Tempat ini menjadi tempat yang bersejarah bagi
Enrico. Berikut kutipan tersebut:
Di hari pembaptisanku, di sebuah kolam renang di Medan, di tahun yang seharusnya aku tertawa keras karena hari kiamat melengos entah kemana,
aku bersumpah itu adalah terakhir kalinya aku mengangguk, mematuk dedak dan jagung yang disediakan ibuku Ayu Utami: 125.
commit to user
f Di Pinggir Pantai
Pantai adalah tempat yang tak kalah bersejarah bagi Enrico. Setting pantai menjadi penting karena terjadi beberapa peristiwa yang tak dapat
dilupakan oleh Enrico dan keluarganya. Di pantai asma kakaknya kambuh dan akhirnya meninggal lalu di pantai Enrico mendapat pengalaman pertamanya
bersama seorang perempuan.
Konon aku dan Sanda sangat gembira ketika ayah menaikkan kami ke boncengan sepeda dan ayah mengayuh sepeda itu ke pantai Padang di
mana ada reruntuhan benteng Jepang dan fosil Malin Kundang Ayu Utami: 49.
Kutipan di atas menunjukkan pinggir pantai yang dalam cerita membuat asma Sanda kambuh dan akhirnya Sanda meninggal dunia. Hal ini
membuat Ibu Enrico selalu mengingat kejadian tersebut. Ada juga kutipan saat Enrico mendapatkan pengalaman yang tidak terlupakan di hidupnya. Berikut
kutipan tersebut:
Ada satu cewek cantik yang sangat bagak. Aku ciuman dengannya di tepi laut di atas motorku suatu malam minggu, dan ia tidak memakai beha
Ayu Utami: 127.
Kutipan di atas, menunjukkan saat Enrico mendapat pengalaman pertamanya bersama seorang perempuan. Hal tersebut yang membuat Enrico
menjadi anak yang nakal. g
SMA Conforti SMA Conforti adalah SMA Katolik yang digunakan para pengikut
Saksi Yehuwa untuk berhimpun. Saksi Yehuwa menggunakan SMA Conforti untuk berhimpun karena mereka tidak memiliki gereja sendiri.
Dinding depannya dilabur kapur dan bagian dalamnya disekat-sekat menjadi kelas-kelas. Itu adalah bangunan SMA Conforti, sebuah sekolah
Katolik. Pada Zaman itu misionaris Katolik dikenal memiliki pendidikan
commit to user
yang sangat bermutu. Tapi SMA Conforti bukan yang paling bergengsi di antara sekolah-sekolah Katolik yang mereka punya Ayu Utami: 57.
h Gereja
Kemudian ada peristiwa yang berlatarkan di gereja. Gereja digunakan sebagai tempat untuk meminta rekomendasi sekolah yang murah. Kutipan di
bawah ini akan menunjukkan peristiwa tersebut.
Ia pergi mengunjungi pastor gereja di sebelah tangsi kami, meminta rekomendasi untuk anaknya belajar di sekolah Katolik terdekat. Tapi
sekolah swasta ini juga dikenal mahal Ayu Utami: 58.
Selain di gereja ada juga di halaman gereja. Seperti dalam kutipan berikut ini.
Di halaman gereja, mereka memelihara seekor sapi perah. Ibu menyuruhku belajar memerah susu dan membantu di sana. Aku senang melakukannya,
terutama karena ada dua anak perempuan cantik keturunan Italia yang membimbingku Ayu Utami: 77.
i Bandar Buat
Bandar Buat adalah sebuah tempat yang ada di sana ada jalur lori gantung pengangkut semen dari pabrik besar di Indarung. Kutipan di bawah
ini akan menunjukkan Bandar Buat tersebut.
Kami harus pergi ke Bandar Buat, yang jaraknya sekitar delapan kilometer ... di Bandar Buat ada jalur lori gantung pengangkut semen dari pabrik
besar di Indarung. Karena kota kecil ini terletak dekat puncak bukit, maka jalur kereta gantung tidak terlalu tinggi dari tanah Ayu Utami: 84.
j Kampus ITB
Kampus ITB menjadi
setting
yang sangat penting karena dalam novel
Cerita Cinta Enrico
, Enrico sekolah sampai ITB dan menjadi aktivis di sana.
Apapun, kami memutuskan untuk mempertahankan kampus. Dengan cara berbaring di jalan di pintu masuk Ayu Utami: 134.
Di gerbang Rene Louis Conrad pada suatu pagi aku merasa hidupku akan berakhir dalam beberapa menit lagi. Prasetya Riksa, mahasiawa tambang
ITB angkatan 77, ketua Badan Perwakilan Anggota, mati dilindas panser Ayu Utami: 133.
commit to user
Kedua kutipan di atas, menunjukkan
setting
yang sama yaitu kampus ITB. Hal ini dibuktikan dengan adanya kata “gerbang Rene Louis Conrad”.
Gerbang tersebut adalah nama gerbang pintu masuk pada kampus ITB. k
Teater Utan Kayu Teater Utan Kayu TUK adalah tempat bersejarah bagi Enrico karena
di sana dia bertemu dengan si A yang pada akhir cerita si A menjadi istrinya.
Namanya Teater Utan Kayu, TUK terletak disalah satu sudut jalan Utan Kayu Ayu Utami: 172
Jadi, aku suka ke Teater Utan Kayu, berharap bisa tak sengaja bertemu si A Ayu Utami: 174
Esoknya kami bertemu di kedai di TUK Ayu Utami: 175.
Ketiga kutipan di atas menunjukkan latar tempat yaitu Teater Utan Kayu TUK. Pengarang menunjukkan secara langsung bahwa TUK
merupakan latar tempat dan banyak terjadi peristiwa di sana. 2
Latar Waktu Selain latar tempat, dalam novel
Cerita Cinta Enrico
juga ada latar waktu. Yang termasuk latar waktu antara lain: pagi, siang, sore, dan malam. Berikut
kutipan tersebut.
Malam itu kami berempat berkumpul lagi. Aku merasa sangat bahagia karena keluarga kami utuh Ayu Utami: 10.
Pada hari H-1 komandan membiarkan Letda Irsad menghabiskan malam terakhir berdua dengan isterinya saja, tanpa diganggu anggota pasukan
yang lain Ayu Utami: 24
Dari dua kutipan di atas, dapat diketahui bahwa latar waktu yang digunakan dalam cerita adalah malam. Hal ini ditunjukkan dengan penggunaan kata
“malam” di dalam latar waktu yang ditemukan pada kutipan di atas. Selain latar waktu malam ada juga latar waktu pagi. Latar waktu pagi dapat ditunjukkan
melalui kutipan berikut. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Hari pertama itu, pagi-pagi, setelah sarapan, kulihat ia berganti pakaian Ayu Utami: 161.
Aku selalu senang memandangi A ketika ia berpakaian kembali di pagi hari. Sinar matahari masuk dari jendela kecil dan ia duduk di depannya.
Sudut itu satu-satunya yang mendapat cahaya, seperti dalam lukisan Ayu Utami: 196.
Kedua kutipan di atas menunjukkan latar waktu pagi. Hal ini dibuktikan dengan adanya kata “sarapan dan sinar matahari” pada kutipan di atas. Selain
latar waktu malam dan pagi, ada juga latar siang dan sore. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut:
Suatu siang aku mencelik-celikkan burungku di kamar Ayu Utami: 82. Sore-sore, menjelang waktu wedangan, ia memakai lagi baju rapinya Ayu
Utami: 161.
Kutipan pertama menunjukkan latar waktu siang, dengan menggunakan kata “siang” pada kutipan tersebut. Pada kutipan kedua menunjukkan latar waktu
sore, hal ini dapat dilihat dari kata “sore-sore”. 3
Latar Sosial Latar sosial berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat
yang diceritakan dalam karya fiksi. Latar sosial dapat berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan hidup, cara berpikir dan bersikap, serta
hal lain yang tergolong latar spiritual. Dalam novel
Cerita Cinta Enrico
terdapat beberapa latar sosial antara lain: a
Latar Sosial Seorang Perempuan Kota Novel
Cerita Cinta Enrico
memiliki latar sosial perempuan kota. Latar sosial perempuan kota berhubungan dengan cara berpakaian dan penampilan
ibunya. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
Sebetulnya ia memiliki tangan dan kaki yang kuat juga, tetapi perempuan kota seperti dia tidak terlatih berjalan kaki kilo-kilometer masuk keluar
hutan sambil membawa dua anak kecil Ayu Utami: 4.
commit to user
Dan di dalam penampilannya yang berbeda itu, ibuku juga fasih berbahasa Belanda ... ibuku bisa membaca bahasa Jerman dan Inggris, bisa
menunggang kuda, bermain polo, tenis, mengetik, mencatat dengan steno, bermain akordeon, membaca koran dan buku-buku tebal Ayu Utami: 9.
Berdasarkan kutipan di atas, maka dapat diketahui latar sosial perempuan kota antara lain: tidak mampu berjalan berkilo-kilometer, pandai berbahasa
asing, dan serba bisa. b
Latar Sosial Seorang Perempuan Kampung Dalam novel
Cerita Cinta Enrico
, selain terdapat latar sosial perempuan kota, terdapat pula latar sosial perempuan kampung. Latar sosial perempuan
kampung dapat dilihat dari kutipan di bawah ini.
Rambutnya segar, tidak seperti rambut kebanyakan perempuan lain, yang cepal oleh minyak dan menyimpan kutu Ayu Utami: 31.
Jika berkelahi satu sama lain, mereka memaki dengan bahasa Jawa yang sungguh kampungan dan, ya ampun, mereka suka menyingkap atau
melorotkan kain, memperlihatkan bokong mereka pada musuhnya. Jika bisa, kurasa mereka akan kentut juga untuk menyatakan kebencian. Ibu
teman-temanku banyak yang tak bisa baca tulis Ayu Utami: 39-40.
Dari kutipan di atas, dapat diketahui bahwa perempuan kampung biasanya berambut panjang dan berkutu. Selain itu, jika mereka berkelahi satu
sama lain, mereka memaki dan memperlihatkan bokong mereka kepada musuh dan kala itu perempuan kampung tidak baca tulis.
c Latar Sosial Kehidupan Masyarakat Kampung
Selain latar sosial perempuan kampung, terdapat pula latar sosial kehidupan masyarakat kampung dalam novel
Cerita Cinta Enrico
. Hal ini dapat dilihat pada kutipan berikut.
Ia tahu bahwa telur tak bisa dijual oleh perempuan dengan rok dan sepatu. Rok dan sepatu apalagi pantovel nan hebat terlalu terpelajar untuk
mempersembahkan telur. Maka ia mengenakan baju yang biasa dikenakan para inang pedagang Ayu Utami: 10.
commit to user
Kutipan di atas, menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat kampung, terutama perempuan adalah tidak pernah memakai rok dan sepatu pantovel.
d. Alur atau Plot