Eksistensi adalah cara manusia “berada” di dunia ini. Cara manusia “berada” itu berarti merencanakan, berbuat dan menjadi manusia seutuhnya. Eksistensi manusia
bukan eksistensi yang statis, tetapi eksistensi yang dinamis. Hanya dengan berbuat, manusia diakui eksistensinya. Sutrisna 1997: 63 menyatakan bahwa nilai-nilai dari
sebuah karya sastra dapat tergambar melalui tema-tema besar mengenai siapa manusia, keberadaannya di dunia dan di dalam masyarakat, apa itu kebudayaannya
dan proses pendidikannya, semua itu dipigurakan dalam refleksi konkret fenomenal berdasar fenomena eksistensi manusia dan direfleksi sebagai rentangan perjalanan
bereksistensi. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa eksistensi perempuan
yang dimaksud dalam penelitian ini terwujud dalam pilihan-pilihan perempuan dalam mencapai cita-citanya meraih persamaan hak dengan kaum laki-laki.
3. Nilai Pendidikan
a. Hakikat Nilai
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Sesuatu itu bernilai berarti sesuatu itu berharga atau berguna
bagi kehidupan manusia. Nilai sebagai kualitas yang independen akan memiliki ketetapan yaitu tidak berubah yang terjadi pada objek yang dikenai nilai. Persahabatan
sebagai nilai positifbaik tidak akan berubah esensinya manakala ada penghianatan antara dua yang bersahabat. Artinya nilai adalah suatu ketetapan yang ada
bagaimanapun keadaan di sekitarnya berlangsung. Nilai menurut Ahmadi dan Uhbiyati 1991: 69 merupakan sesuatu yang
abstrak, tetapi secara fungsional mempunyai ciri mampu membedakan antara yang satu dengan lainnya.
commit to user
Nilai adalah sifat-sifat, hal-hal yang penting dan berguna bagi kehidupan. Dengan kata lain nilai adalah aturan yang menentukan sesuatu benda atau perbuatan
lebih tinggi, dikehendaki dari yang lain Semi: 1993: 54. Lebih lanjut Atar Semi mengatakan bahwa nilai juga menyangkut masalah bagaimana usaha untuk
menentukan sesuatu itu berharga dari yang lain, serta apa yang dikehendaki dan apa yang ditolak.
Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan segala sesuatu tentang baik dan buruk yang memiliki sifat-sifat yang berguna untuk manusia.
b. Hakikat Pendidikan
Pendidikan secara umum bertujuan membantu manusia menemukan hakikat kemanusiaannya. Maksudnya, pendidikan harus mewujudkan manusia seutuhnya.
Dengan adanya pendidikan diharapkan manusia mampu menyadari potensi yang dimiliki sebagai makhluk yang berpikir. Soedono 2003: 18 menjelaskan pengertian
pendidikan adalah bentuan yang diberikan oleh orang yang bertanggung jawab kepada anak didik dalam usaha mendewasakan manusia melalui pengajaran dan pelatiihan
yang dilakukan. Pendapat berbeda disampaikan oleh Tilaar 2002: 28 pendidikan adalah suatu
proses menumbuh kembangkan eksistensi peserta didik yang memastarakat dan membudaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional serta global.
Menurut Marimba 1989: 19 seorang pakar filsafat pendidikan merumuskan bahwa pendidikan adalah bimbingan atau tuturan secara sadar oleh pendidik terhadap
perkembangan jasmani rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian utama. Dari pendapa-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah
suatu proses menumbuhkembangkan eksistensi peserta didik yang memasyarakat dan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
membudidaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, memasyarakat dan membudidaya, dalam tata kehidupan yang berdimensi lokal, nasional, serta global
terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menujuserta global terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian
utama. Pendidikan secara umum bertujuan membantu manusia menemukan hakikat kemanusiaannya atau mewujudkan manusia seutuhnya.
c. Nilai Pendidikan Dalam Novel
Atar Semi 1993: 20 mengungkapkan bahwa nilai didik dalam karya sastra memang banyak diharapkan dapat memberi solusi atas sebagian masalah dalam
kehidupan masyarakat. Sastra merupakan alat penting bagi pemikir-pemikir untuk menggerakkan pembaca pada kenyataan dan menolongnya mengambil suatu
keputusan apabila ia menghadapi suatu masalah. Waluyo 1992: 28 berpendapat bahwa makna nilai dalam sastra adalah
kebaikan yang ada dalam makna karya seseorang. Hal ini bahwa dalam karya sastra pada dasarnya selalu mengandung nilai-nilai kehidupan yang bermanfaat untuk
pembaca. Muatan nilai-nilai yang tersirat dalam karya sastra pada umumnya adalah nilai religius, nilai moral, nilai sosial, dan nilai estetika atau kehidupan. Selain itu juga
terdapat nilai budaya atau adat. 1
Nilai Religius agama Sastra bukan sebuah khotbah agama, tetapi tempat konsultasi nasehat, tetapi
secara hakiki, sifat pendidikannya mempunyai peran dan fungsi yang sejalan dengan nilai agama. Nilai religius agama dalam sebuah karya sastra merupakan
peneguh batin bagi pembacanya, termasuk di dalamnya yang bersifat keagamaan. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Nurgiyantoro 2012: 326 menjelaskan bahwa agama lebih menunjukkan pada kelembagaan kebaktian kepada Tuhan dengan hukum-hukum yang resmi.
Seorang religius adalah orang yang mencoba memahami dan menghayati hidup dan kehidupan ini lebih dari sekedar yang lahiriah saja.
Religius adalah
keterkaitan antara
manusia dengan
Tuhan. Koentjaraningrat 1985: 145 menyatakan bahwa makin seseorang taat
menjalankan syariat agama, maka makin tinggi pula tingkat religiusitasnya. Bardasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa nilai agama merupakan
nilai-nilai dalam kehidupan manusia yang menggambarkan hubungan manusia dengan Tuhan.
2 Nilai Moral
Secara etimologis asal kata moral berasal dari kata “mos” atau “mores” yang berarti tata cara, adat istiadat, kebiasaan, atau tingkah laku Koentjaraningrat
1985: 23. Sebuah karya sastra yang menawarkan nilai moral biasanya bertujuan untuk mendidik manusia agar mengenal nilai-nilai estetika dan budi pekerti.
Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan pandangan hidup pengarang yang bersangkutan, pandangannya tentang nilai-nilai kebenaran, dan
hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca Nurgiyantoro, 2012: 321. Lebih lanjut Nurgiyantoro 2012: 322 menjelaskan bahwa sebuah karya fiksi
yang menawarkan pesan moral yang bersifat universal pula dan memungkinkan untuk menjadi sebuah karya yang bersifat sublim dan ditentukan oleh berbagai
unsur intrinsik lain. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Moral dalam karya sastra, atau hikmah yang diperoleh pembaca lewat sastra, selalu dalam pengertian baik. Pesan moral sastra tidak harus sejalan
dengan hukum agama sebab sastra memang bukan agama. 3
Nilai Sosial Hampir semua novel Indonesia sejak awal pertumbuhannya hingga dewasa
ini, boleh dikatakan mengandung unsur nilai sosial walau dengan intensitas yang berbeda Nurgiyantoro, 2012: 330.
Tata nilai sosial tertentu akan mengungkapkan sesuatu hal yang dapat direnungkan dalam karya sastra dengan ekspresinya. Pada akhirnya dapat
dijadikan cermin atau sikap para pembacanya Suyitno, 1986: 31. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa nilai sosial dapat dilihat dari
hubungan antara manusia dengan manusia lain dalam masyarakat. 4
Nilai Pendidikan Budaya Nilai-nilai budaya menurut Rosyadi 1995: 74 merupakan sesuatu yang
dianggap baik dan berharga oleh suatu kelompok masyarakat atau suku bangsa yang belum tentu dipandang baik pula oleh kelompok masyarakat atau suku
bangsa lain sebab nilai budaya membatasi dan memberikan karakteristik pada suatu masyarakat dan kebudayaannya.
Nilai budaya merupakan tingkat yang paling abstrak dari adat, hidup dan berakar dalam alam pikiran masyarakat, dan sukar diganti dengan nilai budaya
lain dalam waktu singkat. Uzey 2009: 1 berpendapat mengenai pemahaman tentang nilai budaya dalam kehidupan manusia diperoleh karena manusia
memaknai ruang dan waktu. Makna itu akan bersifat intersubyektif karena ditumbuh-kembangkan secara individual, namun dihayati secara bersama,
commit to user
diterima, dan disetujui oleh masyarakat hingga menjadi latar budaya yang terpadu bagi fenomena yang digambarkan.
Sistem nilai budaya merupakan inti kebudayaan, sebagai intinya ia akan mempengaruhi dan menata elemen-elemen yang berada pada struktur permukaan
dari kehidupan manusi yang meliputi perilaku sebagai kesatuan gejala dan benda- benda sebagai kesatuan material. Sistem nilai budaya terdiri dari konsepsi-
konsepsi yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar warga masyarakat, mengenai hal-hal yang harus mereka anggap amat bernilai dalam hidup. Karena
itu, suatu sistem nilai budaya biasanya berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi kelakuan manusia.
Dapat disimpulkan dari pendapat tersebut sistem nilai budaya menempatkan pada posisi sentral dan penting dalam kerangka suatu kebudayaan yang sifatnya
abstrak dan hanya dapat diungkapkan atau dinyatakan melalui pengamatan pada gejala-gejala yang lebih nyata seperti tingkah laku dan benda-benda material
sebagai hasil dari penuangan konsep-konsep nilai melalui tindakan berpola. Adapun nilai-nilai budaya yang terkandung dalam novel dapat diketahui melalui
penelaahan terhadap karakteristik dan perilaku tokoh-tokoh dalam cerita.
C. Kerangka Berpikir
Penelitian ini menganalisis karya sastra yang berupa novel, dengan pendekatan feminisme. Karya sastra yang dikaji adalah novel
Cerita Cinta Enrico
karya Ayu Utami. Penelitian ini terlebih dahulu mengkaji struktur teks atau unsur-unsur pembangun dalam
novel. Dalam penelitian ini pengkajian unsur-unsur pembangun hanya pada unsur-unsur intrinsik novel. Unsur-unsur yang dikaji dalam novel Cerita Cinta Enrico karya Ayu Utami
ini meliputi tema, tokoh dan penokohan, latar, alur atau plot, sudut pandang pengarang dan perpustakaan.uns.ac.id
commit to user