Nilai Pendidikan Sosial Nilai Pendidikan yang Terdapat dalam Novel

Nilai moral yang dapat diambil dari kutipan di atas, adalah untuk mendapatkan apapun yang diinginkan, seseorang harus berusaha sekuat tenaga. Ayu utami menggambarkan Enrico menjadi anak yang rajin saat ia akan masuk ke perguruan tinggi yang ia cita-citakan. Sampai-sampai Enrico hanya belajar dan terus belajar untuk mendapatkan hal yang ia cita-citakan tersebut. Justru karena kita semua berdosa, seharusnya kita tidak lagi terobsesi pada dosa dan tidak dosa dan lebih menggunakan energi untuk berbuat baik bagi orang lain Ayu Utami: 205. Nilai moral yang dapat diambil pada kutipan di atas, adalah jika seseorang mengetahui apa yang dilakukannya tidak baik, maka seharusnya hal tersebut tidak diulanginya lagi. Jadi daripada mengulang hal yang tidak baik itu lebih baik digunakan untuk menolong orang lain. Dulu, dalam satu demonstrasi di era reformasi, aktivis PRD Dhyta Caturani dipukul dan diinjak-injak polisi sampai babak belur. Ia tergolek tak berdaya di jalan. Seorang aktivis lain, yang wajahnya mirip Lexy Rambadeta, mencoba menolongnya tapi susah payah. Ketika fotografer lain terus memotreti dia seperti objek yang menggiurkan, kamu memandang seputarmu dengan ganjil. Seperti gelisah. Lalu kamu melepaskan kameramu dan membantu aktivis itu membopong Dhyta dan mencari kendaraan ke rumah sakit Ayu Utami: 233. Dari kutipan di atas, dapat diteladani nilai moral yaitu apapun pekerjaan seseorang, jika melihat orang lain yang sedang kesusahan maka sebagai makhluk sosial kita wajib mambantu orang tersebut. Jangan hanya dilihat dan didiamkan saja. Pada kasus di atas, para fotografer mengorbankan Dhyta Caturani dan tidak mau membantunya karena tidak ingin kehilangan berita yang mereka anggap bagus.

c. Nilai Pendidikan Sosial

Nilai sosial terlihat dari penggambaran kehidupan masyarakat. Manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Manusia tidak akan mampu hidup sendiri. Sebagai makhluk sosial manusia akan selalu berinteraksi dengan orang lain. Oleh perpustakaan.uns.ac.id commit to user karena itu hubungan antara manusia dengan manusia lain harus terjalin dengan baik, meskipun seringkali sifat mengutamakan kepentingan pribadi muncul. Dalam novel Cerita Cinta Enrico terdapat nilai sosial yang ingin disampaikan pengarang. Hal itu dapat dilihat pada kutipan berikut ini: Mereka menikah di kantor catatan sipil, tanpa upacara adat ataupun agama. Sebab Irsad dari keluarga muslim Madura. Syrnie dibesarkan di keluarga zending. Untuk meredam ketegangan dalam keluarga, mereka sepakat menjauhkan diri dari sanak saudara, mencari penugasan di luar Jawa Ayu Utami: 64. Dari kutipan di atas, nilai sosial yang dapat diteladani adalah tenggang rasa atau pluralistik, yakni menghormati dan menghargai agama lain dalam kehidupan sehari- hari. Muhamad Irsad dan Syrnie Masmirah memiliki keyakinan yang berbeda. Irsad beragama Islam dan Syrnie beragama Katolik. Meskipun berbeda keyakinan mereka dapat hidup bersama hingga akhir hayat memisahkan. Selain itu terdapat kutipan lain yang mengajarkan tentang pernikahan. Apalagi untuk status-status sosial semacam perkawinan dan tanda-tanda kemapanan lain Ayu Utami: 158. Di sana hanya ditulis bahwa perkawinan adalah perikatan diantara lelaki dan perempuan dengan perjanjian yang tidak dapat ditarik kembali. Keduanya mendapatkan tanggung jawab yang sama Ayu Utami: 231. Nilai sosial yang dapat diambil dari kutipan-kutipan di atas, adalah pernikahan. Menikah adalah salah satu nilai sosial yang ada di dalam masyarakat. Pernikahan adalah menyatukan dua orang dengan satu janji yang suci dan tidak dapat ditarik kembali. Jadi dapat disimpulkan bahwa semua orang, baik laki-laki maupun perempuan pasti ingin menikah dan mendapat pendamping hidup.

d. Nilai Pendidikan Budaya