adalah Penutup. Pada bab terakhir skripsi ini peneliti memaparkan

Model jarum hipodermik pada dasarnya adalah aliran satu tahap one step flow, yaitu media massa mengarah langsung kepada khalayak sebagai audience. Teori Hipodermic Neddle kemudian diikuti dengan model Two-Step Flow. Disini khalayak tidak semata-mata hanya dipengaruhi oleh media saja melainkan dipengaruhi juga oleh Opinion Leaders. Wright mengatakan individu-individu yang melakukan kontak dari hari ke hari, mempengaruhi orang-orang lain dalam pengambilan keputusan dan pembentukan pendapat. 8 Dalam penyampaian pesan, komunikator mengharapkan efek yang ditimbulkan oleh komunikan. Menurut Saverin dan Tankard ada tiga macam model dan efek komunikasi massa, yaitu: 1. The Powerfull Effect Model Model ini berkaitan dengan teori stimulus respon dari Melvin DeFleur dan juga teori jarum hipodermik. Dalam model ini media menyajikan stimuli yang perkasa dan seragam, massa dianggap tidak berdaya menghadapi stimuli dari media sehingga terlihat betapa besar media dapat mempengaruhi massa. 2. The Limited Effect Model Media massa memiliki fungsi untuk memperteguh keyakinan yang ada. Khalayak bukan lagi tubuh pasif karena khalayak menyaring informasi melalui proses yang disebut persepsi selektif selective perception, terpaan selektif selective exposure, dan ingatan selektif selective retention. Ketiga proses tersebut menjadi perantara dari efek komunikasi massa, sehingga disini terlihat terbatasnya efek dari komunikasi massa. 8 Stewart L. Tubbs, and Sylvia Moss, Human Communication, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000, h. 208. 3. The Moderate Effect Khalayak dianggap aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya, karena penggunaan media adalah salah satu cara memperoleh pemenuhan tercapainya kebutuhan. Media massa memang tidak dapat merubah sikap seseorang, tetapi media massa cukup berpengaruh terhadap apa yang diperkirakan orang. 9 Teori Uses and Gratifications menunjukkan bahwa permasalahan utamanya bukan pada bagaimana cara media mengubah sikap dan perilaku khalayak, tetapi lebih kepada bagaimana media memenuhi kebutuhan pribadi dan sosial khalayak. Sehingga sasarannya pada khalayak yang aktif, yang memang menggunakan media untuk mencapai tujuan khusus. 10 Teori ini adalah perluasan dari teori kebutuhan dan motivasi Maslow, 1970. Elihu Katz, Jay G. Blumer dan Michael Gurevitch 1974 mempresentasikan sebuah artikulasi yang sistematis dan komprehensif mengenai peran anggota khalayak dalam proses komunikasi massa. Mereka merumuskan pemikiran mereka dan menghasilkan teori kegunaan dan gratifikasi. Teori ini menyatakan bahwa orang secara aktif mencari media tertentu dan muatan isi tertentu untuk menghasilkan kepuasan atau hasil tertentu. Teoretikus kegunaan dan gratifikasi menganggap orang aktif karena mereka mampu untuk mempelajari dan mengevaluasi berbagai jenis media untuk mencapai 9 Werner J Severin, Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan Terapan di Dalam MediaMassa, h. 315. 10 Edi Santoso dan Mite Setiansah, Teori Komunikasi, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2010, h.106- 109.

Dokumen yang terkait

PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP TAYANGAN INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi pada Organisasi Jurnalistik Fotografi Club UMM)

6 63 37

KEPUASAN AUDIENCE PADA TAYANGAN TALKSHOW TELEVISI KEPUASAN AUDIENCE PADA TAYANGAN TALKSHOW TELEVISI (Studi Kuantitatif Uses and Gratification Kepuasan Audience pada Tayangan Indonesia Lawyers Club TV One dan Today’s Dialogue Metro TV, di Kalangan Mahasi

2 6 19

PENDAHULUAN KEPUASAN AUDIENCE PADA TAYANGAN TALKSHOW TELEVISI (Studi Kuantitatif Uses and Gratification Kepuasan Audience pada Tayangan Indonesia Lawyers Club TV One dan Today’s Dialogue Metro TV, di Kalangan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jay

1 9 32

KESIMPULAN DAN SARAN KEPUASAN AUDIENCE PADA TAYANGAN TALKSHOW TELEVISI (Studi Kuantitatif Uses and Gratification Kepuasan Audience pada Tayangan Indonesia Lawyers Club TV One dan Today’s Dialogue Metro TV, di Kalangan Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas

0 3 25

PENYIMPANGAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA PADA ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) DI TV ONE (KAJIAN PRAGMATIK).

3 15 21

FENOMENA KESANTUNAN BERBAHASA DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE.

3 13 27

SIKAP MASYARAKAT SURABAYA TERHADAP TAYANGAN INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) 29 AGUTUS 2012 “ADVOKAT KORUPTOR=KORUPTOR” (Studi Deskriptif Kuantitatif Sikap Masyarakat Surabaya Terhadap Tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) 29 Agustus 2012 “Advokat Koruptor=Ko

1 4 94

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Indonesia Lawyers Club Di Tv One).

0 0 93

MOTIF MASYARAKAT MENONTON ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB DI TV ONE (Studi Deskriptif Motif Masyarakat Surabaya Menonton Acara Indonesia Lawyers Club Di Tv One).

0 0 93

INDONESIA LAWYERS CLUB (ILC) DI TVONE

0 1 18