40
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Paradigma Penelitian
Riset kuantitatif adalah riset yang menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Berbeda dengan riset kualitatif yang mementingkan
kedalaman data, riset kuantitatif lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap mewakili seluruh populasi.
47
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Pendekatan ini bertujuan untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol fenomena sosial melalui pengukuran objektif dan analisis numerik melalui angka-angka.
48
Dalam paradigma kuantitatif, gagasan-gagasan positivisme dianggap sebagai akar paradigma tersebut. Pandangan positivisme ini begitu kuat mengklaim bahwa
ilmu sains adalah ilmu pengetahuan yang nyata dan positivistik, sehingga ilmu pengetahuan yang tidak positivistik bukanlah ilmu sains.
49
Paradigma positivis menjadi pilihan dalam melakukan penelitian ini dikarenakan hubungan kausal yang
disebabkan oleh variabel yang hendak diteliti. Kesimpulannya, paradigma ini memandang suatu fenomena yang jika diteliti pada tempat dan waktu yang berbeda
47
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 57-58.
48
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kuantitatif, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002, h. 31.
49
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2010, h. 31-32.
hasilnya akan sama. Oleh sebab itu peneliti menggunakan paradigma postivis dalam penelitian ini.
Dalam penelitian kuantitatif penulis harus menjaga sifat objektif, maka dalam melakukan analisis data penulis tidak boleh mengikutsertakan analisis interpretasi yang
bersifat objektif. Oleh karena itu digunakan uji statistik untuk menganalisis data. Ditinjau dari keinginan penulis untuk meneliti mengenai motif dan tingkat kepuasan
khalayak dengan menggunakan teori uses and gratification, data yang dibutuhkan berasal dari pendapat perorangan. Data ini diperoleh berdasarkan kuesioner yang
disebar kepada khalayak penonton Indonesia Lawyers Club ILC. Berdasarkan definisi di atas, penulis menggunakan penelitian metode kuantitatif untuk mendapatkan
data yang merupakan representasi dari seluruh populasi. Selain itu, peneliti juga ingin menguji hipotesis apakah terdapat kesenjangan antara motif dan tingkat kepuasan yang
dirasakan oleh khalayak. Secara umum riset kuantitatif mempunyai ciri-ciri.
50
1. Hubungan riset dengan subjek jauh. Periset harus menganggap bahwa realitas terpisah
dan tidak ada sangkut paut dengan dirinya, karena itu harus ada jarak agar objektif. 2.
Riset bertujuan untuk menguji teori atau hipotesis, mendukung atau menolak teori. 3.
Riset harus dapat digeneralisasikan, karena itu sampelnya diharapkan dapat benar- benar mewakili populasi serta operasionalisasi konsep dan alat ukur yang valid dan
reliable dapat dipertanggungjawabkan. 4.
Penelitian berangkat dari landasan teori. Teori inilah yang nantinya akan dibuktikan dengan data di lapangan.
50
Rachmat Kriyantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi, h. 57-58.