Pengukuran Forgiveness dalam Pernikahan

34 mencerminkan perasaan mengenai keuntungan dan pengorbanan dalam hubungan. Semakin banyak pengorbanan yang diberikan, umumnya menyebabkan pasangan kurang puas dengan pasangan mereka. Demikian pula, besarnya keuntungan yang dirasakan maka semakin puas seseorang terhadap hubungan mereka. Dari keempat dimensi kualitas hubungan, masing-masing mempunyai peranan penting dalam menciptakan suatu hubungan dengan kualitas yang baik antara satu individu dengan individu yang lain. Namun secara keselurahan, ketika keempat dimensi tersebut mempunyai nilai yang tinggi maka suatu hal yang mutlak kualitas hubungan yang baik akan tercipta.

2.4.3. Pengukuran Kualitas Hubungan

Untuk mengetahui kualitas hubungan pada seseorang dapat digunakan alat sebagai pengukur kualitas hubungan individu dengan pasangannya. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa skala berisi item-item yang dibuat oleh peneliti berdasarkan dimensi yang ada. Kualitas hubungan menurut Guldner dan Swensen 1995 terdiri dari empat dimensi, yaitu: trust, intimacy, commitment dan satisfaction. Kemudian berdasarkan dimensi-dimensi tersebut peneliti membuat skala berdasarkan aspek-aspek yang ada, keseluruhannya berjumlah 20 item.

2.5. Apology

2.5.1. Definisi Apology

Individu yang tersakiti lebih mungkin untuk memaafkan ketika pelaku mengakui kesalahan mereka, menerima tanggung jawab atas tindakan mereka, menawarkan 35 penebusan yang tulus dengan mengekspresikan rasa malu, penyesalan, dan perbaikan atas perilaku mereka, dan berjanji melakukan yang lebih baik di masa depan Hannon, 2010;. Tabak, 2011 dalam Miller, 2012. Selanjutnya ditambahkan oleh Luchies dalam Miller, 2012 forgiveness yang diberikan tanpa adanya apology yang tulus dari pelaku adalah bagaikan memberikan izin bagi pelaku untuk mengulangi kesalahannya lagi. Weiner et al. dalam Mercado et al., 2009 mengemukakan bahwa confession sangat penting untuk membantu proses forgiveness. Menurut Weiner forgiveness dapat berlangsung sangat baik apabila pelaku meminta maaf secara tulus dan sungguh-sungguh. Chapman dan Thomas 2006 mengemukakan bahwa ada lima cara utama individu meminta maaf yaitu pengungkapan penyesalan, mau tanggung jawab, melakukan perbaikan, berjanji tidak mengulangi lagi dan meminta maaf.

2.5.2. Dimensi Apology

Apology dapat diungkapkan dengan berbagai cara. Chapman dan Thomas dalam bukunya The Five Languages of Apology 2006, mengatakan bahwa apology meliputi lima ungkapan berikut ini: 1. Penyesalan Mengekspresikan penyesalan adalah ketika individu menyadari bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan sehingga sesuatu yang buruk dan menyakitkan telah terjadi. Bentuk yang paling umum untuk mengekspresikan penyesalan adalah ketika seseorang mengatakan kalimat 36 sederhana, Aku menyesal. Mengekspresikan penyesalan juga termasuk pengungkapan rasa empati pelaku terhadap pihak yang tersakiti. 2. Mau bertanggung jawab Mau bertanggung jawab adalah kemampuan bagi individu untuk mengakui kesalahannya dan kesediaan untuk menanggung akibat buruk yang ia timbulkan. Individu yang dapat bertanggung jawab menunjukan bahwa dirinya tulus untuk meminta maaf dan layak untuk dimaafkan. 3. Melakukan perbaikan Melakukan perbaikan atau membuat restitusi adalah ketika pihak yang bersalah bertanya: Apa yang bisa saya lakukan untuk membuat keadaan ini membaik?. Membuat restitusi membutuhkan komunikasi dua arah, pihak yang bersalah harus mendapat jawaban dan arahan dari pihak yang disakiti untuk melakukan perbaikan. 4. Berjanji tidak mengulangi lagi Tidak mengulangi lagi benar-benar bertobat adalah ketika individu yang melakukan pelanggaran tersebut melakukan usaha terbaik untuk mengubah perilaku mereka. Pertobatan meliputi rasa menyesal yang dapat mengubah pikiran seseorang yang kemudian menjadi itikad baik untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. 5. Meminta maaf Yang terakhir adalah meminta maaf, yaitu setelah seseorang mampu untuk mengakui kesalahannya, menanggung akibat, melakukan perbaikan dan