Definisi Kepribadian Model HEXACO

42

2.6.4. Pengukuran Kepribadian

HEXACO Personality Inventory Revised HEXACO-PI-R oleh Aston dan Lee 2007 terdiri dari 60 item. HEXACO-PI-R mengukur skor kepribadian yang diklasifikasikan dalam enam kategori yaitu honesty-humility H, emotionality E, extraversion X, agreeableness A, conscientiousness C, dan openness to experience O. Masing-masing kategori diukur dengan sepuluh item berupa pernyataan-pernyataan yang dihadirkan dalam skala likert.

2.7. Gender

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2003 kata gender berarti jenis kelamin. Gender adalah kata homograf dalam bahasa Indonesia yang memiliki arti: hubungan sosial yang dikaitkan dengan diferensiasi seksual pada manusia Wikipedia, 2010. Dalam Webster’s New World, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku, sedangkan dalam Women’s Studies Encyclopedia dijelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat perbedaan distinction dalam hal peran, perilaku, mentalitas dan karakterisk emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat dalam Setiawan, 2012. Seperti yang telah disinggung di atas, gender dapat memengaruhi berbagai perilaku, termasuk perilaku memaafkan. Para peneliti telah banyak melakukan study dan menemukan pengaruh gender terhadap forgiveness. Berdasarkan penelitian Heavey, Layne, dan Christensen dalam Fincham et al., 2004, perbedaanan gender yang lebih mendasar mencerminkan respon terhadap konflik 43 pernikahan bukan reaksi dasar dalam memaafkan. Perempuan memiliki kecenderungan lebih sering mengungkit kesalahan dan mendiskusikannya dibandingkan pria. Akibatnya, sering kali istri yang menaikan isu-isu permasalahan sebagai diskusi dan yang mengambil peran untuk memulai diskusi tentang masalah demand, sedangkan suami lebih sering berada dalam peran untuk menghindari diskusi withdraw. Dalam konteks ini, tingginya intesi suami untuk menghindari diskusi maka akan menjadi bahan bakar yang menyebabkan siklus destruktif dari demand-withdraw, kemudian mengarah pada perdebatan yang tidak efektif. Sejalan dengan temuan sebelumnya oleh Gonzales et al., dalam Fincham et al., 2002 pria dan wanita cenderung berbeda dalam merespon konflik bereaksi secara afektif maupun konitif lalu kemudian berefek secara langsung ataupun tidak langsung terhadap forgiveness. Wanita melaporkan lebih banyak perasaan marah, rusaknya hubungan dan kesulitan untuk memaafkan sedangkan pria menunjukan hanya sedikit perubahan saat intervensi dilakukan dalam penelitian mengenai forgiveness. Sebuah penelitian eksperimental oleh Wade dan Goldman 2006 membagi subjek penelitian dalam komposisi kelompok berdasarkan jenis kelamin, kemudian masing-masing kelompok diberikan intervensi untuk memengaruhi kemampuan memaafkan. Penelitian ini membuktikan bahwa perempuan lebih dapat menurunkan rasa dendam dibanding laki-laki. Karena laki-laki lebih sulit untuk melakukan empati terhadap individu yang telah menyakitinya.