50
Pembahasan di atas ialah berbagai faktor yang memengaruhi perilaku seseorang dalam melakukan
forgiveness. Selanjutnya, peneliti ingin meneliti apakah faktor kulaitas hubungan,
apology, tipe kepribadian HEXACO, beserta faktor demografi berupa gender dan usia memiliki pengaruh terhadap
forgiveness dan faktor mana yang memiliki pengaruh paling besar yang memunculkan
forgiveness dalam pernikahan.
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Apology Kualitas Hubungan
Trust Intimacy
Commitment Satisfaction
Kepribadian
Honesty-Humility Emotionality
Extraversion
Conscientiousness Agreeableness
Openness to experience
Faktor Demografi
Gender Usia
Forgiveness dalam Pernikahan
51
2.10. Hipotesis Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah tinggi rendahnya forgiveness
yang merupakan dependent variable bergantung pada tinggi rendahnya skor pada
independent variable yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu kualitas hubungan,
apology, kepribadian, dan faktor demografi. Bunyi hipotesis mayornya yaitu
“ada pengaruh yang signifikan kualitas hubungan,
apology, kepribadian, dan faktor demografi berupa usia dan gender terhadap
forgiveness dalam pernikahan”.
Selanjutnya hipotesis minor penelitian ini adalah: Ha
1
: Ada pengaruh signifikan
trust terhadap forgiveness dalam pernikahan. Ha
2
: Ada pengaruh signifikan
intimacy terhadap forgiveness dalam pernikahan. Ha
3
: Ada pengaruh signifikan
commitment terhadap forgiveness dalam pernikahan.
Ha
4
: Ada pengaruh signifikan
satisfaction terhadap forgiveness dalam pernikahan.
Ha
5
: Ada pengaruh signifikan
apology terhadap forgiveness dalam pernikahan. Ha
6
: Ada pengaruh signifikan
honesty-humility terhadap forgiveness dalam pernikahan.
Ha
7
: Ada pengaruh signifikan
emotionality terhadap forgiveness dalam pernikahan.
Ha
8
: Ada pengaruh signifikan
extraversion terhadap forgiveness dalam pernikahan.
52
Ha
9
: Ada pengaruh signifikan
agreeableness terhadap forgiveness dalam pernikahan.
Ha
10
: Ada pengaruh signifikan conscientiousness terhadap forgiveness dalam
pernikahan. Ha
11
: Ada pengaruh signifikan openness to experience terhadap forgiveness
dalam pernikahan. Ha
12
: Ada pengaruh signifikan gender terhadap forgiveness pada dalam
pernikahan. Ha
13
: Ada pengaruh signifikan usia terhadap forgiveness pada dalam pernikahan.
53
BAB 3 METODE PENELITIAN
Bab ini berisi pemaparan tentang populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional variabel, instrumen pengumpulan data, uji validitas konstruk, teknik
analisis data, dan prosedur pengumpulan data.
3.1. Populasi dan Sampel
Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah orang yang telah terikat pernikahan heteroseksual dengan status ekonomi menengah ke atas gaji di atas
UMR. Dengan demikian setiap anggota popolasi diharapkan memiliki pendidikan dan penghasilan yang mencukupi sehingga meminimalisir bias.
Dengan begitu, peneliti dapat melihat lebih jelas pengaruh IV terhadap DV tanpa adanya bias dari pengaruh sosial ekonomi terhadap DV.
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 200 orang. Responden adalah perempuan dengan usia minimal 20 tahun dan laki-laki dengan usia minimal 25
tahun. Ini dimaksudkan untuk mendapat respon dari kalangan yang sudah siap menjalani pernikahan, sesuai dengan usia ideal menikah dari BKKBN.
Pengambilan sampel dilakukan di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur. Pengambilan sampel pada penelitian ini bersifat
non probability sampling yang berarti kemungkinan terpilihnya anggota populasi yang akan menjadi sampel
tidak dapat ditentukan. Lebih spesifik lagi, peneliti menggunakan accidental
sampling dengan cara memilih sampel yang mudah ditemui untuk menjadi responden, dengan alasan tidak adanya data yang diperoleh mengenai populasi
dan orang yang dipilih betul-betul memiliki kriteria sebagai sampel.
54
3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel terbagi menjadi dua macam, yaitu variabel terikat Dependent Variable
dan variabel bebas Independent Variable. Dependent variabel dalam penelitian
ini adalah forgiveness dalam pernikahan, dan independent variable penelitian ini
adalah kualitas hubungan yang terdiri dari trust, intimacy, commitment dan
satisfaction, apology, kepribadian yang terdiri dari enam dimensi yaitu honesty- humility H, emotionality E, extraversion X, agreeableness A,
conscientiousness C, dan openness to experience O yang biasa disingkat HEXACO. Selain itu faktor demografi yaitu usia dan gender akan ikut dianaliasis
pengaruhnya terhadap forgiveness dalam pernikahan.
Definisi operasional adalah suatu definisi yang diberikan pada suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti, menspesifikasikan kegiatan,
atau memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atas variabel tersebut. Definisi operasional dari variabel-variabel yang terdapat
dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: 1.
Dependent Variabel : Forgiveness dalam pernikahan
Definisi operasional : Forgiveness
dalam penelitian
ini adalah
peningkatan motivasi prososial setelah terjadi konflik dalam pernikahan seseorang.
Forgiveness ditandai dengan rendahnya keinginan membalas dendam
retaliation dan menjauhi pasangan avoidance, serta tingginya keinginan untuk memperbaiki hubungan
benevolence.
55
2. Independent Variabel : Kualitas hubungan
Definisi operasional : Kualitas hubungan adalah persepsi individu mengenai seberapa baik interaksi suami istri dalam pernikahannya yang
terlihat dari dimensi-dimensi yang menentukannya, yaitu: a.
Trust adalah harapan dan keyakinan individu pada kebaikan pasangannya yang membuat komunikasi keduanya lancar sehingga
jauh dari perasaan curiga. b.
Intimacy adalah kedekatan emosional yang didapat dari pikiran dan perasaan yang saling dibagi sehingga timbul saling pengertian.
c. Commitment adalah harapan dan usaha untuk menjaga
keberlangsungan hubungan untuk selamanya yang ditandai dengan kesetian.
d. Satisfaction adalah sejauhmana terpenuhinya harapan pernikahan
sehingga timbul perasaan puas terhadap pernikahan. 3.
Independent Variabel : Apology
Definisi operasional : Apology yang dimaksud peneliti adalah permintaan
maaf dari pasangan karena telah menyakiti individu. Pengukuran dilakukan dengan melihat respon individu dalam melaporkan
apology yang dilakukan oleh pasangannya saat atau sesudah berkonflik. Skor
diukur dengan melihat lima aspek dari apology yaitu pengungkapan
penyesalan, mau bertanggung jawab, melakukan perbaikan, berjanji tidak mengulangi lagi dan meminta maaf.