Faktor-faktor yang Memengaruhi Forgiveness
24
d. OutcomeDeepening phase
Pada tahapan terakhir ini, individu secara sadar merasa sembuh, pulih dan penuh dengan emosi positif karena telah melakukan
forgiveness. Secara umum, individu menemukan makna dalam penyembuhan yang dialaminya
sehingga pada fase terakhir ini individu mengalami paradox of
forgiveness, sebagai salah satu sikap terhadap rasa sakit yang tidak adil dan memberikan kemurahan hati pada orang lain, sehingga ia merasa telah
disembuhkan. B.
Worthington 1998, ia juga mencoba menjabarkan teori tahapan forgiveness. Teori ini dikenal sebagai the pyramid model to REACH
forgiveness. Teori ini pada dasarnya hampir sama dengan tahapan oleh Enright dan Coyle 1998. Model REACH ini seringkali digunakan untuk
intervensi saat terapi forgiveness. Ada lima tahapan menuju forgiveness
menurut Worthington 1998, yaitu:
Gambar 2.1
The pyramid model to REACH forgiveness
25
1. Recall the hurt
Dengan tenang individu memanggil kembali rasa sakit dan terluka akibat kejadian menyakitkan. Namun, tidak memposisikan diri sebagai korban
dan tidak perlu merasa berhak untuk menyalah-nyalahkan. 2.
Empathize Individu berusaha untuk mengetahui penyebab pelaku melakukan
kesalahan padanya dan memposisikan dirinya sebagai pihak yang bersalah. Individu turut merasakan tekanan dan perasaan bersalah yang
dirasakan pelaku. 3.
Alturistic gift Individu membayangkan dan mengingat kembali bahwa dirinya juga
pernah berbuat salah lalu seseorang memafkannya secara tulus, untuk itu ia merasa perlu dan layak memberikan maaf kepada orang lain juga.
Pemberian maaf bisa dianggap sebagai sebuah hadiah kemanusiaan, selain untuk memulihkan diri sendiri
forgiveness dalam prosesnya juga akan memulihkan sebuah hubungan.
4. Commit publicly to forgive
Pada tahap ini individu telah menetapkan bahwa dirinya telah memaafkan. Individu tidak pernah lagi secara sengaja mengingat kejadian, rasa sakit
dan membangkitkan emosi negatifnya. Pada perjalanannya, forgiveness
akan memberikan hubungan yang sehat sehingga bisa jadi kejadian menyakitkan akan terlupakan.
26
5. Hold on to forgive
Pada tahapan ini sebenarnya pemaafan sudah sempurna, namun individu harus mempertahankannya. Individu dapat merasakan dan memaknai
keuntungan yang ia dapatkan setelah memaafkan. Kedua teori mengenai tahapan
forgiveness di atas menerangkan bahwa memaafkan butuh proses. Pihak yang tersakiti harus melewati setiap fase yang
memiliki tugas yang berbeda. Bukan tidak mungkin seseorang gagal saat melewati fase tertentu, dibutuhkan usaha, komitmen dan mungkin bantuan dari
pihak yang bersalah atau pihak lain agar dapat tuntas dalam memaafkan. Pada akhirnya, individu yang mampu menyelesaikan tahap akhir dari memaafkan baru
bisa merasakan manfaat dan kekuatan memaafkan.