perusahaan  sudah  menerapkan  sistem  kombinasi.  Hal  ini  diterapkan berdasarkan  kebutuhan  untuk  mengakses  arsip  dinamis.  Apabila  arsip
dinamis masih sangat dibutuhkan maka penyimpanan dilakukan pada unit bisnis  masing-masing.  Ketika  penggunaanya  sudah  mulai  menurun  maka
akan  disimpan  di  tempat  penyimpanan.  Sentralisasi  akan  sangat  baik diterapkan  untuk  arsip  dinamis  yang  sudah  jarang  digunakan  untuk
aktifitas bisnis.
34
Terdapat tempat penyimpanan arsip yangdikenal dengan nama records centre  atau  pusat  arsip  dinamis.  Pusat  arsip  dinamis  harus  merupakan
tempat  penyimpanan  secara  fisik  aman  untuk  melindungi  arsip  dinamis. Pusat arsip dinamis terdiri dari tiga pilihan
35
, yaitu: a.
Penyimpanan On-site Jenis  pusat  arsip  dinamis  ini  menggunakan  ruangan  yang  tersedia  di
perusahaan  yang  bersangkutan.  Ruangan  tersebut  harus  memenuhi persyaratan  fisik  dan  lingkungan  untuk  menyimpan  arsip  dinamis.
Jenis  ini  cocok  bagi  perusahaan  yang  memiliki  arsip  dinamis  dalam jumlah sedikit.
b. Penyimpanan Off-site
Pada  jenis  pusat  dinamis  ini,  perusahaan  harus  mendirikan  ruangan untuk  menyimpan  arsip  dinamis.  Biasanya  lokasi  penyimpanan  jauh
34
Sulistyo-Basuki. Manajemen Arsip Dinamis. Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama,2003.
35
Elizabet and Geoffrey Yeo. “Managing Records: a handbook of principles and practice”.London:Facet
Publishing.2003.
dari kota dengan maksud untuk menghemat biaya. Pusat arsip dinamis ini disiapkan untuk menangani arsip dinamis dalam jumlah besar.
c. Penyimpanan Komersial
Pusat  arsip  dinamis  ini  dikelola  oleh  pihak  swasta.  Perusahaan  dapat membuat kontrak kerja dengan perusahaan yang menyediakan layanan
tersebut  atau  menyewa  tempat  yang  dikelola  suatu  perusahaan  untuk digunakan sebagai tempat penyimpanan arsip dinamis.
3. Sistem Informasi Kearsipan
Untuk  mengelola  arsip  tidak  hanya  dibutuhkan  suatu  teknik-teknik manajemen  secara  umum,  tetapi  juga  diperlukan  suatu  sikap  tertentu.
Pengelolaan  arsip  merupakan  suatu  rangkaian  suatu  sistem  yang  terdiri masukan input, proses dan keluaran output. Dalam tahap input seluruh
pengaturan  arsip  harus  dapat  menentukan  taksiran  untuk  memastikan materi  yang  ada  dapat  dikelola  dan  diawasi.  Arsip  yang  masuk  ketempat
penyimpanan  sebelumnya  harus  melalui  suatu  penilaian  untuk memastikan transfer di pusat arsip.
36
Dalam  tahap  proses,  secara  normal  materi  arsip  ditata  menurut pengelompokannya,  dibuat  deskripsinya  dan  dikonservasi.  Tujuan  dari
deskripsi  arsip  adalah  sebagai  kontrol  administrasi  pengawasan  atas materi  melalui  pengolahan  secara  fisik  dan  dalam  penyimpanan  atau
kontrol intelektual untuk memudahkan pencarian mekanis maupun dengan
36
Michael Cook “ Archives Administration A Manual fot Intermediate and Smaller Organization and
Local Gonvernment”. Kent: WM Dawson son Ltd. 1977.h.37.
data layanan dapat dipromosikan dengan menyajikan materi yang tersedia. Kegiatan  ini  akan  berlanjut,  dengan  penyediaan  fasilitas  akses  bagi
pengguna yang datang. Untuk hal yang lebih khusus perlu dirancang suatu sarana  temu  kembali  yang  di  dasarkan  atas  deskripsi  arsip,  dan  kalau
mungkin menerbitkannya.
37
Elemen-elemen  yang  perlu  di  perhatikan  dalam  pengelolaan  arsip secara  institusional  termasuk  dalam  hal  ini  program-program  kearsipan
guna mendukung sistem informasi kearsipan
38
, meliputi: a.
Penetapan tujuan mission statement b.
Sumber financial yang cukup memadai c.
Prosedur tertulis untuk melindungi materi kearisipan d.
Arsiparis yang professional e.
Komitmen untuk melayani dan kelanjutan pembelajaran f.
Fasilitas yang memadai untuk penyimpanan dan penggunaan materi kearsipan
g. Program kerja sama dengan pihak lain pengelolaan kearsipan.
Sedangkan  menurut  James,  sistem  informasi  kearsipan  terdiri  dari beberapa  komponen  kunci  yang  kesemuanya  harus  dapat  bekerja  sama
untuk  membentuk  komunikasi  yang  efektif  dengan  pengguna.  Dalam  hal ini ada tiga bagian yang penting dari sistem informasi kearsipan. Pertama,
informasi  tentang  rekod  dan  mereka  yang  menciptakannya.  Kedua,  alat-
37
Toto Widyarsono “Evaluasi Aksebilitas Arsip:Studi Kasus di Unit Layanan Informasi Arsip Nasional
Republik Indonesia”. Tesis S2 Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya,Universitas Indonesia, 2002.h.14
38
Richard J. Cox “Managing of Institational Archives Foundational Principles and Practices”. New
York:Greenwood Press.1992.h.26-27
alat  yang digunakan untuk  menunjukkan informasi. Ketiga, suatu standar dan  aturan-aturan  yang  menindaklanjuti  dan  penciptaan  alat-alat
tersebut.
39
Dalam  hal  ini  informasi,  harus  ada  uraian  yang  menerangkan bagian  khusus  atas  informasi  tentang  rekod,  asal-usulnya.  Penggambaran
selanjutnya  mengenai  isi  intelektual  atas  rekod,  penyediaan  informasi tentang  bagaimana  menemukannya  termasuk  aksesnya  dan  hubungannya
dengan rekod lain. Menurut  Kennedy  persyaratan  fungsional  sistem  manajemen  rekod
adalah  mengelola  dan  merekam  proses  penataan  rekod  yang  mencakup registrasi,  klasifikasi,  pengindeksan,  perawatan,  penelurusan,  temu
kembali, pemusnahan, pelaporan, pelacakan dan akses kontrol.
40
E. Sistem Temu Kembali
Pada  dasarnya  arsip  yang  disimpan  akan  digunakan  kembali  oleh pengguna  yang  memiliki  akses.  Oleh  karena  itu,  arsip  yang  disimpan
memungkinkan  untuk  dipinjam  oleh  pengguna  ketika  dibutuhkan. Peminjaman  arsip  yang  telah  disimpan  dilakukan  dengan  tahapan-tahapan
temu kembali arsip. Sebuah sistem penyimpanan arsip tidak dikatakan efektif, kecuali jika
sistem  tersebut  dapat  memberikan  informasi  secepat  mungkin  sesuai  dengan permintaan.  Sebuah  pusat  arsip  dinamis  dianggap  baik  dilihat  dari
39
James M. O.Toole. “Understanding archives and manuscripts”. Tian Xia Wenhua Chuban,1996.h.80.
40
Kennedy,Jay and Cherry Schauder. “Record Management: A Guide to Corporate Record Keeping.2
nd
ed. Sydney: Longman Australia, 1998.h.199.