alat  yang digunakan untuk  menunjukkan informasi. Ketiga, suatu standar dan  aturan-aturan  yang  menindaklanjuti  dan  penciptaan  alat-alat
tersebut.
39
Dalam  hal  ini  informasi,  harus  ada  uraian  yang  menerangkan bagian  khusus  atas  informasi  tentang  rekod,  asal-usulnya.  Penggambaran
selanjutnya  mengenai  isi  intelektual  atas  rekod,  penyediaan  informasi tentang  bagaimana  menemukannya  termasuk  aksesnya  dan  hubungannya
dengan rekod lain. Menurut  Kennedy  persyaratan  fungsional  sistem  manajemen  rekod
adalah  mengelola  dan  merekam  proses  penataan  rekod  yang  mencakup registrasi,  klasifikasi,  pengindeksan,  perawatan,  penelurusan,  temu
kembali, pemusnahan, pelaporan, pelacakan dan akses kontrol.
40
E. Sistem Temu Kembali
Pada  dasarnya  arsip  yang  disimpan  akan  digunakan  kembali  oleh pengguna  yang  memiliki  akses.  Oleh  karena  itu,  arsip  yang  disimpan
memungkinkan  untuk  dipinjam  oleh  pengguna  ketika  dibutuhkan. Peminjaman  arsip  yang  telah  disimpan  dilakukan  dengan  tahapan-tahapan
temu kembali arsip. Sebuah sistem penyimpanan arsip tidak dikatakan efektif, kecuali jika
sistem  tersebut  dapat  memberikan  informasi  secepat  mungkin  sesuai  dengan permintaan.  Sebuah  pusat  arsip  dinamis  dianggap  baik  dilihat  dari
39
James M. O.Toole. “Understanding archives and manuscripts”. Tian Xia Wenhua Chuban,1996.h.80.
40
Kennedy,Jay and Cherry Schauder. “Record Management: A Guide to Corporate Record Keeping.2
nd
ed. Sydney: Longman Australia, 1998.h.199.
kemampuan  temu  kembali  arsipnya.  Prosedur  untuk  meminta  arsip, meminjam,dan  tindakan  lanjutan  merupakan  syarat  utama  temu  balik  yang
efisien. Oleh karena itu  temu kembali  arsip merupakan sebuah  tahapan  yang sangat penting dalam manajemen arsip.
41
Menurut  Chowdurry,  Sistem  temu  kembali  informasi  adalah  desain untuk  mengambil  dokumen  atau  informasi  yang  diperlukan  oleh  pengguna.
Dengan  sistem  tersebut  harus  membuat  ketersediaan  informasi  yang  benar untuk  pengguna  sistem  temu  kembali  informasi  bertujuan  untuk
mengumpulkan  dan  mengorganisasi  informasi  pada  satu  atau  lebih  subjek didalam  menyediakan  jawaban  atas  pertanyaan  pengguna.
42
Sedangkan menurut  Read-Smith  temu  kembali  adalah  proses  menempatkan  dan
memindahkan arsip atau file dari tempat penyimpanan.
43
Berdasarkan dua pengertian tersebut bahwa temu kembali arsip adalah proses pencarian arsip pada tempat penyimpanan dan memberikannya kepada
pengguna hingga penempatan kembali  arsip ke tempat  penyimpanan semula. Namun  dalam  proses  temu  kembali  arsip  digital,  diproses  pengambilan  arsip
tidak dilakukan karena arsip yang diberikan merupakan hasil pengguna dapat mengaksesnya secara langsung ke sistem melalui personal.
Sistem  temu  kembali  informasi  didesain  untuk  menemukan  kembali dokumen  atau  informasi  yang  dibutuhkan  oleh  kelompok  pemakai.  Adanya
sistem  temu  kembali  informasi  dengan  demikian  didesain  tidak  semata-mata
41
Sulistyo-basuki, Manajemen Arsip Dinamis, Jakarta: PT. GramediaPustaka Utama,2003.h.16.
42
Chowdurry, G.G. “Introduction to Modern Information Retrieval”. London:Facet Publishing,2004.h.2
43
Read-Smith, dkk. “Records Management”.7
th
ed. Australia: South-Westrn,2002.h.139.
didasarkan  atas  kebutuhan  mengumpulkan  dokumen  atau  informasi,  akan tetapi  juga  upaya  pengorganisasian  dokumen  atau  informasi  untuk  disajikan
dan diakses oleh pemakai secara mudah dan cepat.
44
Arsip  menyimpan  informasi  yang  merupakan  sumberdaya  berharga dan  merupakan  aset  penting  organisasi.  Pengelolaan  rekod  yang  baik  akan
membantu pencarian informasi yang dibutuhkan secara tepat dan cepat. Riset oleh Feldman 2004 menyebutkan pekerja pengetahuan knowledge workers
menghabiskan 15-35 waktunya untuk mencari informasi terkait pekerjaan yang dilakukan. Riset oleh Lexis Nexis 2010a, 2010b di Eropa, Asia Pasifik
dan  Afrika  juga  menguatkan  bahwa  information  overload  membuat  para pekerja kewalahan dan mengalami demoralisasi. Pengelolaan rekod yang baik
juga  akan  memudahkan  proses  saat  organisasi  ingin  mengimplementasikan teknologi  informasi.  Hingga  akhir  1970-an,  rekod  masih  didominasi  oleh
media  konvensional  berupa  kertas.  Tahun  1981  IBM  merilis  komputer personal dengan sistem operasi DOS pertama kali, komputer mulai digunakan
dalam  kehidupan  sehari-hari.  Tahun  1984  penggunaan  komputer  personal semakin  marak  dengan  dirilisnya  Komputer  Personal  dan  perusahaan  Apple
merilis komputer Macintosh. Tahun itu juga dirilis perangkat lunak pengolah kata  Word  Perfect  yang  membuat  PC  marak  digunakan  untuk  automasi
perkantoran.  Pertengahan  tahun  1990-an  internet  sudah  mempunyai  dampak dahsyat  terhadap  kultur  dan  perekonomian  dengan  beragam  metode
44
Agus Rifai. “Peran Pustakawan Intermediary dalam Memenuhi Informasi Pemakai”. Al Maktabah, vol
4. No 1, April 2002:1-12