Panduan Metodik buku guru smp kelas viii kurukulum 2013 Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan Guru

Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 23 Persiapan Pengajaran ‡ Guru merancang tugas belajar gerak, permainan, dan olahraga: Satu hari sebelum pengajaran akan dilaksanakan, guru pendidikan jasmani perlu merancang 4-5 tugas belajar gerak, dengan tujuan agar pesan isi belajar dapat ditangkap oleh siswa. ‡ Guru menyiapkan alatmedia pengajaran: Guru pendidikan jasmani perlu menyiapkan alatmedia pembelajaran agar SHPEHODMDUDQ ELVD EHUMDODQ HIHNWLI GDQ HÀVLHQ WHUGXNXQJ ROHK fasilitas dan alat pembelajaran secara optimal, serta pesan isi pembelajaran dapat tertangkap oleh siswa. ‡ Guru memetakan tempat belajar gerak siswa Landscaping: Sekira 10 menit sebelum pembelajaran dimulai, guru pendidikan jasmani sudah memetakan tugas belajar gerak ke dalam pos-pos pembelajaran. ‡ Membuat lembar kerja siswa: Guru menyiapkan seperangkat pertanyaan yang harus dijawab para siswa terkait dengan pengembangan kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan gerak para siswa. Pengajaran ‡ Guru membuka pembelajaran: Guru melakukan upaya mengorientasi perhatian dan curahan perasaan siswa kepada pembelajaran pendidikan jasmani dengan bersikap humanistik, penuh antusias, dan semangat untuk membangun struktur belajar siswa yang bermakna, bertujuan, dan berkontekstual dengan kebutuhan siswa. ‡ Guru menjelaskan tugas belajar gerak: Guru menjelaskan tugas- tugas belajar yang perlu dilakukan siswa. Penjelasan memuat jenis tugas belajar gerak, aturan melakukan tugas belajar gerak, dan cara melakukan tugas belajar. ‡ Guru mendemonstrasikan tugas belajar: Guru memperagakan atau meminta siswa untuk melakukan tugas belajar gerak. ‡ Guru mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil pembelajaran: Guru membagi siswa ke dalam kelompok- kelompok kecil pos pembelajaran sesuai dengan jumlah tugas belajar gerak yang telah dirancang dan akan disajikan pada sesi pertemuan itu. ‡ Guru mengarahkan siswa ke dalam tugas belajar gerak: Guru mengajak partisipasi siswa untuk bergerak dan belajar, baik belajar ke dalam gerak maupun belajar melalui gerak, dengan cara-cara mencoba melakukan tugas belajar gerak, mengamati, 24 Kelas IX SMPMTs 24 24 menanya, mengumpulkan infomasi mengapa dan bagaimana melakukan tugas belajar gerak, mengasosiasi, sampai pada mengomunikasi untuk mengembangkan kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan motorik para siswa. ‡ Guru mengamati siswa belajar gerak termasuk pikiran siswa, perasaan siswa, dan perbuatan siswa: Guru mutlak pandai dalam cara-cara mengamati pemikiran siswa, perasaan siswa, dan perilaku siswa melalui sensitivitas keguruannya. Selain itu, guru pun perlu mencoba memengaruhi mengintervensi kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan para siswa itu melalui taktik dan strategi pengajarannya. ‡ Guru mengoreksimemperbaiki kesalahan tugas belajar gerak siswa: Guru menyempurnakan tampilan pengetahuan, sikap dan keterampilan para siswa melalui upaya koreksi dan peningkatan tugas belajar gerak. ‡ Guru mencoba memengaruhi pikiran, perasaan, perbuatan siswa ketika belajar gerak: Guru secara khusus mengintervensi SHQDPSLODQÀVLNDOHPRVLRQDOGDQEHKDYLRUDOVLVZD ‡ Guru menekan perilaku negatif siswa dan mengokohkan perilaku positif siswa atas pengamatan terhadap perasaan, pemikiran, dan perbuatan siswa: Upaya memperkokoh perilaku dan penampilan pengetahuan dan sikap positif siswa diperlukan untuk memastikan bahwa hal positif itu dapat dipertahankan siswa. ‡ Guru melakukan penguatan-penguatan belajar gerak: Guru melakukan penguatan atau reinforcement atas segala penampilan terbaik siswa. ‡ Guru mengeksplorasi belajar siswa. Guru menggugah segala potensi yang melekat pada diri siswa melalui gugahan dan rangsangan, serta motivasi untuk berpartisipasi dan belajar gerak. ‡ Guru memperluas belajar gerak siswa scaffolding: Guru melakukan pentahapan tugas belajar gerak mulai dari yang sederhana menuju tugas belajar gerak kompleks, atau dari ringan menuju yang lebih berat. ‡ Guru melakukan jeda waktu untuk diskusi kelompok siswa: Guru mengumpulkan siswa untuk mempertegas apa yang perlu dipelajari dan bagaimana cara meraihnya. Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 25 ‡ Guru mengajukan pertanyaan untuk pengembangan kognisi siswa: Guru mengundang daya nalar siswa melalui pengajuan pertanyaan dan mengundang siswa untuk mengajukan pertanyaan. ‡ Guru memotivasi siswa berpartisipasi dan menyenangi gerak: Guru menggugah untuk menjadikan gerak sebagai bagian dari kehidupannya, sebagai upaya untuk mengenali identitas gerak- tubuhnya, siswa bersedia dan mau menjadikan gerak sebagai kebutuhan bagi kualitas hidupnya. Inilah proses praktik pedagogikal pengembangan kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan siswa yang dikembangkan melalui tahapan-tahapan 5M Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi, Mencoba, dan Mengomunikasikan. Proses 5M ini senatiasa selalu berada dalam benak pikiran guru ketika melaksanakan pengajaran. Pasca Pengajaran ‡ Meresume pengajaran: Guru meresume dan menemukan intisari dari pembelajaran yang dilakukan dan menyampaikannya kepada para siswa. ‡ Mengevaluasi pengajaran: Guru mengajukan pertanyaan sekitar apakah materi yang sudah dipelajari siswa, serta keluasan ke dalam kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan motorik siswa. ‡ 5HÁHNVL XUX PHODNXNDQ UHÁHNVL DWDV SHQJDMDUDQ \DQJ dilakukan dan mengembangkannya untuk pertemuan- SHUWHPXDQ VHODQMXWQ\D 5HÁHNVL DGDODK WLQGDNDQ NRUHNWLI dan pengembangan lebih lanjut dari proses pengajaran yang telah berlangsung. Tindakan korektif ini pada umumnya dilakukan dengan melihat dan memikirkan kembali proses pengajaran yang dimulai pola urutan PLAN, DO, OBSERVE, dan REFLECTION 3URVHV UHÁHNVL LQL WHUXV GLODNXNDQ GDODP upaya untuk mempertajam proses belajar-mengajar dalam skala HÀVLHQ HIHNWLI UHOHYDQ GDQ EDKNDQ SURGXNWLI GDODP PHUDLK WXMXDQ SHQJDMDUDQ \DQJ WHODK GLJDULVNDQ 3HQJDMDUDQ UHÁHNVL dalam pengajaran pendidikan jasmani perlu dilakukan untuk mengecek dan menguji langkah-langkah pengajaran yang telah GLODNXNDQDUDUHÁHNVLSXQWHUOLKDWGDODPSDQGXDQSHQJDMDUDQ yang dimulai dari 1 merancang dan meletakkan peralatan pengajaran di dalam ruangan; 2 memulai pengajaran; 3 demonstrasi dan instruksi; 4 observasi dan awasi; 5 melakukan interfensi. Kelima panduan ini berurutan dalam pola urutan PLAN, DO, OBSERVE, dan REFLECTION. 26 Kelas IX SMPMTs 26 26 6HFDUDXPXPSHQJDMDUDQUHÁHNWLIVDQJDWGLWHQWXNDQROHKVWUXNWXU mental guru dalam menerima informasi dari lingkungan pengajaran dan kemudian memberikan aksi kepada lingkungan pengajaran. Informasi dari lingkungan diterima efektor ke struktur mental. Kemudian, dari struktur mental melalui aksi efektor dikenakan lagi ke lingkungan pengajaran. Struktur seperti ini terus berlanjut dalam frekuensi berulang, seperti rangkaian spiral dinamis, yang makin lama makin membesar. LODGLOLKDWVHFDUDULQFLDNDQWHUJDPEDUSURVHVUHÁHNVLVHSHUWLDPEDU. DPEDUPHQXQMXNNDQDGDOLPDWDKDSSURVHVUHÁHNVL\DQJWHUXV berulang untuk mempertajam pengetahuan, keterampilan dan sikap guru mengajar. Pertama, guru ketika mengajar harus pula sebagai warga-belajar. Kedua, guru perlu berpikir ulang terhadap pengajaran. Guru sadar atas pengajaran yang terjadi. Ketiga, guru menyadari aspek- aspek penting dalam pengajarannya. Guru sadar atas aspek-aspek penting dari pengajaran yang dilakukannya. Keempat, guru mencipta dan merumuskan metode alternatif dari pengajarannya. Kesadaran aspek penting Mencipta metode alternatif Uji coba Pengajaran Berpikir ulang atas Pengajaran Sumber: Dokumen Kemdikbud Gambar 4. Siklus proses reflektif Catatan penting: Panduan metodik adalah tahapan pedagogis mulai dari pra- pengajaran, pengajaran, dan pasca-pengajaran dalam bentuk praktik-praktik pedagogikal yang diperoleh dari kemahiran guru mengobservasi cara-cara siswa berpikir, merasakan, dan melakukan tugas belajar gerak siswa dan dilanjutkan dengan kemampuan PHQJLQWHUYHQVLQ\D .HPDPSXDQ UHÁHNVL DGDODK GD\D UHÁHNVL JXUX terhadap proses belajar-mengajar gerak yang telah dilakukan dalam upaya untuk mendapatkan pengajaran terbaik. Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 27

N. Panduan Didaktik

Langkah-langkah belajar siswa Ketika siswa belajar tugas gerak, permainan, danatau olahraga dalam proses pengajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, secara didaktis guru perlu mengarahkan siswa pada proses didaktik sebagai berikut. 1. Siswa mengamati teman dan lawan bermain. 2. Siswa melibatkan indra penglihatan, pendengaran, perabaan dan sense kinestetik kepekaan terhadap gerak ketika melakukan permainan. 3. Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru atau kepada teman yang bisa melakukan tugas belajar gerak dengan baik tentang cara menampilkan gerak dalam permainan. 4. Siswa diharapkan bisa melibatkan pemikiran, perasaan, dan perbuatan siswa sendiri ketika melakukan permainan. 5. Siswa mengumpulkan informasi tentang belajar permainan secara NRJQLWLIUHÁHNWLIDIHNWLIHPRVLRQDOVRVLDOGDQWHQWXVHFDUDPRWRULN siswa dengan penuh kesadaran dan pengendalian diri. 6. Siswa menghubungkan semua informasi yang didapat ke dalam satu pengertian tertentu. 7. Siswa melakukan diskusi kelompok beberapa saat, terutama manakala siswa gerak dan atau permainan. 8. Siswa mengomunikasikan hasil diskusi pada sesama teman. 9. Siswa mendapatkan hikmah dan manfaat dari kegiatan belajar melalui permainan. Ilustrasi Proses Belajar Siswa: Manakala guru mendapatkan jumlah siswa 48 orang, bagilah ke dalam 4 kelompok sehingga setiap kelompok beranggotakan 12 orang siswa. Demikian juga bila mendapatkan jumlah siswa lebih besar dari 50 orang siswa, sebaiknya siswa dikelompokkan ke dalam 4 kelompok kegiatan belajar. Dengan mengorientasi keterjadian belajar siswa, guru menetapkan area atau daerah permainan satu kegiatan aktivitas jasmani, menjelaskan aturan dan peraturan permainan, cara permainan dilakukan, dan menjelaskan indikator capaian belajar yang ingin diraih. Guru mendapatkan siswa untuk saling mencermati gerak, posisi tubuh, anggota tubuh yang digerakkan, dan posisi tubuh dalam hubungan dengan teman dan lawan bermain untuk mendapatkan cara dan posisi 28 Kelas IX SMPMTs 28 28 yang menguntungkan proses mengamati. Siswa melakukan suatu jenis aktivitas permainan untuk mengembangkan potensi utuh siswa melalui adegan belajar siswa sehingga siswa berkembang kemampuan pengetahuannya, sikap, dan keterampilan motoriknya melalui aktivitas permainan yang diberikan proses mencoba atau mengumpulkan informasi. Siswa perlu mengenal cara mengoper bola, menendang bola, menahan atau menguasai bola. Guru juga mengarahkan siswa untuk menganalisis gerak dan pola gerak tubuh ketika bermain. Guru perlu menghadapkan siswa pada berbagai situasi masalah gerak bermain, sehingga dengan daya persepsi dan interpretasi siswa, siswa dapat mengembangkan kemampuan pengetahuannya scaffolding. Guru pun perlu mengamati sikap dan perilaku siswa, terutama dalam hal perasaan dan mood atau tabiat dan kecenderungan perilaku siswa. Guru mengembangkan siswa untuk bertanya atas cara dan teknik dasar permainan atau tampilan brmain yang dilakukan siswa atau teman siswa itu sendiri proses menanya. Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menggagas pengetahuan sendiri melalui kesempatan jeda-diskusi sampai pada tingkat individualisasi siswa, atas segala pengetahuan, sikap, dan keterampilan motorik yang diperolehnya proses mengasosiasi. Di akhir pembelajaran, siswa diminta untuk mengomunikasikan atas pengetahaun, sikap, dan keterampilan yang didapat kepada para siswa lainnya proses mengomunikasikan. Guru mengakhiri pembelajaran dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk meresume dan memperkokoh penguasaan materi yang dipelajari terkait kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan motorik siswa dalam menampilkan suatu aktivitas permainan. Catatan penting: Panduan didaktik adalah langkah-langkah belajar siswa dalam upaya pengembangan kemampuan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Ilustrasi proses belajar siswa adalah proses siswa mengembangkan kemampuan pengetahuan, sikap dan keterampilan melalui tahapan mengamati, menanya, mencobamengumpulkan informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan.