Pendidikan Jasmani Membangun Belajar Siswa

Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 9 dapat berdampak pada pengembangan kemampuan siswa mengambil hikmah-spiritual dari pengalaman-pengalaman belajar olahraganya. Ketiga, belajar secara motorik dapat diarahkan untuk meningkatkan kemampuan keterampilan-motorik siswa dalam menjalani tugas kehidupannya. Proses pembelajarannya berada dalam bentuk belajar siswa melalui kegiatan pengalaman-pengalaman belajar gerak atau olahraga. Proses dan praktik pedagogiknya membangun keutuhan potensi siswa.

E. Pendidikan Jasmani Membangun Olahraga dan Belajar Siswa

Aliansi pendidikan jasmani dan olahraga terbangun ke dalam konsep pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga. Ini berarti berada dalam dua makna, yaitu pertama, pendidikan melalui olahraga dan pendidikan ke dalam olahraga atau dengan perkataan lain “olahraga untuk belajar” dan “belajar untuk olahraga”. Pertautan di antara keduanya seakan “sama tapi tak serupa”, tetapi dapat dikatakan “serupa tapi tak sama.” Ketika siswa mau melakukan kegiatan olahraga, memang diperlukan siswa menguasai teknik dasar atau penguasaan keterampilan dasar cabang olahraga itu. Penguasaan teknik dasar atau keterampilan dasar itu berarti pendidikan olahraga, tetapi pada saat yang bersamaan fungsi pendidikan jasmani pun ingin diperagakan melalui istilah olahraga pendidikan. Inilah pertautan yang sering dipersamakan. Di dalam proses makin tidak jelas, terlebih lagi, adanya keterbatasan gerak akibat dari lemahnya kompetensi gerak siswa karena hypokinetik, yang mengganggu upaya siswa menampilkan teknik dasar sehingga meniscayakan kehampaan belajar siswa dalam menampilkan permainan atau teknik dasar olahraga. Kehampaan belajar siswa pun seakan terkuak lebih dalam ketika konsep yang harus dibangun mengarah kepada “siswa mengadaptasi olahraga” daripada “olahraga mengadaptasi siswa”. Belajar tentang olahraga dan belajar melalui olahraga menjadi tidak kokoh muncul dalam situasi dan kondisi yang mestinya dapat disituasikan secara sengaja. Situasi belajar siswa menjadi sangat sukar terbangun dan lebih terkesan menjadi situasi dan kondisi belajar olahraga dalam batas gerak Catatan penting: Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan yang membangun EHODMDU VLVZD WHULOKDPL GDUL ÀOVDIDW SHQGLGLNDQ GHQJDQ SURVHV penciptaan struktur belajar siswa yang bermakna, bertujuan, dan berkontekstual dengan kebutuhan siswa. 10 Kelas IX SMPMTs 10 10 yang dimiliki siswa. Bahkan, sangat mungkin terjadi dalam situasi sekadarnya saja. Guru pendidikan jasmani menjadi perlu mencipta situasi belajar siswa yang memperhatikan kapabilitas gerak siswa, mengenal sarana dan prasarana, mengendalikan waktu dan ruang gerak yang dimiliki. Daya kompetensi keguruannya perlu ditunjukkan dalam pengelolaan kapabilitas gerak siswa, sarana dan prasarana, waktu dan ruang gerak sedemikian rupa sehingga tercipta situasi belajar siswa yang berstruktur bermakna atau berhikmah, bertujuan, dan berkontektual dengan kebutuhan siswa. Pengalaman-pengalaman belajar gerak yang dilakukan siswa menumbuhkan pemahaman dan pengenalan terhadap potensi tubuh dan identitas geraknya. Munculnya tarik-menarik kepentingan dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah, sesungguhnya mata pelajaran pendidikan jasmani perlu terbagi ke dalam tiga program sekolah, yaitu pertama, program pembelajaran instructional. Suatu program pembelajaran murni pendidikan jasmani, sifatnya lebih menekankan pada proses belajar siswa. Kedua, program olahraga rekreasi dan kesehatan, suatu program yang lebih menekankan pada upaya rekreatif-penggunaan waktu luang siswa di sore hari dengan mengambil inisiatif untuk sebuah partisipasi di waktu luang siswa. Ketiga, program pembinaan klub olahraga sekolah. Suatu program yang menyiapkan tim olahraga sekolah untuk mempromosikan sekolah melalui suatu proses pembinaan dan pelatihan secara berstruktur kepada para siswa yang berminat, berbakat, dan berpotensi menjadi atlet-atlet kebanggaan sekolah. Ketiga program ini semestinya ada pada setiap sekolah manakala sekolah mengembangkan olahraga pendidikan, olahraga kesehatan dan rekreasi, dan olahraga prestasi. Dari ketiga program tersebut seyogyanya muncul profesi-profesi baru terkait olahraga, selain profesi sebagai guru olahraga di sekolah.

F. Menegaskan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan sebagai Proses Pendidikan

1. Penegasan sebagai proses pendidikan. Pengajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan mengutamakan pada keterjadian belajar siswa. Belajar melalui dan tentang gerak atau olahraga sangat diprioritaskan. Pengalaman belajar Catatan penting: Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan dua orientasi, yaitu olahraga dan belajar siswa menumbuhkan dualisme yang saling tarik menarik kepentingan.