Pendidikan Jasmani Membangun Olahraga dan Belajar Siswa

10 Kelas IX SMPMTs 10 10 yang dimiliki siswa. Bahkan, sangat mungkin terjadi dalam situasi sekadarnya saja. Guru pendidikan jasmani menjadi perlu mencipta situasi belajar siswa yang memperhatikan kapabilitas gerak siswa, mengenal sarana dan prasarana, mengendalikan waktu dan ruang gerak yang dimiliki. Daya kompetensi keguruannya perlu ditunjukkan dalam pengelolaan kapabilitas gerak siswa, sarana dan prasarana, waktu dan ruang gerak sedemikian rupa sehingga tercipta situasi belajar siswa yang berstruktur bermakna atau berhikmah, bertujuan, dan berkontektual dengan kebutuhan siswa. Pengalaman-pengalaman belajar gerak yang dilakukan siswa menumbuhkan pemahaman dan pengenalan terhadap potensi tubuh dan identitas geraknya. Munculnya tarik-menarik kepentingan dalam pelaksanaan pengajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah, sesungguhnya mata pelajaran pendidikan jasmani perlu terbagi ke dalam tiga program sekolah, yaitu pertama, program pembelajaran instructional. Suatu program pembelajaran murni pendidikan jasmani, sifatnya lebih menekankan pada proses belajar siswa. Kedua, program olahraga rekreasi dan kesehatan, suatu program yang lebih menekankan pada upaya rekreatif-penggunaan waktu luang siswa di sore hari dengan mengambil inisiatif untuk sebuah partisipasi di waktu luang siswa. Ketiga, program pembinaan klub olahraga sekolah. Suatu program yang menyiapkan tim olahraga sekolah untuk mempromosikan sekolah melalui suatu proses pembinaan dan pelatihan secara berstruktur kepada para siswa yang berminat, berbakat, dan berpotensi menjadi atlet-atlet kebanggaan sekolah. Ketiga program ini semestinya ada pada setiap sekolah manakala sekolah mengembangkan olahraga pendidikan, olahraga kesehatan dan rekreasi, dan olahraga prestasi. Dari ketiga program tersebut seyogyanya muncul profesi-profesi baru terkait olahraga, selain profesi sebagai guru olahraga di sekolah.

F. Menegaskan Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan sebagai Proses Pendidikan

1. Penegasan sebagai proses pendidikan. Pengajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan mengutamakan pada keterjadian belajar siswa. Belajar melalui dan tentang gerak atau olahraga sangat diprioritaskan. Pengalaman belajar Catatan penting: Pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan dengan dua orientasi, yaitu olahraga dan belajar siswa menumbuhkan dualisme yang saling tarik menarik kepentingan. Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 11 siswa dicipta karena guru pendidikan jasmani berhasil menata fasilitas, peralatan, ruang, waktu dan kapabilitas gerak berada dalam bahtera belajar-mengajar yang bermakna, bertujuan, dan berkontekstual dengan kebutuhan siswa. Belajar siswa yang tercipta itu pun menyentuh, menggugah, dan mengembangkan potensi pengetahuan, sikap dan keterampilan siswa. Pendidikan jasmani dalam keragaman konsep dan tujuannya dibaurkan dengan pemaknaan belajar dalam spektrumnya, menyebabkan arah dan tujuan pendidikan jasmani menjadi meluas menyentuh semua dimensi yang melekat pada diri siswa, baik keadaan jasmani, rohani, mental, sosial, maupun spiritualnya. Pemaknaan arah yang meluas ini GLGDVDULROHKNHLNDWDQGLPHQVLÀVLNDOGHQJDQGLPHQVLSLNLUDQMLZDVLVZD ,QL EHUDUWL GDSDWODK PXGDK GLSDKDPL EDKZD NHWLND ÀVLN GLJHUDNNDQ sebenarnya pada saat yang bersamaan menyentuh pula dimensi pikiran, mental, sosial, dan bahkan spiritual. Namun demikian, arah orientasi ini sangat bergantung pada aspek apa yang akan dikembangkan oleh guru kepada siswa. Pengajaran pendidikan jasmani sesungguhnya adalah kegiatan merancang dan menyajikan tugas belajar gerak danatau olahraga, yang secara sengaja disituasikan sehingga terbentuk belajar siswa. Tugas pengalaman belajar gerak dan atau olahraga itu berhikmah, bermanfaat, dan berkontekstual dengan kebutuhan siswa baik kini maupun masa mendatang. Belajar yang disituasikan secara sengaja itu menyebabkan tumbuhnya belajar siswa, yang membangun dan mengembangkan EHODMDU NRJQLWLIUHÁHNWLI VLVZD EHODMDU DIHNWLIHPRVLRQDO VLVZD EHODMDU sosial siswa, dan belajar motorik siswa. Tujuan utama yang harus diciptakan guru adalah belajar siswa dalam spektrum pengembangannya itu sehingga mendapatkan keluaran sesuai dengan aspek yang ingin dikembangkan guru. Secara sistem perancangan dan penyajian tugas belajar gerak adalah input, belajar siswa dalam spektrumnya adalah proses, dan kondisi sehat bugar, karakter, menguasai teknik dasar, riang gembira, serta berkompetensi gerak adalah output dari suatu proses belajar siswa Gambar 4. Pengajaran pendidikan jasmani yang membentuk dan sekaligus membangun belajar siswa itu terjadi akibat dari rancangan tugas belajar gerak yang disajikan dengan cara-cara pedagogis sehingga membentuk struktur belajar yang bermakna, bertujuan, dan berkontekstual. Pendidikan jasmani membangun belajar siswa tercipta dari kemampuan guru dalam mempertimbangkan kapabilitas gerak siswa, ketersediaan fasilitas dan peralatan, pengaturan ruang dan waktu yang ada melalui cara-cara pedagogis sehingga siswa mendapatkan belajarnya berhikmah dan berkesan baik sebagai akibat dari pengalaman belajar gerak yang dilakukannya.