Kurikulum 2013 Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 19
d. Pengaturan Peralatan
Pengaturan peralatan sangat penting untuk diperhatikan, meski sering kali guru perlu menyediakan alat-alat atau media pengajarannya.
Jumlah peralatan yang tersedia jangan sampai membatasi kesempatan siswa untuk memanfaatkan ruang dan waktu.
I. Pengorganisasian Pengajaran
Setiap siswa berhak mendapatkan kesempatan belajar dari seorang guru yang pandai dalam mengelola pengajarannya. Guru
pendidikan jasmani perlu pandai mengelola lingkungan pengajaran yang diciptakannya itu sedemikian rupa sehingga melalui pengenalan
kemampuan gerak siswa, ketersediaan alat dan media, fasilitas yang ada, waktu yang tersedia, dan ruang yang dimiliki siswa tercipta lingkungan
pengajaran yang mendorong dan mengundang siswa untuk terlibat aktif dan belajar baik tentang maupun melalui gerak. Perancangan
lingkungan tugas gerak seperti itu sangat bergantung pada interaksi guru dan siswa dan intens pesan yang akan disampaikan kepada
siswa. Namun, terkadang siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan karena tidak mendengar apa yang diucapkan gurunya. Setiap siswa
tidak tahu apa yang harus dilakukan seringkali akibat dari guru yang tidak selektif dalam memilih kata dan tidak jelas dalam menyajikan
dan mengembangkan tugas belajar gerak kepada siswa. Kemampuan menyajikan tugas belajar gerak memiliki potensi untuk memfasilitasi
belajar siswa baik di dalam persiapan pengajaran maupun dalam praksis pengajaran.
Beberapa faktor pengganggu pengorganisasian pengajaran adalah: 1. Mendapatkan Perhatian Siswa: Pengajaran pendidikan jasmani
sering langsung dilaksanakan ketika siswa sudah hadir di lapangan, atau bahkan justru memulai pengajaran dengan mengajak siswa
melakukan peregangan dan pemanasan. Dengan adanya konteks ini, guru harus bisa memberikan gambaran tentang pentingnya
pemanasan
2. Gaduh-Ribut dan Gangguan Lingkungan: Para siswa tidak dapat memberikan perhatian ketika guru menyajikan tugas gerak bilamana
lingkungan gaduh-ribut. Jika terjadi kebisingan, biasanya guru memberhentikan pembicaraan sampai kelas menjadi sunyi. Suara
Catatan penting: Rancang tugas belajar gerak dalam dimensi isi, tujuan, dan pengaturan
dengan mengatur siswa, waktu, ruang, dan peralatan.
20 Kelas IX SMPMTs
20 20
peluit berguna ketika berada di lapangan luas dan tidak akan berfungsi sama ketika mencipta lingkungan pengajaran yang kondusif
untuk belajar. Jika guru mengalami kesukaran untuk mendapatkan perhatian siswa, mungkin guru perlu mencipta suatu prosedur
tertentu atau signal tertentu. Guru perlu mendapatkan perhatian siswa secara sengaja. Guru tidak perlu melanjutkan pengajaran
sampai siswa memberikan perhatiannya.
3. Siswa Terpusat pada Faktor-Faktor Lingkungan Lainnya: Seringkali siswa tidak terpusat perhatiannya karena perhatian siswa tertuju pada
orang lain atau benda-benda lain di sekitar lingkungan pengajaran. Supaya siswa tidak terpusat pada benda lain, guru dapat merancang
prosedur pengajaran kelas untuk mengatasi siswa terfokus pada bola atau benda lainnya dengan meminta siswa meletakkan bola di
depannya.
4. .HWLGDNHÀVLHQDQ 3HQJJXQDDQ :DNWX XUX ELVD PHQGDSDWNDQ
perhatian siswa di saat awal pengajaran dan secara bertahap makin menurun bahkan menghilang. Seringkali hal ini muncul karena
pengalaman belajar yang dirancang guru gagal mencapai kriteria yang diinginkan. Guru perlu memelihara rancang tugas belajar gerak
yang diberikan kepada siswa memelihara perhatian siswa, mengajak siswa selalu berpartisipasi dan belajar ke dalam dan melalui gerak.
J. Meningkatkan Kejelasan Komunikasi
Seorang guru pendidikan jasmani mengajar dengan baik ketika siswa juga secara intens merespons tugas belajar gerak sebagaimana
guru juga intens mengajarkannya. Berbagai faktor memengaruhi apakah siswa akan melakukan apa yang diperintahkan gurunya untuk
belajar tugas gerak. Pada berbagai keadaan, guru dapat meningkatkan kemungkinan siswa terlibat dalam tugas gerak secara akurat dan tepat.
Kejelasan penyajian tugas belajar gerak seringkali membantu dengan memperhatikan beberapa panduan sebagaimana berikut di bawah ini.
1. Orientasikan Siswa Membuat Induksi: Siswa merasa lebih nyaman jika mengetahui apa yang akan terjadi berikutnya, dan pada beberapa
kejadian, terutama bilamana para siswa mengetahui apa yang akan dilakukannya.
2. Urutkan Penyajian dalam Logika yang Berurutan Scaffolding: Memosisikan materi pengajaran secara berurutan memfasilitasi
komunikasi. Kadang-kadang dalam pendidikan jasmani sangatlah penting mengurutkan bagian-bagian materi adalah langkah pertama
dalam pengajaran. Urutkan materi pengajaran mulai dari tingkat kesukaran rendah sampai pada tingkat kesukaran tinggi, atau
memulai dengan kegiatan-kegiatan mudah sampai kemudian pada kegiatan gerak yang paling sukar.