Populasi dan Sampel Teknik Analisis Data

2. Uji Instrumen Tes Penelitian

a. Uji Validitas Agar alat ukur yang dibuat nantinya dapat digunakan untuk mengukur dengan tepat kemampuan subyek penelitian, maka diadakan uji validitas. Uji validitas yang digunakan korelasi Product moment sebagai berikut: 1 { } { } 2 2 2 2 ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = Y Y N X X N Y X Y X N r i i i i y x i Keterangan: y x i r = koefisien korelasi antara variabel X dan Y y x i r X = skor dari item yang diuji Y = jumlah total nilai Setelah diperoleh harga kemudian dilakukan pengujian validitas dengan membandingkan harga dan r tabel product moment. Dengan terlebih dahulu menetapkan derajat kebebasannya, dengan rumus dk = n – 2, pada taraf signifikansi 5, r tabel = 0,33. Kriteria pengujiannya adalah jika ≥ r tabel , maka soal tersebut valid dan jika r tabel maka soal tersebut tidak valid. Y X i r Y X i r Y X i r Y X i r Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, dari 15 soal yang diuji cobakan diperoleh 9 butir soal yang valid lampiran 9. b. Uji Reliabilitas Bila suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil yang diperoleh relatif sama, maka alat ukur tersebut reliabel. Dalam penelitian ini menggunakan uji reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha cronbach sebagai berikut: 2 ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ 2 2 11 1 1 i i k k r σ σ 1 Suaharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet. VI, h. 72 2 Suaharsimi Arikunto, Dasar-Dasar .... h. 109 Keterangan: r 11 = koefisien reliabilitas tes k = banyaknya butir soal yang valid ∑σ

i 2

= Jumlah varians skor tiap-tiap item σ t 2 = varians total Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas 3 r 11 Keterangan r 11 ≤ 0,20 Sangat rendah 0,20 r 11 ≤ 0,40 Rendah 0,40 r 11 ≤ 0,70 Sedang 0,70 r 11 ≤ 0,90 Tinggi 0.90 r 11 ≤ 1,00 Sangat tinggi Berdasarkan hasil perhitungan uji reliabilitas instrumen penelitian, diperoleh skor reliabilitas sebesar 0,72 lampiran 10. Dengan skor reliabilitas demikian, maka instrumen penelitian tersebut dapat dikatakan memiliki konsistensi yang handal dan memenuhi persyaratan instrumen tes yang baik. c. Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran soal digunakan untuk menunjukkan apakah butir soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Untuk menghitung tingkat kesukaran tiap butir soal berbentuk uraian digunakan rumus: 4 JS B P = Keterangan: P = Indeks kesukaran JS = Jumlah total peserta B = Jumlah siswa yang menjawab soal tersebut dengan benar 3 Erman Suherman, H. Yaya Sukjaya K, Petunjuk Praktis Untuk Melaksanakan Evaluasi Pendidikan Matematika , Bandung: Wijayakusumah, 1990, h. 177 4 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar ... , h. 208 Tabel 3.4 Kriteria Indeks Kesukaran 5 P Keterangan 0,00 ≤ P ≤ 0,30 Sukar 0,30 P ≤ 0,70 Sedang 0,70 P ≤ 1,00 Mudah Berdasarkan hasil perhitungan taraf kesukaran butir soal, diperoleh 2 butir soal termasuk dalam kriteria mudah, 7 butir soal termasuk dalam kriteria sedang, dan 6 butir soal termasuk dalam kriteria sukar dari 15 soal. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11. d. Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar berkemampuan tinggi dengan siswa yang menjawab salah berkemampuan rendah. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi. Rmus untuk menggunakan indeks diskriminasi adalah: 6 B A B B A A P P J B J B D − = − = Keterangan: D = Indeks diskriminasi atau daya pembeda suatu butir soal J = Jumlah peserta tes J A = Banyaknya peserta kelompok atas J B = Banyaknya peserta kelompok bawah B A = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar B B = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar 5 Lilik Novijanti, dkk., Evaluasi pembelajaran, Surabaya: LAPIS-PGMI, 2008 , ed.1 Paket: 8-14, h.11-9 6 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar …, h. 213 P A = A A J B = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P indeks kesukaran P B = B B J B = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Tabel 3.5 Kriteria Daya Pembeda 7 Daya Beda Keterangan ≤ D ≤0,20 Jelek 0,20 D ≤ 0,40 Cukup 0,40 D ≤ 0,70 Baik 0,70 D ≤1,00 Baik Sekali Berdasarkan hasil perhitungan daya pembeda butir soal, diperoleh 3 butir soal termasuk dalam kriteria baik, dan 12 butir soal termasuk dalam kriteria cukup. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 12.

E. Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul selanjutnya di analisis untuk dapat menjawab hipotesis penelitian. Sebelum menguji hipotesis penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat. 1. Uji Normalitas Uji normalitas diperlukan utnuk menguji apakah data pada dua kelompok sampel yang diteliti berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Dengan hipotesis sebagai berikut: H : Data berasal dari populasi yang berdistribusi normal H 1 : Data berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal Dalam penelitian ini, pengujian normalitas menggunakan uji kai kuadrat chi square. Statistik uji Chi-kuadrat yang digunakan: 8 7 Lilik Novijanti, dkk., Evaluasi. . . , h. 11-11 ∑ = − = k i i i i hitung fe fe fo 1 2 2 χ Keterangan: hitung 2 χ = Nilai statistik Chi-kuadrat i fe = Nilai frekuensi observasi ke-i i fo = Nilai frekuensi yang diharapkan ke-i Setelah diperoleh harga , ditentukan harga . Dengan rumus dk = banyak kelas K – 3, pada taraf signifikansi 5. Sehingga diperoleh = 7,82. Kemudian dilakukan uji normalitas dengan membandingkan harga dan . Dengan kriteria pengujian: hitung 2 χ tabel 2 χ tabel 2 χ hitung 2 χ tabel 2 χ Jika , maka H terima dan H 1 ditolak tabel hitung 2 2 χ χ ≤ Jika , maka H ditolak dan H 1 diterima tabel hitung 2 2 χ χ

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama homogen atau tidak. Dengan hipotesis sebagai berikut: H : 2 2 2 1 σ σ = H 1 : 2 2 2 1 σ σ ≠ Untuk menguji homogenitas tersebut digunakan rumus Uji F Fisher sebagai berikut: 9 2 2 k b S S F = Ketrangan: S b 2 = varians terbesar dari kedua populasi S k 2 = varians terkecil dari kedua populasi 8 Sudjana, Meetoda Statistika, Bandung, Tarsito, 2005, h. 273 9 Sudjana, Metoda . . . ., h. 250 Setelah diperoleh harga , ditentukan harga . Dengan rumus hitung F tabel F 1 , 1 2 tabel 2 1 F F − − = n n α . Pada taraf signifikansi 5, diperoleh = 2,01 Kemudian dilakukan uji homogenitas dengan membandingkan harga dan . Dengan kriteria pengujian: tabel F F hitung tabel F Jika F hitung ≤ F tabel , maka H diterima dan H 1 ditolak Jika F hitung F tabel , maka H ditolak dan H 1 diterima Adapun pasangan hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: H : Kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang sama. H 1 : Kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang berbeda. 3. Uji Hipotesis Jika hasil uji normalitas signifikan atau data dari masing-masing kelompok eksperimen dan hasil kelompok kontrol berdistribusi normal, maka uji hipotesis yang digunakan adalah Uji-t dengan taraf signifikan α = 0,05. Dan rumus uji-t yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Jika hasil homogenitas signifikan atau H o diterima, maka statistik uji yang digunakan: 10 ; 1 1 2 1 2 _ 1 _ n n S x x t gab + − = Dengan 1 1 _ 1 n x x ∑ = , 2 2 _ 2 n x x ∑ = dan 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 − + − + − = n n S n S n S gab Keterangan: t hitung : harga t hitung 1 x : nilai rata-rata hitung data kelompok eksperimen 2 x : nilai rata-rata hitung data kelompok kontrol s 1 2 : varians data kelompok eksperimen 10 Sudjana, Metoda . . .., h. 239 s 2 2 : varians data kelompok kontrol s gab : simpangan baku kedua kelompok n 1 : jumlah siswa pada kelompok eksperimen n 2 : jumlah siswa pada kelompok kontr Setelah harga diperoleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung dengan t tabel , dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus: hitung t dk = n 1 + n 2 – 2 dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga t tabel pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikansi α 5. Dengan kriteria pengujian: Jika t α, dk , maka H o diterima dan H 1 ditolak hitung t Jika ≥ t α, dk , maka H o ditolak dan H 1 diterima hitung t b. Jika hasil uji homogenitas tidak signifikan atau H o ditolak maka statistik uji yang digunakan adalah: 11 2 2 2 1 2 1 2 _ 1 _ n S n S x x t + − = Setelah harga diperoleh, kita lakukan pengujian kebenaran kedua hipotesis dengan membandingkan besarnya t hitung dengan t tabel , dengan terlebih dahulu menetapkan degrees of freedomnya atau derajat kebebasannya, dengan rumus: hitung t 11 Sudjana, Metoda . . ., h. 240 - 241 1 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 − ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + − ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ + = n n s n n s n s n s dk dengan diperolehnya dk, maka dapat dicari harga t tabel pada taraf kepercayaan 95 atau taraf signifikansi α 5. Dengan kriteria pengujian: jika t hitung t tabel, maka H o diterima dan H 1 ditolak jika t hitung ≥ t tabel, maka H o ditolak dan H 1 diterima H : Tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen dengan rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol H 1 : Rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok eksperimen lebih tinggi dari rata-rata hasil belajar matematika siswa pada kelompok kontrol Jika data tidak berdistribusi normal maka uji-t tidak dapat digunakan. Sehingga menggunakan Uji mann-Whitney U-test, untuk menguji signifikansi hipotesis. Terdapat dua rumus yang digunakan dalam pengujian, yiatu U 1 dan U 2 untuk mengetahui harga U yang lebih kecil. Harga U yang lebih kecil tersebut yang digunakan untuk pengujian dan membandingkan dengan U tabel. Berikut rumus Uji mann-Whitney U-test: 12 1 1 1 2 1 1 2 1 R n n n n U − + + = dan 2 2 2 2 1 2 2 1 R n n n n U − + + = Keterangan: n 1 = Jumlah sampel 1 n 2 = Jumlah sampel 2 U 1 = Jumlah peringkat 1 U 2 = Jumlah peringkat 2 12 Sugiyono, Statistik non parametrik, Bandung: CV Alfabeta, 2007, h. 60-61 R 1 = Jumlah rangking pada sampel n 1 R 2 = Jumlah rangking pada sampel n 2 13 Dengan kriteria pengujian : Terima H o jika harga U yang terkecil lebih besar dari U tabel dan tolak H o dalam kondisi lainnya.

F. Hipotesis Statistik

Secara statistik, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Ho: µ 1 = µ 2 H 1 : µ 1 µ 2 Keterangan : µ 1 = rata-rata hasil belajar matematika sisiwa kelompok eksperimen µ 2 = rata-rata hasil belajar matematika sisiwa kelompok kontrol 13 Sugiyono, Statistik . . ., h. 60-61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar matematika yang terdiri dari 9 butir soal berbentuk uraian. Instrumen tersebut telah diuji cobakan, dengan tingkat reliabilitas soal 0,72. Berdasarkan tes taraf kesukaran diperoleh 11,11 soal dengan kriteria mudah dari 9 soal yang valid, 66,67 soal dengan kriteria sedang dan 22,22 soal dengan kriteria sukar. Dan berdasrkan tes daya pembeda soal diperoleh 66,67 soal dengan kriteria cukup dari 9 soal yang valid dan 33,33 soal dengan kriteria baik Tes hasil belajar tersebut diberikan setelah kedua kelompok sampel menyelesaikan pokok bahasan bangun ruang sisi datar kubus dan balokl, dimana dalam proses pembelajarannya kedua kelompok sampel diberikan perlakuan yang berbeda. Yaitu kelompok kontrol pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran aktif teknik the power of two. Setelah kedua kelas diberikan tes, maka diperoleh skor hasil belajar matematika dari kedua kelas tersebut. Kemudian dilakukan perhitungan pengujian persyaratan analisis dan pengujian hipotesis. Adapun hasil belajar matematika yang diperoleh oleh kedua kelompok tersebut adalah sebagai berikut.

1. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Eksperimen

Dari hasil tes yang diberikan kepada kelompok eksperimen yang dalam pembelajarannya menggunakan strategi pembelajaran aktif teknik the power of two , dari 30 siswa diperoleh nilai terendah adalah 35 dan nilai tertinggi adalah 94. Untuk lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut: 56 57 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Eksperimen Frekeunsi Nilai Titik Tengah Absolut Relatif Kumulatif 35 - 44 39,5 3 10,00 3 45 - 54 49,5 5 16,67 8 55 - 64 59,5 6 20,00 14 65 - 74 69,5 8 16,67 22 75 – 84 79,5 5 16,67 27 85 - 94 89,5 3 10,00 30 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyak kelas adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 10. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 64,83, median sebesar 64,95, modus sebesar 68, varians sebesar 218,85, simpangan baku sebesar 14,79 dan ketajaman atau kurtosis sebesar 1,99 lampiran 14. Distribusi frekuensi hasil belajar matematika kelompok eksperimen tersebut dapat disajikan dalam grafik histogram dan poligon berikut: Frekuensi Tepi Gambar 4.1 Grafik Histogram dan Poligon Distribusi Frekuensi Hasil belajar Matematika Kelompok Eksperimen Kelas 94,5 34,5 44,5 54,5 64,5 74,5 84,5 3 5 6 8 58

2. Hasil Belajar Matematika Siswa Kelompok Kontrol

Dari hasil tes yang diberikan kepada kelompok kontrol yang dalam pembelajarannya menggunakan pembelajaran konvensional, dari 30 siswa diperoleh nilai terendah adalah 32 dan nilai tertinggi adalah 84. Untuk lebih jelasnya, data hasil belajar matematika siswa kelompok kontrol disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kontrol Frekeunsi Nilai Titik Tengah Absolut Relatif f Kumulatif 32 - 40 36 4 13,33 4 41 - 49 45 6 20,00 10 50 - 58 54 8 26,67 18 59 - 67 63 4 13,33 22 68 - 76 72 5 16,67 27 77 - 85 81 3 10,00 30 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa banyak kelas interval adalah 6 kelas dengan panjang tiap interval kelas adalah 9. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rata-rata sebesar 56,7, median sebesar 52, modus sebesar 52,5, varians sebesar 196,53, simpangan baku sebesar 14,01 dan ketajaman atau kurtosis sebesar 1,88 lampiran 15. Distribusi frekuensi hasil tes kelompok kontrol tersebut dapat ditunjukkan dalam grafik histogram dan poligon berikut:

Dokumen yang terkait

Penerapan strategi pembelajaran aktif the power of two untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa

1 5 212

Pengaruh strategi active learning (belajar aktif) teknik information search / mencari informasi terhadap hasil belajar Matematika siswa

0 10 190

Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif (Active Learning) Teknik The Power Of Two Terhadap Kemampuan Memberikan Tanggapan Siswa Kelas Viii Di Smp Islam Al-Syukro Ciputat Tahun Ajaran 2012/2013

0 20 140

Pengaruh Strategi Numbered Heads Together (NHT) dan The Power Of Two Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa

0 3 10

STUDI KOMPARASI STRATEGI THE POWER OF TWO DENGAN STRATEGI INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Komparasi Strategi The Power Of Two Dengan Strategi Index Card Match Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas Iii Mim Pk Kartasura Tahun Ajaran 2015/20

0 6 16

STUDI KOMPARASI ANTARA STRATEGI MAKE A MATCH DENGAN STRATEGI THE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR Studi Komparasi Antara Strategi Make A Match Dengan Strategi The Power Of Two Terhadap Hasil Belajar Pada Siswa Kelas IV SDIT Nur Hidayah Surakarta Tahu

0 2 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif The Power Of Two Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ips Pada Siswa Kelas VIII

0 3 16

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif The Power Of Two Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Proses Pembelajaran Ips Pada Siswa Kelas VIII

0 2 13

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF THE POWER OF TWO TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI AK SMK BM DHARMA BAKTI MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 24

PENGARUH STRATEGI THE POWER OF TWO PADA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN TERHADAP HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK SD

0 0 11