29
Karakteristik utama teknik the power of two sebagai pembelajaran aktif dalam Junaedi adalah:
46
1. Pembelajaran tidak ditekankan pada penyampaian informasi oleh guru
melainkan pada eksplorasi informasi dan pengembangan konsep oleh peserta didik.
2. Kondisi pembelajaran mendukungkondusif mengembangkan keterbukaan dan
penghargaan terhadap semua gagasan peserta didik. 3.
Peserta didik tidak hanya mendengarkan ceramah secara pasif melainkan mengerjakan berbagai hal membaca, melakukan eksperimen, dan berdiskusi
yang berkaitan dengan materi pembelajaran. 4.
Peserta didik dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan kooperatif yang membutuhkan tanggung jawab individual sekaligus ketergantungan positif
antar kelompok. 5.
Peserta didik dirangsang untuk menggunakan kemampuan berfikir kritis, analisis, dan evaluatif.
6. Peserta didik terlibat dengan pemanfaatan berbagai sumber belajar baik di
dalam maupun di luar kelas. 7.
Guru mendapatkan umpan balik yang lebih cepat tentang proses dan hasil belajar.
Dalam teknik the power of two setiap pasangan kelompok dibentuk berdasrkan heterogenitas, karena keanekaragaman pengetahuan yang dimiliki
siswa dapat saling melengkapi kekurangan masing-masing pasangan kelompok.
b. Langkah-Langkah Teknik The Power Of Two
Mengutip Marno dan M.Idris berikut ini langkah-langkah teknik the power of two
:
47
1. Guru mengajukan satu atau dua pertanyaan masalah terkait topik
pembelajaran yang membutuhkan perenungan reflection dan pemikiran
thinking.
46
Junaedi, dkk., Strategi…, h. 12-15
47
Marno, dan M. Idris, Strategi dan Metode Pengajaran, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008 h. 153
30
2.
Siswa menjawab secara mandiri individu.
3.
Kelompokkan siswa secara berpasangan dua-dua.
4.
Siswa diminta menjelaskan dan mendiskusikan jawaban baru.
5. Brainstorming panel, siswa membandingkan jawaban hasil diskusi
kelompok kecil antar kelompok.
6.
Klarifikasi dan simpulkan agar seluruh siswa memperoleh kejelasan.
Penerapan teknik the power of two dalam pembelajaran matematika, atau penelitian ini adalah proses pembelajaran yang lebih melibatkan siswa pada
kegiatan belajar secara aktif daripada hanya sekedar menghafal. Bertumpu pada pendapat Dienes bahwa rangkaian kegiatan belajar dari kongkret ke simbolik.
Sebagai langkah awal guru mengaktifkan siswa dengan mengajukan pertanyaan untuk setiap siswa. Pertanyaan yang diajukan dalam bentuk yang
sederhana konkretreal, sesuai dengan tingkat berfikir siswa serta didasari pandangan bahwa siswa sudah memiliki pengetahuan atau pemahaman tentang
topik yang terkait dengan topik pembelajaran yang akan dipelajari. Dengan demikian siswa dapat memahami dan menggunakan pengetahuan yang telah
dimilikinya. Hal ini dapat melatih penalaran siswa dalam menghubungkan dengan materi yang tepat.
Berikut contoh yang sesuai dengan pemaparan diatas. Yang merupakan diagonal bidang dari kubus
ABCD.EFGH adalah . . . . Jika kubus ABCD.EFGH di samping memiliki panjang
suk 4 cm. Berapakah: a panjang EG ? ru
b luas ACGE ?
A B C
D
☺
E F
G H
4 cm
Jawab: a Lihat
∆EFG. Karena FE ⊥ FG, maka ∆EFG merupakan segitiga siku-siku. Dengan sudut siku-siku di . . . , maka.
H G
F E
EG
2
= . . . + . . . EG = .....
= . . . + . . .
= . . . ..... = . . . + . . .
Jadi panjang EG = . . . cm.
31
b L
ACGE
= . . . x . . . = . . . x . . .
= . . . . cm
2
.
Dengan contoh pertanyaan diatas, siswa aktif dalam mengembangkan pengetahuannya. Karena setiap siswa secara individu mencari hubungan konsep
barunya diagonal bidang dengan konsep yang telah dipelajari siswa sebelumnya phytagoras sebagi dasar pemikiran dalam konsep barunya tersebut. Sehingga
dapat melatih koneksi siswa dalam belajar matematika. Kemudian siswa berpasangan dan berdiskusi untuk menemukan rumus
akhir dari materi yang sedang dipelajari. Kelompok pasangan ditentukan oleh guru. Pada tahap ini siswa diajak berfikir lebih kompleks dan abstrak. Yakni siswa
diajak menemukan rumus diagonal bidang, diagonal ruang dan lain-lain, yang terdapat dalam tujuan pembelajaran bangun ruang sisi datar kubus dan balok
Berikut contoh pertanyaannya: Yang merupakan diagonal bidang dari kubus
ABCD.EFGH adalah . . . . Jika kubus ABCD.EFGH di samping memiliki panjang
rusuk a cm. Berapakah a Panjang diagonal bidang HA?
A B C
D
☺
E F
G H
a cm
b Luas ABGH? Dalam pertanyaan tersebut siswa tidak diberi langkah-langkah dalam
menjawab. Tetapi siswa menguraikan sendiri jawabannya dengan berdiskusi bersama pasangan kelompoknya. Hal ini melatih komunikasi siswa, karena siswa
menyampaikan pendapatnya atau idenya kepada pasangan kelompoknya. Selain itu juga melatih penalaran siswa untuk memecahan masalah dalam bentuk yang
lebih kompleks atau abstrak. Setelah siswa melakukan diskusi secara berpasangan, siswa
membandingkan hasil diskusinya. Guru mengundi beberapa pasangan untuk mempersentasikan hasil diskusinya sedangkan pasangan lain membandingkan dan