pertama pada hari kedua berhubungan dengan sebesar 64 kematian
neonatal yang
lebih rendah dibandingkan mereka yang tidak menerima kunjungan.
Namun, kunjungan pertama setelah hari kedua kehidupan pertama bayi tidak berhubungan dengan
penurunan kematian neonatal Baqui, dkk., 2009. Namun, pada penelitian yang dilakukan
Nugraheni 2013 menunjukkan tidak terdapat hubungan antara kunjungan neonatal pertama dengan
kematian neonatal dini. Penelitian yang dilakukan Singh, dkk 2012 juga
menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pemeriksaan bayi pada 24 jam setelah
kelahiran dengan kematian neonatal.
2.4 Konsep Daerah RuralPerdesaan
Menurut Peraturan Kepala Badan Pusat Statistik Nomor 37 Tahun 2010 tentang klasifikasi perkotaan dan perdesaan di Indonesia. Perkotaan
merupakan status suatu wilayah administrasi setingkat desakelurahan yang memenuhi kriteria klasifikasi wilayah perkotaan. Sedangkan
perdesaan adalah status suatu wilayah administrasi setingkat desakelurahan yang belum memenuhi kriteria klasifikasi wilayah
perkotaan. DesaKelurahan merupakan wilayah administrasi terendah dalam hierarki pembagian wilayah administrasi Indonesia di bawah
kecamatan BPS, 2010.
Adapun kriteria suatu desakelurahan dikategorikan sebagai perkotaan atau perdesaan yaitu apabila suatu desakelurahan memiliki
persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan keberadaanakses pada fasilitas perkotaan BPS,
2010. Fasilitas perkotaan tersebut yaitu BPS, 2010: 1 Sekolah Taman Kanak-Kanak TK
2 Sekolah Menengah Pertama 3 Sekolah Menengah Umum
4 Pasar 5 Pertokoan
6 Bioskop 7 Rumah Sakit
8 HotelBilyarDiskotekPanti PijatSalon 9 Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Telepon
10 Persentase Rumah Tangga yang menggunakan Listrik Penentuan nilaiskor untuk menetapkan sebagai wilayah perkotaan
dan perdesaan atas desakelurahan yaitu sebagai berikut BPS, 2010: a. Wilayah perkotaan, apabila dari kepadatan penduduk, persentase
rumah tangga, pertanian, dan keberadaanakses pada fasilitas perkotaan yang dimiliki mempunyai total nilaiskor 10 sepuluh
atau lebih. b. Wilayah perdesaan, apabila dari kepadatan penduduk,
persentase rumah tangga, pertanian, dan keberadaanakses pada
fasilitas perkotaan yang dimiliki mempunyai total nilaiskor dibawah 10 sepuluh.
Nilaiskor kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian, dan keberadaanakses pada fasilitas perkotaan yang dimiliki
dapat dilihat pada Tabel 2.1 BPS, 2010. Angka Kematian Neonatal di daerah rural berdasarkan SDKI 2012
menunjukkan kematian lebih tinggi di daerah rural dibandingkan di daerah urban BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Penelitian
yang dilakukan di Bangladesh juga menemukan bahwa risiko kematian neonatal di daerah rural menunjukkan lebih tinggi jika dibandingkan
dengan daerah urban Chowdhury, dkk., 2013. Perbedaan antara wilayah rural dan urban tersebut menggambarkan adanya perbedaan wilayah yang
mengalami perkembangan dan wilayah yang tidak mengalami perkembangan Yanping, dkk., 2010.
Penyebab kematian yang perlu mendapatkan perhatian serius di daerah rural Indonesia yaitu masih tingginya pengaruh dari unsur budaya.
Hasil penelitian kualitatif pada ibu hamil Etnik Ngalum di Distrik Oksibil Provinsi Papua menemukan bahwa terdapat adat dimana pihak perempuan
harus membalas mas kawin kepada pihak laki-laki sebesar yang dibayarkan kepada pihak perempuan. Apabila terjadi pelanggaran adat, ibu
tidak membayar mas kawin kepada pihak laki-laki, maka akan terdapat korban dari keluarga tersebut. Salah satu kasus yang ditemukan, Ibu Tuti
seorang ibu hamil belum bisa membayar mas kawin sampai usia kehamilannya 9 bulan. Pada saat melahirkan, bayi yang dilahirkan berada
dalam kondisi sehat namun keesokan harinya ditemukan bayi telah meninggal. Keluarga menyadari betul, bahwa hal itu terjadi karena mereka
belum menyelesaikan pembayaran kembali mas kawin. Sehingga mereka harus tunduk pada adat yang telah adaturun-temurun dari nenek moyang
mereka Kemenkes RI, 2012. Diketahui hasil SDKI 2012 menunjukkan bahwa Provinsi Papua merupakan salah satu provinsi dengan Angka
Kematian Neonatal yang tinggi di Indonesia yaitu sebesar 27 per 1.000 KH BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013.
Selain itu, kasus kematian bayi baru lahir yang masih tinggi pada Etnik Ngalum Papua juga disebabkan karena bayi mengalami infeksi
pneumonia. Hasil pengamatan menemukan, ternyata pada beberapa keluarga dapur perapian bukan hanya digunakan untuk memasak makanan
tetapi juga digunakan untuk menghangatkan badan pada saat malam hari karena suhu yang cukup dingin 19-20
C. Namun, perapian tersebut tidak dilengkapi dengan cerobong asap, sehingga asap hasil pembakaran hanya
berputar didalam dapur Kemenkes RI, 2012.
67
67
Tabel 2.1 Kriteria Perkotaan dan Perdesaan di Indonesia Kriteria
KeberadaanAkses Pada Fasilitas Perkotaan
Kepadatan Penduduk per Km
2
NilaiSkor Persentase
Rumah Tangga Pertanian
NilaiSkor Fasilitas Perkotaan
Kriteria NilaiSkor
500 1
70.00 1
a. Sekolah Taman
Kanak- Kanak
1
Ada, atau ≤ 2.5 Km
2
2.5 Km 1
500-1249 2
50.00-69.99 2
b. Sekolah Menengah Pertama 1250-2499
3 40.00-49.99
3 c. Sekolah Menengah Umum
2500-3999 4
20.00-30.99 4
d. Pasar
1
Ada, atau ≤ 2 Km
2
2 Km 1
4000-5999 5
15-19.99 5
e. Pertokoan 6000-7499
6 10-14.99
6 f. Bioskop
1
Ada, atau ≤ 5 Km
2
5 Km 1
7500-8499 7
5.00-9.99 7
g. Rumah Sakit 8500
8 5.00
8 h. HotelBilyarDiskotekPanti
PijatSalon
1
Ada
2
Tidak ada 1
i. Persentase RT Telepon
1
≥ 8.00
2
8.00 1
j. Persentase RT listrik
1
≥ 90.00
2
90.00 1
Jarak tempuh diukur dari Kantor DesaKelurahan
2.5 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 SDKI 2012