Peningkatan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut harus ditingkatkan lebih serius di daerah rural Indonesia baik melalui
layanan antenatal di fasilitas layanan kesehatan maupun kegiatan yang telah ada di masyarakat.
6.3.5 Jenis Kelamin Bayi
Jenis kelamin merupakan karakteristik fisik seseorang sebagai laki-laki atau perempuan Andrews, 2009. Bayi laki-laki cenderung
lebih rentan terhadap penyakit jika dibandingkan dengan bayi perempuan. Secara biologis, bayi perempuan mempunyai fungsi
fisiologi tubuh lebih baik jika dibandingkan dengan bayi laki-laki Wells, 2000.
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa bayi berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan bayi berjenis kelamin perempuan
52,2. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin bayi dengan kematian neonatal. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Titaley 2008 dan Pertiwi 2010 yang menemukan bahwa terdapat
hubungan antara jenis kelamin bayi dengan kematian neonatal. Bayi berjenis kelamin laki-laki memiliki risiko 1,49 kali lebih besar
terhadap kematian neonatal dibandingkan bayi perempuan Titaley, dkk., 2008. Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian-
penelitian lainnya yang dilakukan sebelumnya Dewi, 2010; Faisal, 2010; Wijayanti, 2013.
Namun, pada penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kematian neonatal lebih tinggi pada bayi berjenis kelamin laki-laki
dibandingkan bayi jenis kelamin perempuan. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di daerah rural Bangladesh yang
menunjukkan bahwa proporsi kematian neonatal lebih tinggi pada bayi jenis kelamin laki-laki 60 dibandingkan bayi jenis kelamin
perempuan Owais, dkk., 2013. Keuntungan biologis yang dimiliki bayi perempuan kemungkinan menyebabkan bayi perempuan lebih
mampu untuk bertahan hidup dibandingkan bayi laki-laki Wells, 2000.
Seleksi alam diprediksi dapat meningkatkan kerentanan bayi laki-laki terhadap kondisi-kondisi seperti penyakit infeksi, luka atau
gizi buruk. Fungsi fisiologi bayi laki-laki pada awal kehidupan tidak sebaik fungsi fisiologi pada bayi perempuan. Perbedaan tersebut
diasumsikan semakin berkembang dengan munculnya masalah gizi pada anak. Gizi memegang peranan penting sebagai etiologi penyakit
yang berkaitan dengan paru-paru pada neonatal. Bayi perempuan lebih terlindungi karena memiliki tingkat kematangan paru-paru lebih baik
dibandingkan bayi laki-laki. Adanya interaksi antara penyakit infeksi dengan masalah gizi menyebabkan kondisi yang semakin
membayakan bayi laki-laki. Selanjutnya, adanya pengaruh lingkungan pada semua status gizi merupakan faktor yang lebih memperberat
kondisi laki-laki terhadap kasus kematian Wells, 2000. Selain itu, menurut penelitian kualitatif diketahui bahwa anak
laki-laki ono matua dianggap lebih berharga dibandingkan dengan anak perempuan pada suku Nias. Hal ini disebabkan karena suku Nias
menganut sistem patrilinear, yakni garis keturunan yang diikuti adalah dari pihak laki-laki sehingga anak laki-lakilah yang akan meneruskan
keturunanmarga ngaötömado keluarga dan juga mengurus harta atau warisan yang dimiliki keluarga. Selain itu, sebagian besar anak
laki-laki yang sudah menikah tinggal bersama dengan orang tua sehingga kelak ketika orang tua sudah tidak bisa bekerja lagi maka
anak laki-laki inilah yang akan mengurus orang tuanya. Sehingga para ibu terus hamil sampai akhirnya berhasil mendapatkan anak laki-laki
Kemenkes RI, 2012.
6.3.6 Paritas