Persalinan Caesar Faktor-Faktor Yang Berhubungan dengan Kematian Neonatal di Daerah

penolong persalinan ini terutama pada masalah penanganan komplikasi pada ibu dan bayi baru lahir.

6.3.10 Persalinan Caesar

Persalinan caesar merupakan tindakan untuk melahirkan bayi melalui sayatan pada dinding uterus yang masih utuh Saifuddin, dkk., 2009. Persalinan caesar merupakan operasi besar yang dilakukan pada saat terdapat indikasi kesehatan tertentu Whalley, dkk., 2008. Pada penelitian ini, cara persalinan dibedakan menjadi persalinan caesar dan bukan persalinan caesar. Ibu dikategorikan melakukan persalinan caesar apabila ibu melakukan persalinan dengan cara perut dibedah untuk mengeluarkan bayi. Sedangkan ibu dikategorikan tidak melakukan persalinan caesar apabila ibu melakukan persalinan dengan cara per vaginamnormal. Pengkategorian ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang dilakukan Bashir, dkk 2013. Pada penelitian ini diketahui ibu yang melakukan persalinan caesar pada persalinannya yaitu sebesar 8. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara persalinan caesar dengan kematian neonatal. Hasil pada penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Bashir, dkk 2013 yang menunjukkan bahwa persalinan dengan cara bedah caesar memiliki hubungan dengan kematian neonatal. Ibu dengan persalinan caesar memiliki kemungkinan 1,6 kali lebih besar terhadap kematian neonatal dibandingkan ibu yang melahirkan per vaginam. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Nugraheni 2013 dan Wijayanti 2013 bahwa tidak ada hubungan antara persalinan caesar dengan kematian neonatal. Namun, penelitian Owais, dkk 2013 di daerah rural Bangladesh justru menemukan bahwa persalinan dengan cara caesar menjadi faktor protektif terhadap kematian neonatal. Walaupun uji statistik menunjukkan tidak terdapat hubungan antara persalinan caesar dengan kematian neonatal, pada penelitian ini menunjukkan bahwa proporsi kematian neonatal lebih tinggi pada kelompok ibu dengan persalinan caesar. Kemungkinan hal ini terjadi karena persalinan caesar sebagian besar dilakukan karena ditemukan adanya indikasi kesehatan tertentu pada ibu seperti ditunjukkan pada hasil penelitian Shah, dkk., 2009. Penelitian yang dilakukan di daerah urban Ibadan Nigeria menunjukkan bahwa dari 21 ibu yang melakukan persalinan caesar sebanyak 89 merupakan kasus kegawatdaruratan Adetola, dkk., 2011. Namun, pada penelitian lainnya yang dilakukan di daerah Iran menemukan bahwa sebagian besar persalinan caesar dilakukan bukan karena adanya indikasi kesehatan Bahadori, dkk., 2013. Bayi dari ibu yang kembali melakukan persalinan dengan cara caesar memiliki angka kesakitan penyakit pernapasan lebih tinggi dan tinggal di rumah sakit lebih lama dibandingkan ibu yang melakukan persalinan per vaginam yang sebelumnya melakukan persalinan caesar Kamath, dkk., 2009. Kematian neonatal meningkat sejalan dengan tingginya persalinan caesar yang dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan. Selain itu secara keseluruhan, persalinan caesar kondisi kegawatdaruratan maupun non kegawatdaruratan berhubungan dengan meningkatnya kesakitan pada neonatal Shah, dkk., 2009. Pada penelitian ini menunjukkan bahwa dari 571 persalinan yang dilakukan secara caesar, 90,2 tidak mengalami komplikasi selama kehamilannya. Sehingga, kemungkinan sebagian besar persalinan caesar pada penelitian ini dilakukan bukan karena adanya indikasi kesehatan. Hasil review literatur menyebutkan bahwa persalinan caesar tanpa adanya alasan kesehatan kegawatdaruratan juga bisa membahayakan kondisi ibu dan janinnya baik dari segi pendek maupun lamanya waktu yang diperlukan prosedur persalinan caesar dibandingkan persalinan normal Wiklund, dkk., 2012.

6.3.11 Tempat Persalinan