1
1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berbagai laporan menunjukkan bahwa kematian neonatal menempati proporsi kematian terbanyak yang terjadi pada bayi di dunia. Laporan
MDGs 2013 menunjukkan bahwa proporsi kematian neonatal pada kejadian kematian balita di dunia mengalami peningkatan dari 36 pada tahun 1990
menjadi 43 pada tahun 2011 United Nations, 2013. Data WHO juga menunjukkan bahwa kematian neonatal memiliki proporsi sebesar 40
kematian dari seluruh kematian yang terjadi pada balita di dunia WHO, 2014.
Data SDKI 2012 menunjukkan kematian neonatal untuk periode 2008- 2012 di Indonesia sebesar 19 kematian per 1000 kelahiran hidup KH.
Angka Kematian Neonatal ini merupakan proporsi kematian terbesar yang terjadi pada bayi 59 di Indonesia. Angka Kematian Bayi di Indonesia
yaitu sebesar 32 per 1000 KH untuk periode 2008-2012. Angka Kematian Bayi ini menunjukkan masih cukup jauh untuk bisa mencapai target MDGs
menurunkan Angka Kematian Bayi sebesar 23 per 1000 KH pada tahun 2015 BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013.
Angka Kematian Neonatal berdasarkan wilayah rural dan urban di Indonesia menunjukkan bahwa Angka Kematian Neonatal lebih tinggi di
daerah rural perdesaan Indonesia dibandingkan di daerah urban perkotaan Indonesia. Angka Kematian Neonatal di daerah urban Indonesia
sebesar 15 per 1.000 KH. Sedangkan Angka Kematian Neonatal di daerah rural Indonesia berdasarkan SDKI 2012 yaitu sebesar 24 per 1.000 KH
untuk periode 2003-2012 BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Angka Kematian Neonatal didaerah rural mengalami penurunan pada
hasil SDKI 2002-2003 26 per 1000 KH BPS ORC Macro, 2003, namun Angka Kematian Neonatal di daerah rural Indonesia ini tetap konstan
berdasarkan hasil SDKI 2007 24 per 1.000 KH BPS Macro International, 2008.
Angka Kematian Neonatal AKN merupakan kematian yang terjadi pada dua puluh delapan hari pertama kehidupan dibagi jumlah bayi lahir
hidup. Pada SDKI 2012 AKN dihitung berdasarkan keterangan jumlah bayi yang meninggal pada dua puluh delapan hari pertama kehidupan dibagi
dengan keterangan jumlah bayi yang bertahan hidup. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012 dilaksanakan untuk mengetahui
informasi mengenai masalah kependudukan serta masalah kesehatan yang fokus pada kesehatan ibu dan anak di Indonesia BPS, BKKBN, Kemenkes
ICF International, 2013. Masa neonatal merupakan masa empat minggu pertama kehidupan
pada bayi setelah dilahirkan WHO, 2006. Masa neonatal merupakan waktu
yang paling rentan untuk kelangsungan hidup anak. Upaya menurunkan angka kematian neonatal menjadi semakin penting, bukan hanya karena
proporsinya yang semakin meningkat tetapi karena intervensi kesehatan
yang diperlukan untuk mengatasi penyebab utama kematian berbeda dengan intervensi pada kematian balita secara umum WHO, 2014.
Hasil penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian neonatal yaitu usia ibu Prabamurti,
dkk., 2008 , berat bayi lahir
Onwuanaku dkk., 2011, jarak kelahiran Mekonnen dkk., 2013
, jenis kelamin bayi Bashir dkk., 2013 , paritas
Singh dkk., 2013, p endidikan ibu Upadhyay dkk., 2012
, s untikan tetanus
toksoid pada ibu Singh dkk., 2013 , persalinan caesar
Chaman dkk., 2009
, umur kehamilan Onwuanaku dkk., 2011, riwayat k
omplikasi persalinan Singh, dkk., 2013 dan fasilitas persalinan
Tura, dkk., 2013. Penelitian yang dilakukan di beberapa daerah rural menunjukkan
bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan kematian neonatal yaitu kelahiran prematur
, berat bayi lahir rendah, persalinan sesar, paritas, jarak kelahiran, pendidikan ibu, usia ibu, pekerjaan ibu, komplikasi persalinan
Mercer, dkk., 2006; Chaman, dkk., 2009; Upadhyay, dkk., 2012; Singh, dkk., 2013. Penelitian lainnya menemukan bahwa penyebab utama
kematian pada neonatal di daerah rural yaitu asfiksia, infeksi 31, lahir prematur 26, sepsis 45 dan pneumonia 36 Baqui, dkk., 2006.
Penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa faktor risiko yang paling berpengaruh adalah berat badan saat lahir Efriza, 2007;
Fachlaeli, 2000. Penelitian lainnya yang menggunakan data SDKI 2003 menunjukkan bahwa status orang tua, status pekerjaan ayah, jarak
kelahiran, jenis kelamin bayi, ukuran bayi lahir dan riwayat komplikasi persalinan memiliki hubungan dengan kematian neonatal di Indonesia
Titaley, dkk., 2008. Umur ibu saat melahirkan dan umur kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya kematian neonatal Fachlaeli, 2000. Pada
penelitian yang dilakukan Yani Duarsa, 2013 Yani dan Duarsa 2013 menemukan bahwa pelayanan antenatal dan penolong persalinan memiliki
hubungan dengan kematian neonatal. Target MDGs untuk menurunkan angka kematian bayi sebesar 23
kematian per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2015 cukup berat bagi Indonesia. Penurunana angka kematian bayi ini membutuhkan berbagai
upaya yang perlu ditingkatkan BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013 sedangkan waktu pencapaian hanya tersisa satu tahun.
Sehingga peneliti tertarik untuk mengetahui faktor apa saja yang berpengaruh terhadap kasus kematian neonatal di Indonesia dengan fokus di
daerah rural karena memiliki angka kematian neonatal yang lebih tinggi dibandingkan di daerah urban serta memiliki angka kematian neonatal yang
tetap konstan dari tahun sebelumnya. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam upaya melakukan intervensi terkait faktor risiko
kematian neonatal sehingga bisa berdampak terhadap penurunan Angka Kematian Neonatal di daerah rural Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah