Indeks Kekayaan Rumah Tangga

2012. Kebiasaan tetap bekerja juga ditemukan pada ibu hamil Etnik Alifuru di Provinsi Maluku, ibu tidak pernah berhenti melakukan kegiatan yang harus dilakukannya sehari-hari walaupun usia kehamilannya sekitar enam bulan. Ibu tetap pergi ke hutan, mencari air, serta mengurus rumah dan anak-anak seperti biasanya. Ibu menganggap bahwa kehamilan tidak boleh menghalanginya dari tugas dan kewajiban sehari-hari Kemenkes RI, 2012. Oleh karena itu, berdasarkan hasil penelitian ini dianjurkan agar ibu hamil di daerah rural Indonesia menghindari pekerjaan yang terlalu berat seperti melakukan pekerjaan tanpa jeda dari mulai pagi sampai sore hari terutama pekerjaan berat seperti mengambil kayu di hutan, menyadap getah karet dan membawa air dari hutan. Hal ini bisa menyebabkan ibu hamil mengalami ketegangan atau kelelahan yang bisa membahayakan kondisi kesehatannya serta janin yang dikandungnya. Seperti diketahui hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa ibu yang bekerja berhubungan dengan kejadian kematian neonatal di daerah rural Indonesia.

6.3.3 Indeks Kekayaan Rumah Tangga

Indeks kekayaan rumah tangga pada SDKI 2012 dihitung berdasarkan kepemilikan rumah tangga terhadap sejumlah aset yang digunakan di rumah tangga seperti fasilitas sanitasi, sumber air minum, barang tahan lama, bahan lantai rumah dan lain lain. Berdasarkan keterangan kepemilikan atas sejumlah aset tersebut kemudian dihitung menggunakan prinsip analisis komponen untuk mendapatkan skor indeks kekayaan. Skor indeks kekayaan dibagi kedalam lima kuintil kekayaan dari mulai skor indeks kekayaan terendah sampai tertinggi yang terdiri dari 20 penduduk pada setiap kuintil. Lima kuintil tersebut yaitu kuintil terendah, kedua, menengah, keempat dan tertinggi. Hasil dari kepemilikan rumah tangga atas barang-barang tertentu yang dibedakan kedalam lima kuintil tersebut digunakan untuk mengukur status sosial ekonomi keluarga BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Pada penelitian ini, indeks kekayaan rumah tangga dibedakan menjadi tiga kategori yaitu rendah, menengah dan tinggi. Kategori rendah terdiri dari kuintil terendah dan kuintil kedua, kategori menengah terdiri dari kuintil menengah serta ketegori tinggi terdiri dari kuintil keempat dan kuintil tertinggi. Pengelompokan ini dilakukan karena jumlah kematian neonatal pada kuintil ke-2 dan ke-4 sangat kecil. Hal ini juga dilakukan pada penelitian sebelumnya Bashir, dkk 2013 dimana kategori dibedakan menjadi rendah, menengah dan tinggi karena jumlah kematian neonatal pada kuintil ke- 2 dan ke-4 sangat kecil. Ibu dan anak yang berasal dari keluarga miskin memiliki risiko meningkat terhadap kematian neonatal karena memiliki tantangan untuk mengakses pelayanan tepat waktu dibandingkan keluarga yang lebih kaya Lawn, dkk., 2009. Hasil penelitian ini menunjukkan ibu yang memiliki indeks kekayaan rumah tangga rendah lebih banyak dibandingkan ibu dengan indeks kekayaan menengah dan tinggi 66,6. Analisis statistik yang dilakukan pada penelitian ini menemukan tidak terdapat hubungan antara indeks kekayaan rumah tangga dengan kematian neonatal. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Bashir, dkk 2013 bahwa indeks kekayaan rumah tangga memiliki hubungan dengan kejadian kematian neonatal. Pada penelitian Manzar, dkk 2012 dan Gizaw, dkk 2014 juga menemukan bahwa neonatus yang berasal dari ibu dengan status sosial ekonomi dibawah rata-rata lebih rentan mengalami kematian pada periode neonatal. Pada penelitian ini, jumlah ibu dengan indeks kekayaan rumah tangga rendah lebih tinggi dibandingkan kelompok lainnya. Penelitian kualitatif di salah satu daerah rural Indonesia juga menunjukkan bahwa proporsi masyarakat kelompok miskin pada masyarakat Suku Mamasa masih cukup besar 27,5 Kemenkes RI, 2012. Namun, pada penelitian ini proporsi kematian neonatal lebih tinggi pada kelompok lainnya. Kematian neonatal lebih tinggi pada kelompok indeks kekayaan rumah tangga menengah dan tinggi. Hasil ini tidak konsisten dengan hasil penelitian yang dilakukan di daerah rural Nepal bahwa terjadi pengaruh faktor sosial-ekonomi yang lebih besar dibandingkan pengaruh faktor biologi terhadap kelangsungan hidup bayi pada ibu dengan usia muda Sharma, dkk., 2009. Sehingga kemungkinan penyebab kematian neonatal lebih tinggi pada kelompok indeks kekayaan menengah dan tinggi karena kelompok ibu usia berisiko lebih tinggi pada kelompok ini. Namun, pada penelitian ini ditemukan bahwa ibu dengan usia berisiko, lebih tinggi pada kelompok indeks kekayaan rendah. Kemungkinan faktor lainnya berkontribusi terhadap hasil penelitian ini seperti status pekerjaan ibu dan persalinan caesar. Pada penelitian ini diketahui status ibu bekerja lebih tinggi pada kelompok ibu dengan indeks kekayaan rendah dibandingkan kelompok lainnya. Hasil ini sesuai dengan penelitian oleh Singh, dkk 2013 di daerah rural India bahwa pada ibu yang bekerja menunjukkan ibu memiliki tingkat ekonomi lebih rendah. Kemungkinan penyebab lainnya adalah tingginya persalinan caesar, namun ternyata persalinan caesar menunjukkan lebih tinggi pada ibu dengan indeks kekayaan rumah tangga rendah. Penyebab lain tingginya kematian pada kedua kelompok tersebut yaitu jarak ke fasilitas pelayanan kesehatan. Namun, menurut Okwaraj, dkk 2012 efek dari jarak terhadap fasilitas layanan kesehatan lebih berpengaruh di daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi dimana mereka tidak memiliki biaya untuk membayar transportasi ke fasilitas layanan kesehatan dibandingkan keluarga yang kaya. Pada penelitian ini diketahui kematian neonatal lebih tinggi pada kelompok ibu dengan indeks kekayaan rumah tangga menengah dan tinggi. Sehingga, masalah biaya untuk transportasi kemungkinan tidak menjadi kendala bagi kedua kelompok ini. Sehingga perlu adanya penelitian untuk mengetahui faktor apa yang berpengaruh terhadap tingginya angka kematian neonatal pada kelompok indeks kekayaan menengah dan atas.

6.3.4 Umur Ibu