Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 SDKI 2012

2.5 Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 SDKI 2012

Survei demografi adalah survei yang menggambarkan rumah tangga secara nasional. Survei ini menyediakan data dengan cakupan luas terkait indikator monitoring dan evaluasi populasi, kesehatan dan gizi ICF International. Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia SDKI 2012 merupakan survei ketujuh yang dilakukan sebagai bagian dari proyek internasional Demographic and Health Survey DHS. Survei sebelumnya dilakukan pada tahun 1987, 1991, 1994, 1997, 2002-2003, dan 2007. SDKI 2012 dirancang bersama-sama oleh Badan Pusat Statistik BPS, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional BKKBN dan Kementerian Kesehatan Kemenkes. SDKI 2012 bertujuan untuk menyediakan informasi secara rinci tentang penduduk, keluarga berencana dan bidang kesehatan BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Pengambilan sampel yang dilakukan pada SDKI 2012 mengunakan metode sampel tiga tahap. Pada tahap pertama dilakukan pemilihan sejumlah Primary Sampling Unit PSU dari kerangka sampel PSU secara Probability Proportional to Size PPS. PSU adalah kelompok blok sensus berdekatan yang menjadi wilayah tugas koordinator tim Sensus Penduduk 2010. Pada tahap kedua dilakukan pemilihan satu blok sensus secara PPS disetiap PSU terpilih. Selanjutnya pada tahap ketiga dilakukan pemilihan 25 rumah tangga biasa di setiap blok sensus terpilih secara sistematik. Rangkaian pengambilan sampel SDKI 2012 digambarkan pada Gambar 2.2 BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Gambar 2.2 Bagan Alur Pengambilan Sampel Rumah Tangga dan Individu Sumber: BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013 BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International 2013 Sampel SDKI 2012 bertujuan untuk memberikan estimasi karakteristik bagi perempuan usia 15-49 tahun dan laki-laki menikah usia 15-54 tahun di Indonesia baik di daerah perkotaan maupun pedesaan di setiap provinsi. Sehingga untuk mencapai tujuan ini, sebanyak 1.840 blok sensus 874 di daerah perkotaan dan 966 di daerah pedesaaan dipilih dari daftar Blok sensus pada Primary Sampling Unit PSU yang terbentuk saat sensus penduduk 2010. Pada setiap blok sensus, pemutakhiran dan pemetaan daftar rumah tangga secara lengkap dilakukan pada bulan April 2012. Daftar lengkap rumah tangga dimasing-masing blok sensus dijadikan dasar untuk pengambilan sampel tahap kedua. Sebanyak 25 rumah tangga dipilih secara sistematis dari setiap blok sensus. Semua wanita usia 15-49 yang memenuhi syarat diwawancarai dalam komponen Pemilihan Blok Sensus Primary Sampling Unit berdasarkan Daftar Blok Sensus Penduduk 2010 Pemilihan 25 rumah tangga pada setiap Blok Sensus secara sistematis Pemilihan wanita usia 15-49 yang memenuhi syarat di setiap rumah tangga Wawancara wanita usia 15-49 yang memenuhi syarat Remaja dari SDKI. Data wanita dan laki yang tidak pernah menikah usia 15-24 tahun merupakan dasar laporan ini. Selanjutnya 8 rumah tangga dipilih secara sistematis dari 25 rumah tangga untuk mendapatkan responden pria menikah usai 15-54 tahun BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Hasil pendataan sampel rumah tangga didapatkan total rumah tangga sebesar 46.024 untuk Indonesia dimana sebanyak 47.533 wanita memenuhi syarat untuk diwawancarai. Total rumah tangga hasil pendataan sampel untuk Provinsi Maluku adalah sebesar 1.077 rumah tangga. Sedangkan total sampel wanita usia subur yang memenuhi syarat untuk Indonesia didapatkan sebesar 1.291 wanita BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. SDKI 2012 menggunakan empat macam kuesioner yaitu kuesioner rumah tangga, kuesioner wanita usia subur, kuesioner pria kawin dan kuesioner remaja pria belum pernah kawin. Adanya perubahan cakupan sampel individu wanita dari wanita pernah kawin WPK umur 15-49 tahun dalam SDKI 2007 menjadi wanita umur subur WUS 15-49 tahun pada SDKI 2012, maka kuesioner WUS ditambahkan pertanyaan- pertanyaan untuk remaja wanita belum pernah kawin umur 15-24 tahun. Tambahan pertanyaan ini merupakan bagian dari kuesioner Survei Kesehatan Reproduksi Remaja tahun 2007 BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Kuesioner rumah tangga maupun kuesioner WUS SDKI 2012 sebagian besar mengacu pada versi terbaru Maret 2011 kuesioner standar yang digunakan program DHS VI. Model kuesioner tersebut disesuaikan dengan kebutuhan di Indonesia. Beberapa pertanyaan di kuesioner standar DHS tidak dicakup dalam SDKI 2012 karena kurang sesuai dengan kondisi di Indonesia. Selain itu, kategori jawaban serta tambahan pertanyaan disesuaikan dengan muatan lokal terkait program di bidang kesehatan dan keluarga berencana di Indonesia BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Kuesioner rumah tangga digunakan untuk mencatat seluruh anggota rumah tangga dan tamu yang menginap di rumah tangga terpilih sampel malam sebelum wawancara, dan keadaan tempat tinggal rumah tangga terpilih. Pertanyaan dasar anggota rumah tangga yang dikumpulkan adalah umur, jenis kelamin, status perkawinan, pendidikan, dan hubungan dengan kepala rumah tangga. Keterangan mengenai tempat tinggal yang dikumpulkan meliputi sumber air minum, jenis kakus, jenis lantai, jenis atap, jenis dinding, dan kepemilikan aset rumah tangga. Informasi mengenai kepemilikan aset menggambarkan status sosialekonomi rumah tangga tersebut. Kegunaan utama kuesioner rumah tangga adalah untuk menentukan responden wanita dan pria yang memenuhi syarat untuk wawancara perseorangan BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Kuesioner WUS digunakan untuk mengumpulkan informasi dari wanita umur 15-49 tahun. Topik yang ditanyakan kepada wanita tersebut adalah latar belakang responden status perkawinan, pendidikan, akses terhadap media massa, dan lain-lain, riwayat kelahiran, pengetahuan dan pemakaian kontrasepsi, perawatan kehamilan, persalinan, dan pemeriksaan setelah melahirkan, pemberian air susu ibu dan makanan anak, kematian anak, imunisasi dan kesakitan anak, perkawinan dan kegiatan seksual, preferensi fertilitas, latar belakang suamipasangan dan pekerjaan responden, pengetahuan tentang HIV-AIDS dan infeksi seksual lain, kematian saudara kandung, termasuk kematian ibu dan isu kesehatan lainnya BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Selanjutnya pada kuesioner wanita umur 15-24 tahun yang belum pernah kawin, ditanyakan mengenai latar belakang tambahan yaitu pengetahuan mengenai sistem reproduksi manusia, sikap tentang perkawinan dan anak, peran keluarga, sekolah, masyarakat dan media, rokok, minuman beralkohol dan obat-obatan terlarang, pacaran dan perilaku seksual. Pada kuesioner pria kawin PK, informasi yang dikumpulkan dalam kuesioner PK hampir sama dengan kuesioner WUS namun lebih pendek karena tidak mencakup riwayat kelahiran, dan kesehatan ibu dan anak. Pada kuesioner untuk pria berstatus kawin juga dikumpulkan informasi mengenai pengetahuan dan partisipasi mereka dalam perawatan kesehatan anak. Kuesioner remaja pria RP mencakup pertanyaan yang sama dengan kuesioner remaja wanita belum pernah kawin umur 15-24 tahun BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Sebelum memulai kegiatan di lapangan, kuesioner SDKI 2012 diujicobakan di Provinsi Riau dan Nusa Tenggara Timur untuk memastikan bahwa pertanyaan-pertanyaan sudah jelas dan dapat dipahami oleh responden. Uji coba penting dilakukan terkait dengan cakupan sampel yang berbeda dengan SDKI sebelumnya. Pada SDKI sebelumnya responden perempuan merupakan wanita yang pernah kawin umur 15-49 tahun berubah menjadi semua wanita umur 15-49 tahun terlepas dari status perkawinan. Selain itu, terdapat pertanyaan baru dan format pertanyaan yang disesuaikan dengan kuesioner standar DHS. Dua tim direkrut di setiap provinsi. Uji coba dilakukan pada pertengahan Juli hingga pertengahan Agustus 2011 di empat kabupaten terpilih, yang mencakup 4 blok sensus perkotaan dan empat blok sensus perdesaan. Kabupaten yang dipilih untuk uji coba adalah Pekanbaru dan Kabupaten Kampar Provinsi Riau, serta Kota Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan temuan uji coba, dilakukan penyempurnaan terhadap kuesioner rumah tangga dan individu BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Kemudian dilakukan pelatihan kepada seluruh enumerator sebelum survei dilakukan. Sebanyak 922 orang 376 pria dan 546 wanita dilatih sebagai pewawancara. Pelatihan berlangsung selama 12 hari pada bulan Mei 2012 di sembilan pusat pelatihan yaitu Batam, Bukit Tinggi, Banten, Yogyakarta, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manokwari dan Jayapura. Pelatihan mencakup pembelajaran materi di kelas, latihan wawancara dan tes. Pelatihan dibedakan menjadi tiga kelas yaitu kelas wanita WUS, kelas pria kawin PK, dan kelas remaja pria RP. Seluruh peserta dilatih menggunakan kuesioner rumah tangga dan kuesioner perseorangan sesuai jenis kelasnya. Pengumpulan data yang dilakukan pada SDKI 2012 yaitu menggunakan metode wawancara terhadap responden penelitian menggunakan kuesioner penelitian BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Pengumpulan data SDKI 2012 dilakukan oleh 119 tim petugas. Setiap tim terdiri dari delapan orang yaitu 1 orang pengawas pria, 1 orang editor wanita untuk WUS dan PK, 4 orang wanita pewawancara WUS, 1 orang pria pewawancara PK yang merangkap sebagai editor RP, dan 1 orang pria pewawancara RP. Sedangkan untuk Provinsi Papua dan Papua Barat setiap tim pengumpul terdiri dari dari lima orang, 1 orang pengawas pria yang merangkap sebagai editor PK dan RP, 1 orang wanita editor WUS, 2 orang wanita pewawancara WUS dan 1 orang pria pewawancara PK dan RP. Kegiatan pengumpulan data SDKI 2012 di lapangan berlangsung dari 7 Mei sampai 31 Juli 2012 BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013. Hasil pengumpulan data dilapangan didapatkan sebesar 99 sampel rumah tangga yang berhasil diwawancarai. Selanjutnya, sampel wanita usia subur yang memenuhi syarat yang berhasil diwawancarai yaitu sebesar 22.898 wanita 96. Adapun rumah tangga yang berhasil diwawancarai untuk Indonesia yaitu sebesar 97.4 1.077 rumah tangga dan sampel wanita usia subur yang memenuhi syarat yang berhasil diwawancarai sebesar 89 1.149 wanita BPS, BKKBN, Kemenkes ICF International, 2013.

2.6 Kerangka Teori